🌻 Chapter 4 🌻

684 90 1
                                    

"Bolehkah aku makan cokelatnya sekarang?" tanya Vernon saat ia dan Yejin sudah sampai rumah. Ya, akhirnya mereka tidak membeli permen, melainkan cokelat.

"Tidak." jawab Yejin santai. Dan benar saja, ekspresi Vernon berubah kembali menjadi kesal.

"Waeyo?" tanya Vernon manja. Yejin hanya tertawa gemas.

"Rambutmu kotor karena pasir. Sebaiknya kau mandi dan keramas." jawab Yejin sambil menyimpan kantung plastik lumayan besar ke atas meja.

"Aku tidak mau mandi."

Ya, kata-kata yang biasa dilontarkan anak kecil akhirnya keluar dari mulut Vernon. Yejin sontak menoleh dengan tatapan tajam dan bertanya.

"Mwo? Kau harus mandi. Badanmu bau dan rambutmu kotor. Apa kau tidak merasa gatal?" tanya Yejin. Vernon menunduk.

"Aniya. Pokoknya aku tidak mau mandi." Vernon malah kabur dan Yejin langsung mengejarnya. Vernon berlari mengitari rumah sampai ke lantai atas dan terjadilah aksi kejar-kejaran antara dirinya dengan Yejin.

Saat mereka sampai di dapur, Yejin tidak sengaja terpeleset. Namun semua itu tidak terjadi ketika Vernon langsung menangkap tubuh Yejin. Tangan kanan Vernon ia gunakan untuk menahan tubuh Yejin termasuk pinggang. Sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk memeluk tubuh Yejin khususnya di bagian lengan. Dan kedua tangan Yejin otomatis terlingkar di leher Vernon. Dan terjadilah tatap-menatap.

"Ya, kau berat sekali."

BRUKK!!

Vernon langsung melepas pelukannya sehingga Yejin terjatuh dengan bokong duluan yang menyium lantai.

"Awhhh ahh appo. Ya, apa kau gila?" Yejin mengusap-usap bokongnya beberapa kali dan Vernon malah menertawakannya seperti anak kecil.

"Makanya jangan coba-coba menyuruhku mandi. Lihat kan akibatnya?" Vernon menjulurkan lidah. Membuat Yejin kesal dibuatnya. Hingga terlintas ide di pikirannya.

"Vernon, kau tahu monster mandi?" tanya Yejin langsung berlagak seperti pendongeng.

"Memangnya ada? Ibuku saja tidak pernah menceritakannya." jawab Vernon lebih ke mengabaikan.

"Sebenarnya ada. Monster mandi itu tampangnya sangat menyeramkan, sukanya memakan manusia yang malas mandi. Nanti kau diculik, terus memakanmu hidup-hidup, ewwwww...." ya, Yejin menyadari ini gila. Cuma ini satu-satunya cara agar Vernon mau mandi. Bahkan jika ia tidak amnesia sekalipun Yejin lebih baik mendorongnya ke kamar mandi secara paksa dan mengunci pintunya dari luar.

Vernon langsung takut. Ia memajukan bibirnya untuk melampiaskan rasa takutnya.

"Kalau begitu mandikan aku, aku tidak bisa."

Yejin

"A-apa? Kau tidak bisa....sendiri? Ya, bagaimana bisa? Aku bahkan tidak mungkin memandikanmu."

"Mandikan aku kumohoonnn..."

Sial! Harusnya aku tidak masuk jurusan psikologi.

Terpaksa aku mandikan Vernon. Ya, aku memang bisa mengeramasi rambutnya yang blonde. Tapi 'barang' berharganya? Apa aku harus sering melihatnya?

Acara mandi pun selesai. Aku mengeringkan rambut Vernon dengan Vernon menghadap cermin yang otomatis aku bisa melihat wajahnya yang polos.

"Nahh, kalau begini rambutmu wangi kan?" Vernon mengangguk dan nyengir.

"Apa kau lapar?" tanyaku setelah acara pengeringan rambut selesai.

"Aku hanya ingin makan cokelat!" bantah Vernon lalu memalingkan wajahnya dariku.

My Idiot Boyfie | Vernon SEVENTEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang