Eps. 2 - Teman, Deal?

26 4 8
                                    

Bel istirahat pertama pun berbunyi, surga kecil bagi siswa dan siswi SMK Erenos.

Semua murid berhamburan keluar kelas, kecuali si gadis penyendiri yang tak lain dan tak bukan adalah Dara.

Ia duduk di kursinya sembari memainkan ponselnya. Tiba tiba seseorang menepuk bahu Dara, pelan.

"Asik banget ya? Temenin gue aja yuk keliling sekolah, biar gue tau tempat tempat disekolah ini."

Dara melirik pria itu, ya pria yang menyebalkan itu menurut Dara, siapa lagi kalau bukan Felix.

Dara menghempaskan tangan Felix yang masih ada di bahunya, menurutnya itu risih.

"Kenapa harus gue?" tanya Dara dingin.

"Gue cuma baru kenal lu doank." jawab Felix.

"Masaa?"

"Suer dahh."

"Si Gilang?"

Felix tampak berpikir sejenak, "Ya..yaa, ya emang kenapa sih kalo gak lu aja?" tanya Felix mulai kesal.

Gadis itu tak menjawab, ia sibuk mengutak - atik isi tasnya. Ternyata yang ia cari adalah headset, setelah berhasil menemukannya, Dara langsung memasangkan di kedua telinganya.

Felix berdecak mulai frustasi dan menarik paksa headset Dara, "Ish! Lu bisa gak sih, jadi cewek gausah songong banget, sok jual mahal, sok kecantikan!"

Demi Tuhan, Dara sekarang benar benar mau nangis, sekali lagi, perasaannya itu sensitif.

Dara menahan butiran air yang ingin mulai turun, Dara prediksi airmatanya itu akan turun dengan deras.

Dara sudah benar benar berusaha menahan aliran bening itu, namun dalam sekali kedipan mata, buliran bening itu membasahi pipi mulus Dara.

Ya, Dara nangis dalam diam.

Ketika Felix menyadari itu, matanya membelakak kaget, "Eh eh, duh maaf banget yaa. Tadi gue.., em itu lho, keceplosan, maaf..."

Felix menggenggam tangan Dara dan berjongkok di depan kursinya.

Felix menggigit bibirnya, tidak tahu dengan cara apa ia harus meminta maaf. Maka, yang Felix lakukan adalah mengguncang guncang tangan Dara sambil terus mengucapkan maaf.

Lama kelamaan, terdengar isakan tangis Dara yang semakin keras.

Felix sangat berpikir keras bagaimana cara menenangkan Dara. Benar benar berpikir. Namun, Felix tak kunjung mendapat sebuah ide, ia hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil terus mengucapkan maaf.

Ah, akhirnya Felix mendapat sebuah ide! Tapi, idenya memang sedikit gila.

Felix mengumpulkan keberaniannya, kemudian menarik kepala Dara untuk bersandar di dada bidangnya.

Tak ada penolakan dari gadis itu, ia justru memeluk Felix, erat. Makin erat.

Felix nampak terkejut, padahal ia hanya memberi tumpangan untuk bersandar, namun yang dilakukan gadis di depannya ini sungguh lebih gila.

Dara menangis lebih keras, namun meredamnya di dada bidang Felix.

Sebenarnya Felix merasa tak nyaman dengan posisi ini. Jujur, dirinya sudah tegang dari tadi.

Felix menelan ludahnya, karna pelukan ini masih terjalin. Felix tak membalas pelukan Dara, ia hanya membelai lembut rambut Dara.

"Dar..Udah donk..." Felix mencoba melepas pelukan ini untuk dapat melihat sedikit wajah Dara, namun gadis itu masih bertahan di posisinya.

‹ Dimple ›Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang