"Yang penting dalam sebuah pernikahan bukanlah seberapa cocok kalian,
tapi seberapa baik kalian bisa menyatukan segala ketidakcocokan."
Aku tidak pernah menyangka kalau semuanya akan jadi seperti ini.
Semua yang telah kususun dengan susah payah sampai saat ini jadi berantakan, semuanya karena kesalahanku sendiri. Seharusnya aku tidak sebodoh itu. Aku selalu menganggap bahwa diriku bisa berpikir jernih dan menggunakan logikaku, tapi apa boleh buat. Mungkin memang takdir sedang tidak berpihak padaku. Semua yang selama ini kuimpikan—yang seharusnya sedikit lagi bisa terwujud—hancur karena sebuah kesalahan konyol yang kulakukan. Meski pun aku enggan mengakuinya, tapi memang kali ini aku sangatlah bodoh.Aku adalah seseorang yang selalu mengutamakan kesempurnaan. Sejak dulu tidak boleh ada yang salah dengan hidupku, semuanya telah kurencanakan dengan cermat. Aku belajar lebih giat dibandingkan dengan yang lainnya agar dapat diterima di universitas ternama, aku berusaha menjaga penampilanku agar terlihat menarik dan mendapatkan kekasih dari kalangan atas, aku berusaha lebih keras dari siapapun agar bisa bahagia. Aku memiliki target dan aku berusaha sangat keras untuk memenuhinya.
Sejak kecil aku selalu dipuji sebagai anak yang cantik dan pintar. Semasa sekolah aku populer di mata teman-teman laki-lakiku dan juga di mata guru. Kimberly Evans, gadis berambut coklat indah yang tidak hanya ketua tim pemandu sorak, tapi juga yang pemenang lomba karya tulis ilmiah yang diadakan universitas terbaik di negara ini. Setiap orang akan menatapku dengan tatapan iri atau memujaku. Begitu lulus sekolah aku melanjutkan ke sebuah universitas terkenal dan berkencan dengan pemuda berwajah tampan dari keluarga kaya yang juga merupakan seniorku di kampus. Hidupku seperti seorang putri di negeri dongeng. Seharusnya, seperti dongeng-dongeng lainnya, hidupku pun diakhiri dengan kalimat 'kemudian keduanya menikah dan hidup bahagia selamanya'. Seharusnya semua berjalan sesuai rencana...
Sebuah kesalahan yang kulakukan merubah semuanya menjadi mimpi buruk. Saat ini aku terpaksa harus berhenti sementara dari kuliahku, padahal seharusnya aku bisa lulus tahun depan. Aku juga terpaksa harus putus dengan pacarku yang sudah menjalin hubungan denganku selama dua tahun lebih. Tidak hanya itu, lebih parahnya lagi, aku harus menikah dengan orang yang tidak kucintai.
Kedua orangtuaku terkejut saat aku dan Ed memutuskan untuk menikah tapi mereka tidak keberatan. Kalau boleh jujur, mungkin dibanding orang tuaku, akulah yang lebih terkejut dengan keputusan ini. Aku tidak mencintai Ed. Tidak sama sekali.
Aku dan Ed melakukannya hanya sekali.
Kami melakukannya sekali saja, tanpa cinta. Saat itu kami berdua berada di bawah pengaruh alkohol dan pagi harinya kami tidak bisa mengingat apa yang telah terjadi semalam. Yang terjadi malam itu adalah sebuah kesalahan besar yang sama sekali tidak pernah kurencanakan sebelumnya. Satu kesalahan yang menghancurkan hidup dan mimpiku berkeping-keping.
Malam itu kami melakukan dua kesalahan. Tidak hanya berhubungan seks, kami juga melakukannya dengan tidak aman, dan untuk menutupi kesalahan itu ironisnya kami menutupinya dengan kesalahan lainnya. Kami menikah.Apa yang lebih menyedihkan dibanding mengikat janji sehidup semati dengan orang yang sama sekali tidak kalian cintai? Mungkin mengandung dan melahirkan anak yang tidak diharapkan bisa dibilang sebanding dengan kasus pertama. Sayangnya aku mengalami keduanya.
Aku tidak membenci Ed, tapi aku tidak mencintainya—tidak secara seksual. Kami berdua hanyalah teman sepermainan sejak kecil. Kami sudah lama saling mengenal dan tidak saling mencintai, itu saja! Aku selalu bermimpi untuk bisa menjalani sebuah kehidupan kelas atas seperti seorang putri dan Ed tahu itu. Dengan menikahinya, semua mimpi itu hancur begitu saja.
YOU ARE READING
Bittersweet Marriage
RomanceSebuah kesalahan yg hanya bisa ditutupi dgn kesalahan lainnya, seperti sebuah kebohongan yg kemudian ditutupi dgn kebohongan lain. Kim dan Ed menikah dan dalam waktu dekat mereka akan memiliki bayi. Semua berawal dari sebuah kesalahan besar.