Satu

17 7 2
                                    

Hari ulang tahun Chaca berlalu,  kini saatnya ia masuk jenjang pendidikan baru. Apalagi kalau bukan SD.

Demi plankton yang belum bisa merebut resep rahasia krebby paty, hari itu Chaca sangat bersemangat. Ia sudah berkhayal akan mendapatkan teman baru disana.

Tiba saatnya untuk berangkat...

"Kak Chika, waktu kakak pertama kali masuk SD, kakak seneng kayak gini juga ngga?" Tanya Chaca dengan polosnya.

"Mana kakak tau kan kakak sudah lama SD anak aneh!"

"Otak tu pake, jangan didiemin aja, jadi sarang laba laba tau rasa"
Umpat Chika setengah berbisik.

Chaca hanya menangis dalam hati, ia tidak ingin mamanya tau akan kejadian itu.

3 tahun kemudian,,,

"Kak, cara ngerjain soal ini gimana si kak?"

"Kesempatan dalam kesempitan ni" gumam Chika.

"O, ini caranya kayak gini"
"Mana kakak kerjain aja PR nya kamu tidur aja gih!"
Suruh Chika sedikit memaksa.

"Tapi..."

"Ngga ada tapi tapian!"
Paksa Chika.

Dengan terpaksa bocah polos itu pun mengikuti permintaan kakaknya.

Esok hari,,,

"Pagi anak anak"
sapa pak Handoko.

"Pagi pak..."

"Oke, keluarkan PR kalian. Bapak akan keliling untuk menilai pekerjaan kalian."

Brakkk

"Apa apaan ini, kenapa kamu tidak mengerjakan PR?!"

"Maaf pak lupa" jawab salah satu teman Chaca.

"Yang tidak mengerjakan PR, berdiri di depan. SEKARANG JUGA!!"

"Sialan."

Tiba saat nya pak Handoko tiba di meja Chaca. Guru yang termasuk Killer tingkat dewa itu lumayan baik ke Chaca. Hanya karena. Chaca murid unggulan. Itupun hanya lumayan.

"Coba bapak lihat pekerjaan kamu"

"Ini pak" sambil menyodorkan buku tugasnya.

"Demi Tuhannnn, apa yang kau kerjakan ini Cha??!!"

"Bagaimana kau hanya mencoret coret lembaran buku kau sementara bapak suruh kau mengerjakan!"

"Tapi pak..."

Belum sempat Chaca. Membalas pertanyaan pak Handoko, beliau sudah mencerca nya lagi.

"Sana berdiri di depan TIANG BENDERA SAMPAI PULANG SEKOLAH. TITIK"

"Tapi, pak saya sudah mengerjakannya"

"Segera laksanakan apa yang saya suruh atau saya panggil orang tua kamu!"

"B..b..baik pak." Jawab Chaca gugup.

Pulang sekolah,,,

"Demi upin ipin yang nggak gede gede Cha, kok bisa ya kamu ngga ngerjain PR? "

"Padahal kamu salah satu murid andalan lho"

"Aku juga ngga tau Nda."

"Sungguh kakak sikap mu itu bagai aspal berlapis beton 1 ton."

"Apa hubungan nya nda?"

"Ngga ada..." cengir Amanda tanpa berdosa

"Demi bapaknya biskuit Khong Guan yang belum ketemu, ingin rasanya ku berkata kasar Ya Allah."

"Masa??"  Ungkap Amanda tak berdosa.

"Udah pernah dilelepin ke sumur belom nda?"

"Belom, bagus juga tu untuk referensi ku."

Plaakk

"Sungguh kau sudah tak waras nda!"

"Memang otakku sudah geser dari kandungan" cibir Chika.

"Dasar gesreek, recehh!"

Chaca mulai curiga terhadap kakaknya yang memaksanya semalam untuk tidur duluan.
Ia menyimpan rahasia itu baik baik.

Keesokan harinya,,,

"Kak kemaren aku dihukum tau gara gara kakak!" Omong Chaca yang agak ngambek sambil memajukan mulutnya beberapa centi.

"Apa hubungannya dengan aku anak brengsek?"

"Kan kemarin kakak sendiri yang ingin mengerjakan PR ku."

"Hah, aku mau sendiri? Cuih, ogah amat bantuin anak brengsek kayak gini!"

"Dah sana pergi gak usah fitnah orang deh"

4 tahun kemudian,,,

"Aku akan menyingkirkan anak brengsek ini sebelum diriku frustasi akan tingkah kekanak kanakannya" ucap Chika dalam hati.

Ia terus berfikir  untuk menyusun rencana agar Chaca diusir dari rumah.

Kira kira, apa ya rencana Chika selanjutnya??

Tunggu update selanjutnya...
And, jangan lupa bantu vote ya ^_^
Makasih,, salam dari author

Kayla

SALJU [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang