Empat

8 4 0
                                    

Waktu istirahat,,,

Triiingg....

Bel istirahat berbunyi. Anak anak berbondong bondong ke luar kelas untuk pergi ke kantin. Sebagian besar ada yang ke taman.

Namun, hal itu tidak dilakukan oleh Chaca dan teman sebangkunya itu. Chaca tidak langsung keluar karena ingin menunggu respon dari Natasha.

"Emm... kamu tidak ke kantin?" Tanya Chaca ragu ragu.

"Tidak. Kamu duluan saja sana. Aku ada urusan penting."
Jawab Natasha dengan muka datar.

"Yasudah kalau gitu, aku duluan ya."

"Hmm" jawab Natasha tanpa menengok ke arah Chaca sedikitpun.

Hari hari berjalan seperti biasa. Tidak ada yang spesial. Setiap ditanya Kai bagaimana sekolahnya ia hanya menjawab seperti biasanya.

Pulang sekolah kali ini ia berencana untuk menengok rumah lamanya. Sekaligus melihat kondisi ibunya. Tentu saja dengan diam diam.

Trriiingg,,

Dering bel pulang sekolah dengan nyaring.
Anak anak berhamburan ke luar termasuk Chaca.
Tanpa pikir panjang ia langsung menuju ke pangkalan angkot. Namun, kali ini ia menaiki angkot yang berbeda. Berbeda dari biasanya. Kini ia menaiki angkot tujuan rumah lamanya.
Meskipun di dalam angkot itu tidak ada anak kecil seumurannya, ia tidak peduli. Ia penasaran dengan kondisi keluarganya disana.

"Kiri bang.." perintah Chaca sambil menepuk pundak abang sopir angkot yang sedari tadi melamun.

"Hah, apa neng?" Kata abang angkot tersebut tanpa rasa bersalah.

"Kiri banggg!" Teriak Chaca.  Meskupun dalam hati ia ingin melanjutkan kata *bang* menjadi 'bangggs*t' sangking kesalnya.

"Ooh.. iya neng maaf tadi abang ngelamun"

Chaca segera memberi uang 2000 ke abang dongo tersebut. Akhirnya ia tiba di depan rumah lama nya itu. Ia memandangi sekitar beberapa detik.
Sepii,, dan tak terawat.
Ya, dulu di rumahnya terdapat banyak tanaman indah yang terawat. Namun, sekarang kenapa malah bengini?

Dengan langkah mengendap dan hati hati ia mengintip jendela yang agak terbuka.
Suasana mencekam tidak ada orang disana.
Namun, ia mendengar sedikit suara isakan dan tawa di kamar mamanya dulu.

Dengan hati hati Chaca segera beralih dari jendela ruang tamu ke jendela kamar.

IA MELIHAT HAL YANG TIDAK DIINGINKAN.
BERCAK DARAH DIMANA MANA!!

Chaca terus mencari sumber dari cairan merah mengerikan itu.
Kepalanya pusing, seluruh tubuhnya lemas dan kaku seperti patung. Ia tidak tahu kenapa, tubuhnya tidak dapat digerakkan sama sekali. Ingin rasanya ia berlari sekencang kencangnya, sambil berteriak sekeras kerasnya. SETELAH MELIHAT ITU!!!

Kejadian yang selama ini dia takutkan. Ia melihat mama kandungnya tewas mengenaskan di atas kasur dengan pisau masih tertancap di perutnya.

Namun, tidak lama pisau itu ditarik oleh tangan seseorang. Orang yang membunuh mama kandungnya itu adalah CHIKA.

"HAHAHA, akhirnya rencana ku selama ini berhasil!"

"Rencana pembalasan dendam ku telah LUNAS"

"Nyawa dibayar dengan nyawa!"
Teriak Chika yang ternyata seorang psycho.

Tak lama kemudian ia menancapkan pisau tadi ke tubuh nya sendiri sambil tertawa PUAS.


Segini dulu yah up nya.
Jangan lupa vote cerita ini ^_^

Byee..

Salam dari author,

Kayla



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SALJU [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang