Capek

610 40 12
                                    

"Hah.."

Gempa duduk lalu merebahkan kepalanya diatas meja, membuat Fang selaku teman duduknya bingung.

"Tumben kamu nggak semangat. Ada apa?" tanya pemuda berkacamata itu.

"Fang.."

"Hm?"

"Aku lelah.."

Tunggu tunggu,

Fang berpikir sejenak.
Semenjak ia mengenal Gempa dari kelas 10, ia tak pernah mengetahui kalau seorang Gempa bisa lelah.

"Lelah kenapa? Gara gara mereka?"

Gempa mengangguk pelan. "Yah entah kenapa padahal mereka saudaraku."

Hening sejenak. Akhirnya Fang punya ide.

"Gem,"

"Hm?"

"Besok aku nginep di rumahmu ngga apa apa kan? Sekalian bantu bantu gitu. Boleh nggak?"

Gempa menatap Fang sejenak. "Em boleh.."

"Dah dah, cikgu papa dah di lorong tuh."

.
.

Skip time

Tok tok tok

"Blaze buka pintu."

"Elu aja yang buka Fan, mager nih."

"Biar Thorn aja yang bukaa!"

Blaze yang sedang bermain game menghela nafas. 'untung aja ada Thorn..' batinnya pelan.

"Yaa?"

Thorn membuka pintu, sosok lelaki berkacamata dan berambut ungu berdiri di hadapannya.

"FAANG!" Teriak Thorn dan refleks menerjangnya.

"Hai Thorn, mana Gempa?"

"Kak Gempa lagi pergi sama kak Hali, bentar lagi balik kok."

"Kalau gitu, boleh aku masuk?"

Thorn mengangguk dan mempersilahkan Fang masuk.

"Eey Fang wassap!"

"Eey Blaze, apa kabar?"

"Tentu baik, main pabji kuy!"

"Haha sorry, hapeku ketinggalan dirumah."

"Halah alesan. Elu ngapain bawa tas? Mau nginep?" tanya Blaze sambil menunjuk tas Fang. Fang mengangguk.

"Tapi, kamar untukmu nggak ada--"

Taufan menepuk bahu Thorn. "--Nanti dia tidur di kamarku."

"Hee benaran kak?"

"Ooh tentu. Kasurku kan lebih besar daripada kasur kalian, hahahahahahah."

Blaze dan Fang sweatdrop. Thorn menatap Taufan dengan tatapan -wah-abangku-keren-! -

"Ah sudahla, aku mandi dulu." ucap Taufan dan segera menuju ke kamar mandi terdekat.

Dan datanglah para makhluk yang selesai berbelanja.

.
.

"NGAPAIN KAMU SURUH DIA NGINEP DISINI?"

Aah Gempa lupa kalau kakak sulungnya rada pe em es, apalagi kalau sama Fang.

"Sehari aja kok kak, lagian udah mau maghrib. Yakali kita usir Fang.."

"Kalau perlu usir dia sekarang."

Ingin sekali Fang mengeluarkan kata kata mutiara saat ini juga.

"Nginep sehari doang kok, lagian Taufan bilang aku bisa tidur di kamarnya yang ranjangnya cukup besar."

"..."

Sunyi

Seketika sunyi

Solar, Blaze, dan Thorn yang kebetulan lagi di pinggiran semakin menjauh dari tekape.

'FANG GOBLOOK!' batin mereka berdua bersamaan kecuali Thorn yang rada polos.

Gempa sudah lelah berkeringat dingin dan meneguk ludah.

Fang masih diam di depan Hali. Boro boro pergi, bergerak aja serem. 'Eh kayanya aku salah ngomong..' batinnya.

"Lah kalian udah pulang?"

Epriwan shock

Taufan yang bertelanjang dada dengan rambut basah dan handuk yang menutupi bagian bawahnya, berdiri di samping kanan tkp. (skip aja bagian yang ini agar tidak menimbulkan pikiran yang iya iya;v)

"Kok sunyi sih? Yaudah aku duluan ke kamar, ganti baju bentar."

Pintu sudah ditutup dan keheningan kembali terjadi. Gempa kembali mengangkat suara.

"Kakak, yang ngajak kan Gempa. Nanti kami bisa tidur di ruang tamu kok. Lalu.. "

Hali menghela nafas. "Terserah deh. Tapi jangan ganggu aku." ucapnya lalu pergi. Untungnya semua kembali normal

Inilah alasan mengapa Fang sedikit membenci Hali.

.
.

"Hm sejak kapan dia datang?"

Ice melirik Fang yang tidur diruang tamu bersama Gempa. Ia kedip kedip sebentar melihat mereka lalu mengambil hapenya.

"Dipoto dulu, biar nanti rame." ucapnya datar.

Ia pun pergi ke kamar lalu kembali tidur.

.
.

"Maaf ya kalau aku ngerepotin.."

"Hahaha santai saja, terimakasih sudah membantuku."

Fang tersenyum tipis. "Kalau kau senyum seperti itu lebih manis loh."

"Eh memang kemarin mukaku kaya gimana?"

"Emm jelek, gini lebih baik. Yauda aku pergi dulu. Daah."

Fang pergi meninggalkan Gempa yang mukanya sedikit memerah.

"Cie Gem,"

Sesosok remaja bertopi biru miring tertawa di belakang Gempa.

"Ka-kak Taufan ngapain?"

"Gaada kok, cuma nge-cie-in doang. Btw untung Fang gajadi tidur di kamarku tadi malem, aku lupa kalau tidurku masi ileran. Kan nanti malu.."

Gempa tertawa. "Berarti sprei di kamar kakak kotor dong. Kenapa ga diganti?"

"Kamu aja deh Gem, ma--"

"G."

Taufan shock. "Kok kamu tiba tiba ketus sih?"

"Pokoknya aku sudah kerja bareng Fang hari ini, jadi giliran kakak yang kerja."

"Tapitapi.."

"Gaada tapi tapi, kalau tidak.."

Gempa berbisik. Taufan terkejut.

"IYA IYA INI MAU GANTI, JANGAN GITU DONG GEMPA HUHU"

Ahaha berkat saran Fang, Gempa suda tidak capek lagi karena adanya satu babu tambahan.














Eey segini dulu chap awalnya, sambungan prolog hwhwhw

Jangan lupa bintang dibawah di klik yak, tida susah ko;v

BoBoiBoy Siblings in ActionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang