Begadang

561 40 4
                                    

"Blaze.."

Blaze yang sedang bermain ps4 terdiam. Ada yang manggil ya?

Tapi ini kan jam 2 malam..

"Blaze.."

Ah bodo amat. Blaze mau nyelesein misi di game daripada halu terus.

Ckrep

Televisi tiba tiba mati

Mampus

Blaze mendadak pingin pipis

Tiba tiba, Blaze merasakan hawa dingin di belakang badannya

Tangan halus menyentuh pundaknya

Blaze keringat dingin

Ia mencoba mengintip sedikit

Sosok lelaki dengan poni panjang, dan mata melotot dan juga kantung mata tebal yang benar benar membuat jantungnya hampir copot saat ini juga.

"GYAAAAA SETAN--"

sosok itu menutup mulut Blaze lalu mengamankan tangannya. Tanpa ba bi bu, Blaze menendang samping perut sosok itu.

Sosok itu terpental menimbulkan suara yang cukup keras.

jangan meremehkan Blaze soal bela diri.

malam itu entah kenapa semua saudaranya mendadak kebo. Gaada satupun yang bangun saat mendengar suara tadi.

"Taik, ini aku.."

"Huh?"

Sosok itu mengangkat poninya yang lebih panjang daripada saudaranya yang lain."

"Ice? Tumben kamu bangun jam seginian."

"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu. Aduh.."

Ice memeriksa bagian yang tertendang Blaze tadi. Langsung memar gilak.

"..maaf.."

Ice menghela nafasnya. "Sudahlah. Kau lebih baik kembali tidur. Ini waktuku."

"Hah waktu apaan?"

"Hem.. Kalau malam aku sedikit susah tidur. Jadi.. Ini.. Waktuku.."

"Halah. Aku juga keasyikan tidur tadi sore, makanya aku memutuskan begadang saja. Aku juga jarang melihatmu bangun.."

"Heh.." Ice pergi ke dapur. Beberapa menit kemudian, ia kembali dengan membawa dua coklat panas.

"Nih. Malam ini dingin lho." ucap Ice sembari menyodorkan coklat itu.

"Heh tubuhku selalu hangat! Btw makasi."

Blaze melanjutkan permainannya ditemani Ice disebelahnya. Ntah kenapa Blaze sedikit canggung padahal setiap hari ia selalu bersama Ice.

Yah bedanya tiap hari Ice tertidur.

"Mau nyoba?" tanya Blaze sambil menyodorkan stik ps nya.

"Aku gabisa.."

"Coba aja. Sini kuajari."

Blaze duduk dibelakang Ice, lalu ia memegang tangan Ice yang kaku memegang stik ps.

"Hum.. Jangan salahkan aku kalau skormu turun."

Blaze terkekeh. "Jangan remehkan aku lah."

Beberapa jam kemudian, mereka melepas stik itu lalu berbaring diatas sofa (sofanya besar ya gais, jadinya muat gitu:v)

"Aku tau kau pasti gakuat begadang.." tawa Ice sambil menatap Blaze yang terus terusan menguap.

"Cih bentar lagi pagi kok!"

"Ini baru jam dua.."

Blaze mengehela nafasnya. "Aku bosan didalam." ucapnya.

"Ya.. Kau mau keluar?"

Blaze mengangguk. Jangan salahkan dia yang emang kelewat aktif dari kecil.

Ice mengajak Blaze naik ke loteng. "Kalau lewat pintu bahaya. Mending lewat jendela kecil di loteng saja."

Blaze hanya meng-iya-kan saudaranya.

.
.
.

"Bukit dekat kedai?"

Ice terus menarik lengan jaket Blaze dan yang ditarik hanya mengekor dari belakang.

"Duduk."

Mereka duduk bersamaan, lalu Ice menunjuk langit.

"Whoaa--"

Blaze terpukau. Diatasnya ada banyaak bintang membentuk seperti sungai. Dan juga beberapa guguran daun dengan hembusan angin yang lumayan kencang.

"Hatchi!"

Blaze menatap Ice yang bersin. Ia melepas jaketnya lalu memakaikannya ke badan Ice.

"Aneh lho. Padahal dulu kau gemuk dan kebal udara dingin, kenapa sekarang kebalikannya?"

"He-hei! Yang itu jangan diungkit ungkit lagi dong!" Ice memalingkan wajahnya yang memerah.

"Ahahah. Ngomong ngomong kalau kau tau ini tempat yang bagus, berarti kau sering kesini dong?"

"...begitulah. Aku juga sering bosan sepertimu kalau bangun tengah malam. Jadi aku memutuskan jalan jalan."

"Hoo begitu.." Blaze mengenggam tangan Ice lalu merebahkan dirinya ke rerumputan. Ice yang dipegang refleks ikut jatuh.

"O-oi! Kamu ngapain.."

"Aku ngantuk.."

"Katanya mau begadang.."

"Gajadi. Lagian besok sekolah. Aku gabisa kelahi sama senior nanti."

"Bukannya kak Hali sama kak Gempa udah bilang biar kamu ga kelahi lagi? Nanti kamu.."

"Khawatir ya? Bukannya kamu gapernah peduli?"

"Huh!? Ngga-- ngga kok! Kan aku--"

"Zzz"

Ice melirik Blaze yang sudah tertidur. Cepat sekali.

Ice tersenyum kecil.

"Selamat tidur, kak."














Omake

Ice membuka jendela loteng sambil membawa Blaze yang berat.

Tak ia sangka ada sosok yang menunggunya disana.

"Uh.."

"Darimana saja Ice?"

"Ngg.. Tadi.. Blaze.."

"Pantas saja kamu selalu ketiduran di kelas."

"Aku insomnia mendadak di kelas kak.."

"Alesan kamu ya. Tidur sana, sejam lagi subuh ni besok sekolah. Anak ini juga jangan lupa diseret."

Ice mengangguk. "Duluan kak Gempa."

Gempa menghela nafas. "Dasar.."











Ayee jangan lupa di vote gais;v

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BoBoiBoy Siblings in ActionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang