Disini kamu akan di ajarkan untuk disiplin.
Disiplin waktu dan disiplin bahasa.
___________________________
Seorang gadis dengan seragam pramuka yang masih melekat di tubuhnya berdiri di halte. Sesekali melihat jam di pergelangan tangannya dan mengedarkan pandangan. Wajahnya terlihat gusar."Duh, mana sih abi, bentar lagi ashar kok belum ke sini."
Syaf, gadis itu mengedarkan pandangan lagi. Berusaha meneliti setiap pengguna jalan yang berlalu lalang. Tanpa ia perhatikan seseorang menghentikan motornya di depannya.
"Syaf, belum pulang?"
Syaf mengernyitkan dahinya. Ia belum tau siapa pemilik suara berat itu, wajahnya tertutup kaca helm yang gelap. Seakan mengerti, Pemuda dengan seragam pramukanya menaikkan kaca helmnya. Senyuman tersungging di wajah keduanya.
"Huda to, aku kira siapa. Iya nih abi belum jemput."
"Sama aku yuk."
"Berdua?"Tanyanya sembari mengankat kedua jari nya.
"Apa mau aku cariin taksi."
"Ah lama, mendingan sama kamu."Dengan cepat Syaf naik ke motor Huda dengan duduk menyamping. Akan susah jika duduk menghadap Huda karna ia mengenakan rok panjang.
Huda tersenyum manis, seakan puas Syaf mau pergi dengannya._______________
Syaf turun dari mobil beberapa saat sebelum waktu sholat maghrib di mulai. Harun telah menunggu di belakang gerbang utama. Di samping kantor yayasan AU.
"Mas Harun!"
Syaf berlari kecil menemui kakaknya yang tengah menyalami tangan orang tuanya.
"Cepetan sini" pekik Harun.
Harun terlihat antusias. Sudah 3 bulan ia tak bertemu Syaf dan orang tuanya. Adzan maghrib terdengar samar-samar. Syaf mencium punggung tangan kakak nya.
"Udah maghrib nih Syaf, kamu ajak umi ke bagian akhwat yaah."
"Siiip mas, Syaf sama umi duluan yah."Harun berjalan duluan. Bersama abi ke arah selatan. Ya, bagian akhwat dan ikhwan di batasi dengan maajid besar AU akhwat di bagian kiri masjid dan ikhwan berada di kanan masjid.
________________
A
wan gelap berjelayut manja di langit timur AU . Semburat merah keorenan memenuhi langit bagian barat. Tempat sang surya akan bersembunyi sampai esok pagi datang.
Bershof-shof santri putri mengenakan Tholhah putih sesuai seragam angkatan. Walau beberapa menggenakan khimar biasa, karna memang tidak ditentukan mengenakan tholhah atau tidak. Mereka sedang bersesraan dengan mushaf mereka masing-masing. Syaf duduk di sisi umi di shof paling belakang ujung kiri.
"Mi gini ya, suasana pesantren."
"Lihat saja."Syaf memperhatikan seorang santri dengan gamis hitam dan khimar yang senada. Selembar kain menutup wajahnya, hingga hanya menyisakan mata indahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Senja
SpiritualSemua akan diulas. Kehidupan pesantren yang menurut kebanyakan orang menyeramkan. Menyibak tabir dan menjelaskan bahwa pesantren tidak mengekang. Membuktikan bahwa menyantri itu indah. Ketika orang lain mengisahkan indahnya kisah cinta di pesantren...