Playboy - Bae jinyoung [Wanna One]✔

•28•

Nara sedang menenangkan dirinya ditaman. Ia tidak tau mengapa hari ini begitu rumit banyak masalah yang ia hadapi.

"Nih minum" seorang laki-laki memberikan aqua botol yg ia punya.

"Punya siapa?"-nara

"Punya gua lah"

"Gua tau ini bekas lu kan, gak ah lu abis olahraga bau"-nara

"Udah minum aja, mana ada cewek yang nolak minuman dari taehyung si handsome"-taeh

Iya, laki-laki itu adalah taehyung.

"Bawel"-nara

Akhirnya nara meminum sedikit air yg diberikan oleh taehyung.

"Jangan sedih lagi nar"-taeh

"Hah?"

"Udah lu jangan nangis lagi, masa cuma gara-gara cowok lu jadi down"-taeh

"Siapa juga yang nangis" nara membuang mukanya tidak ingin dilihat taehyung.

"Yakin? Yg tadi nangis dikantin tuh siapa?"-taeh

"Gatau siapa kali"-nara

Taehyung hanya bisa tersenyum simpul karena sahabatnya ini menggemaskan sekaligus menyebalkan.

"Lu yakin pilihan lu gak salah?"-taeh

Nara yg sedang menunduk mengingat kejadian tadi tersadar "pilihan apa?"

"Lu mutusin baejin gak salah?"-taeh

"Gak sama sekali"-nara

"Gak nyesek?"-taeh

"Ngapain juga, lagian dia udah punya calon istri" nara kembali menundukkan kepalanya entah kenapa setelah berkata seperti itu dadanya sesak seperti ada yg menusuk.

walaupun nara baru saja mengakhiri hubunganya dengan baejinyoung entah kenapa setiap kali membahas tentang calon istri atau segala hal yang menyangkut baejinyoung membuatnya gelisah.

"Yaudah intinya sahabat gua gak boleh sedih, apalagi about laki-laki"-taeh

"Hm, makasih tet. Emang lu dari dulu bisa aja nenangin hati gua kalo lagi gak baik"-nara

"Iya sama-sama" taehyung tersenyum melihat nara yg akhirnya menampakkan senyum ceria seperti biasanya, walau ia tau itu hanya senyum terpaksa tapi membuat taehyung sedikit lega.

----

Baejinyoung tidak tau harus berbuat apa, sekarang ia berada dia atas rooftop perpustakaan.

Ia menyendiri, tidak ada yg menemani.

"Kenapa?"

"Kenapa semua ini terjadi?"

"Kenapa orangtua gua ngejodohin gua sama orang yang gak gua suka? KENAPAAA!!!" teriak baejinyoung menggelegar.

Ia menangis karena ia merasa sangat bersalah memarahi nara yg jelas-jelas tidak bersalah.

Ia hanya terbawa emosi, masalah rumahnya masih terngiang-ngiang diotaknya.

"Gua harus nolak perjodohan itu"

"Gua gak mau sama cewek manapun kecuali nara"

"Gua tau, mungkin nara benci sama gua. Dia pantes benci karena emang gua salah, gua yang lantang ngebentak dia didepan umum"