-,' Masalah baru

12 1 0
                                    

Saat sampai di parkiran sekolah, ternyata sudah banyak para guru yang datang. Terlihat dari kendaraan mereka yang tersusun rapi.

Aku memarkirkan mobilku, lalu turun menuju ke kantor majelis guru.

Di perjalanan menuju kantor majelis guru, banyak siswa yang menyapaku. Aku termasuk the most wanted teacher di sekolah ini. Bagaimana tidak? Saat aku berjalan saja banyak siswa perempuan yang histeris dan mengajakku berbicara. Bukannya aku sombong, tetapi itu fakta. Secara aku ini tampan dan masih muda, menurut mereka.

Tak lama, aku sampai di kantor majelis guru. Sudah banyak guru yang hadir. Mereka ada yang sibuk sarapan, dan ada juga yang bergosip ria pagi-pagi begini. Sudah jelas yang bergosip itu adalah guru-guru wanita.

Saat memasuki ruangan tadi, juga banyak guru yang menyapaku. Sepertinya aku memang benar-benar terkenal di sekolah ini.

Kemudian aku duduk di kursi meja kerjaku. Di atas meja banyak tumpukan buku dan kertas milik para siswa. Dan juga peralatan mengajarku.

Yang ku kerjakan saat ini hanya membaca materi yang akan di ajarkan pada siswa nanti.

***

Bel masuk setelah istirahat pun berbunyi.

Aku bersiap-siap menuju ke kelas IX.5, dengan membawa beberapa buku saja.

Setelah berpamitan pada guru-guru yang tersisa di ruangan, aku melangkahkan kaki menuju kelas yang akan mendapat bimbingan ku saat ini.

Dari jarak beberapa meter mendekati kelas, sudah terdengar keributan yang sangat menggangu.  Kelas IX.5 itu terkenal sebagai kelas pembuat keributan. Ketika jadwalku mengajar di kelas mereka, mereka selalu mengajakku bercanda agar pelajaran menjadi tertunda.

Tetapi sebenarnya di kelas itu banyak yang menyukai pelajaran sejarah. Saat sesi tanya jawab yang ku adakan, mereka bisa menjawab pertanyaan. Hanya beberapa siswa yang benci pada mata pelajaranku.

Salah satunya ada seorang siswa yang tak pernah terlihat semangat di saat pelajaran sejarah berlangsung.

Nilainya di mata pelajaran sejarah selalu buruk. Aku khawatir pada nilainya itu. Mata pelajaran sejarah akan masuk pada ujian sekolah nanti. Jika nilainya tetap buruk, aku takut itu akan mempengaruhi kelulusannya.

Setidaknya ini masih di awal tahun pembelajaran baru. Aku masih bisa membimbingnya agar nilai sejarahnya tidak buruk lagi.

Aku sudah sampai di ambang pintu kelas. Aku mengucapkan salam, lalu masuk ke dalam kelas. Semua siswa serentak menjawab salam dengan semangat. Tapi setelah itu kembali terjadi keributan.

" Pagi anak-anak. Sudah, berhenti ributnya. Sekarang kita lanjut belajar " ujarku tegas pada mereka. Mereka seketika diam. Tidak susah sebenarnya menenangkan mereka.

" Iya pak " jawab mereka serentak. Mereka semua mengeluarkan peralatan belajarnya.

Sebelum memulai pelajaran, aku mengabsen para siswa terlebih dahulu. Dan ternyata semua siswa di kelas ini hadir semua.

" Baik. Pagi ini kita kembali membahas lanjutan pelajaran minggu kemarin " aku pun memulai proses belajar mengajar.

Ketika belajar, terkadang para siswa menjadikan sesuatu hal menjadi candaan. Mereka semua tertawa. Mereka benar-benar ribut. Aku kembali menenangkan mereka.

Setelah menerangkan beberapa materi, aku memberi mereka tugas. Dan aku, memeriksa kembali materi pelajaran.

Banyak yang sudah menyelesaikan tugas mereka dan di kumpulkan di meja guru di depan kelas, tempat aku duduk.

And YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang