sedikit demi sedikit.# 1

815 60 0
                                    

.
.
.

Terlihat keadaan sunyi, tapi bukan sunyi yang menenangkan, melainkan suasana sunyi yang mencengkam, menegangkan,

Terlihat seorang laki laki dewasa memimpin pertemuan di sebuah ruangan tepatnya di kediaman klan paling tersohor dikonoha, klan hyuga.

"Khemm... "Terdengar suara intrupsi si pemimpin yang tak lain adalah Hyuga Hiashi

"Seperti yang kita ketahui,tujuan pertemuan ini adalah menentukan, siapa yang akan menjadi pemimpin klan ini selanjutnya, menggantikan ku"
Lanjut sang ketua klan.

Kalimat demi kalimat yang diucapkan sang pemimpin klan tersebut, mengantarkan perasaan tak menyenangkan kepada salah satu gadis yang duduk di barisan paling depan, di paling ujung, gadis itu meremas kuat kimono yang digunakannya, seakan akan mempersiapkan diri dengan kalimat yang akan diucapkan oleh sang ketua klan.

"Baiklah, tanpa menghabiskan banyak waktu, bahwa yang akan menjadi penerusku adalah HYUGA HANABI"

*jlebb
'Tak apa hinata, kau pasti bisa melewati semua ini, ini demi janjimu kepada okaa-sama'
Suara hati sang anak sulung hyuga.
Dia hanya tersenyum miris.

Setelah mendengar ucapan sang ketua klan, mulai terdengar bisik bisik diruangan tersebut.

"Kenapa, hanabi sama yang menggantikannya, bukankan ada hinata sama sebagai anak tertua"

"Kenapa hiashi sama memberikan keputusan seperti itu? "
Mulai terdengar gaduh di dalam pertemuan itu.

Seorang dari pertemuan itu mengajukan pertanyaan, seakan akan mewakili banyak pertanyaan di benak para anggota yang hadir di pertemuan itu.

"Maaf, hiashi sama, bukankah hinata sama adalah anak tertua,lalu kenapa yang menjadi pemimpin selanjutnya adalah hanabi sama? "

"Karena... Hinata terlalu lemah untuk memimpin klan besar ini"

Hinata hanya diam mendengarkan, sambil menundukkan kepalanya dalam.

"Tapi, Hinata sama sudah membuktikan bahwa ia pantas, dibuktikan saat melawan Pain yang menyerang desa saat itu"

Siapa yang bisa lupa, saat kejadian naas tersebut, dengan keberanian yang terduga, seorang konoichi yang selalu dianggap payah, maju dengan berani, dan menantang Pain saat itu demi membela desanya.
Entah itu adalah suatu keberanian yang patut di angkuhkan, atau adalah sebuah kebodohan. Kebodohan?. Tentu saja, bagaimana mungkin seorang gadis dengan keahlian minim berani menantang seorang yang hampir menghancurkan seluruh desa?.
.
.
.

"Aku tahu, tapi itu belum cukup untuk membukikan bahwa ia pantas" Sanggah sang pemimpin klan.

"Pertemuan ini selesai sampai disini, dan tidak ada bantahan lagi! "
Setelah mengatakan hal itu semua yang ada disana berdiri dan membungkuk hormat kepada sang ketua, tak terkecuali gadis yang dari tadi menjadi perdebatan.

T. B. C

#uhuyy.... Story canon pertama.

.

STOP!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang