Burung-burung mengoceh bersuka ria terdengar brisik ditelingaku. Matahari memancarkan sinarnya diantara celah celah pepohonan, menerpa sisi tenda membuat silau kedua mataku. Akupun terbangun, kulihat Savana dan Intan mulai mengerjap-erjapkan kedua matanya menyesuaikan cahaya.
"Bangun, bangun, bangun!" seru para guru membangunkan.
Disini ada tiga guru yang siap mendampingi, dua laki laki dan satu perempuan, namun diantara ketiganya, Pak Igun lah yang paling berperan.
Setelah memberesi rapi tempat tidur(tenda), aku, Savana, dan Intan bergegas keluar.
Murid murid bergantian keluar dari tendanya masing masing dengan penampilan yang masih begitu sumprawut.
"Ini pukul enam kurang sepuluh menit, waktu kalian dua puluh menit untuk beres beres, cuci muka dan sebagainya. Pukul enam lebih sepuluh semua harus sudah berkumpul di lapangan dengan rapi! Mengerti?!"
"Mengerti pak" jawab semua murid dengan suara berat.
Semua murid beres beres, kemudian membasuh muka dengan air yang telah disiapkan satu ember masing masing tenda.
Kali ini yang menyiapkan para guru, kita diajarkan berhemat, karena setelah habis harus mengisi ulang sendiri di perkampungan terdekat.
Pukul 06:10 semua murid disiplin berkumpul ditengah lapangan.
Wajah tampan itu terlihat sempurna, dengan alis tebal dan bibir tipis kemerah merahan, berhasil menghipnotis siapapun wanita yang melihatnya. Ditambah gerakan lincah jari jemari menyisir ujung rambutnya kebelakang. Bayangkan adegan ini seslowmosen mungkin, begitu tampan bukan?!
Kulihat Savana yang berdiri disampingku memandang tak berkedip dengan mulut sedikit terbuka, ia juga manusia, seperti halnya yang lain memandangi lelaki itu dengan takjub.
"Tha, ganteng banget!" ujarnya seraya menggoyang goyangkan tanganku.
"Selamat pagi!" seru Pak Igun merubah suasana.
"Pagi pak!" jawab beberapa murid yang telah sadar sepenuhnya.
"Hari ini kegiatannya penjelajahan. Semua anggota telah dibagi menjadi beberapa tim, tim penjelajahan sesuai dengan tim awal kalian mendirikan tenda. Masing-masing harus sudah menentukan ketua tim, sekarang berkumpul dengan timnya masing-masing!" Perintah Pak Igun disusul murid-murid bergerak menuju timnya masing-masing.
"Siapa yang menjadi ketua tim, menunjuk kelangit!" Serunya lagi.
Yang merasapun segera mengikuti aba-aba yang diberikan Pak Igun."dan yang menjadi ketua, bertanggung jawab memandu jalan dengan benar. Ini peta yang akan menuntun jalan kalian, lebih lengkapnya akan dijelaskan oleh bu sofi," jelasnya kemudian membagikan selembar kertas kepada ketua tim.
Di depan Bu Sofi menjelaskan begitu rinci perjalanannya dan semua muridpun menyimak dengan seksama.
Selesai menjelaskan, satu per satu tim meninggalkan lapangan, berjalan mengikuti petunjuk yang tertera dalam selembar kertas bernama peta.
"Hey tunggu! Aku lupa siapa nama kamu!" Seruku kemudian berlari menyusul laki-laki itu yang tengah berjalan bersama timku.
Sebelumnya laki-laki itu menyuruhku merapikan tali sepatuku yang tadi sempat diinjaknya, dan membuatku terjatuh. Namun, aku malah ditinggal begitu saja didepan sana.
"Hey! Tunggu!" Seruku lagi tapi tidak ada yang menghiraukan.
"Ck! Dasar!" Gerutuku dalam hati.
Aku terus berlari menyusul mereka hingga saat jaraknya sudah dekat dengan laki-laki itu, tanpa sengaja aku menginjak tali sepatuku lagi,

KAMU SEDANG MEMBACA
Cappucino
Teen FictionCover by : @KeyriVelia Arif Arfano,siapasih yang ngga kenal dia? ketua OSIS yang dingin dan suka nongkrong di kantin ditemani es cappucinonya. Mempunyai sahabat yang super hits juga aktivis,tak lain adalah sekretaris OSIS yang bernama Savana Novani...