11 : Akhirnya, Aku Menemukanmu

29.9K 2K 179
                                    

dengerin lagu di mulmed ya buat part Zarra-Nathan! backsound Piano by Ariana Grande.

===========

“Udah dapet bahannya?” Haidar bertanya tanpa berpaling dari layap laptop.

Zarra yang tengah asik browsing lantas menurunkan layar dan menatap Haidar takut-takut. “Udah sih ...,” ucapan ragu Zarra membuat Haidar mendongak. “... tapi gak lengkap.”

Haidar yang bertugas menyusun data serta laporan menghela napas. “Coba sini gue liat.”

Dia bangkit dari duduk, diikuti tatapan menggoda dari dua pasang mata teman satu kelompok mereka. Dua gadis itu terkikik geli, memperhatikan Haidar yang berdiri di belakang Zarra. Tampak seperti memeluknya. Tangan kanan Haidar menggerakkan mouse, satunya lagi berada di senderan kursi.

“Ya jelas gak lengkap,” Haidar terkekeh pelan sebelum menegakkan punggung. “Lo ngerjainnya sambil main game.”

Zarra tidak menyangka Haidar akan menghampiri dan mengecek laptopnya. Memang sih, sejak tadi dia hanya main game. Bosan karena sudah dua jam sejak bel pulang dan mereka masih duduk di perpustakaan. Mengerjakan laporan yang akan dikumpul lusa.

“Ya udahlah, nanti malem gue yang ngerjain,” ucapan Haidar membuat tiga pasang mata itu menoleh dengan sorot berseri.

“Seriusan lo mau nyelesein?!” tanya si gadis kacamata, dijawab Haidar dengan anggukan.

“AH! Dari tadi kek bilangnya,” satunya lagi yang berambut keriting mendengus lalu membereskan barang. “Kita kan mau jalan, ya,” dia menoleh pada gadis kacamata. Keduanya mengangguk dengan bibir maju.

Tetapi si kacamata tersenyum senang dan menepuk pundak Haidar beberapa kali. Berterima kasih karena mau menyelesaikan sisa laporan mereka. Pribadi Haidar akan benar-benar berbeda jika sudah menyangkut masalah pelajaran. Dia jadi sosok yang serius.

Lihat saja apa yang dilakukannya setelah dua gadis itu pergi meninggalkan perpustakaan. Mata cowok itu sudah fokus lagi pada layar laptop. Menyelesaikan laporan. Dan kalau Haidar sudah seserius itu, gebetan nganggur di depan mata pasti lewat. Alias diabaikan.

Mama: Zarra, Kakak ada hubungin kamu gak?

Zarra: Enggak, Ma. Bukannya Kakak nginep di rumah temennya?

Mama: Mama barusan nelpon ke rumah temennya karena ponsel Kakak gak bisa dihubungi. Tapi mereka bilang Kakak udah pulang dari kemarin, tugasnya beres lebih cepet.

Zarra: Nanti coba Zarra tanyain ke temen Kak Maudy ya Ma. Mama gak usah khawatir.

Mama: Tolong ya Zarra.

Zarra menutup ponselnya dan memasukkan ke dalam tas. Maudy ke mana? Ah, sepertinya dia harus segera pulang untuk ke sekolah gadis itu. Tapi hari ini dia sudah berjanji akan pulang bersama Haidar. Apa Haidar mau menemaninya ke sekolah Maudy, ya?

“Haidar,” panggil Zarra setelah memutuskan untuk meminta Haidar menemaninya.

Pemuda itu sama sekali tidak menjawab. Zarra gemas. Dia mengerang sejenak sebelum menyenggol lengan Haidar. Membuat cowok itu terkesiap dan mengalihkan pandangan dari layar.

“Eh-lho, Zarra? Gue pikir lo udah balik?” dia mengedip beberapa kali, wajahnya terlihat bingung.

Zarra memutar bola matanya dengan malas. Haidar tidak sadar akan kehadiran dirinya. “Lo inget janji kemarin gak?”

“Apa?” Haidar mulai berpikir.

“Ya udah kalo lupa,” entahlah, ada perasaan kesal karena Haidar melupakan omongan mereka kemarin. Kalau lupa, dia bisa langsung ke sekolah Maudy. “Gue langsung pulang aja. Lo juga gak butuh bantuan gue buat ngerjain tugas kan?”

FL • 2 [Armonía]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang