“Kamu kenapa masih cemberut aja? Kan udah aku bantuin.”
Hari ini Mark libur, jadi ia memutuskan untuk mengunjungi Hanin di tempat kerjanya.
“Kamu inget nggak, empat bulan lalu, aku pernah cerita soal Haechan ke kamu kan?” Hanin memulai ceritanya.
Mark bergumam sebagai jawaban. “Dia mau menikah sama sahabatku.” Hanin menggerutu, membuat Mark menoleh.
“Kenapa harus kesel? Katanya kamu udah nggak suka sama dia?” tanya Mark sambil membersihkan barang-barang di rak makanan kaleng.
Hanin menghela napasnya, “Aku bukan kesel, cuman masih agak kecewa aja sama dia.” Jengkelnya.
“Terus sekarang gimana? Kamu masih mau dateng ke pernikahan mereka? Atau nggak usah aja?”
“Aku mau dateng, buat Somi, tapi aku nggak mau sendiri.”
Mark langsung berlari menghampiri meja kasir. “Kalo gitu, biar aku temenin! Setuju? Aku juga kangen banget sama keluargaku di sana.” Seru Mark semangat.
“Yaudah, kalo gitu, dua hari lagi kita balik ke Indonesia. Kosongin jam kerja kamu selama sepekan. Biar aku yang pesan tiket.”
Dan hari yang tidak Hanin tunggu pun tiba, hari pernikahan Lee Haechan dan Jeon Somi.
“Sehat dan bahagia selalu ya, Somiku.” Hanin memeluk erat Somi yang tampak sangat memukau.
Somi mengangguk, “Makasih, tapi maaf ....”
“Nggak perlu minta maaf, selama kamu bahagia, aku juga bahagia. Benerkan, Chan?” Hanin melirik Haechan yang tersenyum kikuk.
“Makasih udah jauh-jauh dateng ke sini.” Kata Haechan menyalami Hanin dan Mark bergantian. “Selamat ya.”
“Bro, tolong jaga Hanin ya. Gue yakin, lu nggak bakal nyesel kalo jadi sama dia.” Bisik Haechan sambil mengusap punggung Mark yang tersenyum kaku.
Setelah hari itu, Hanin dan Mark tidak bertemu, mereka baru bertemu lagi di Bandara, di hari terakhir.
“Aku akan ajak kamu ke festival cherry blossom kurang dua bulan dari sekarang. Sampai jumpa!” ujar Mark sebelum memasuki taksinya.
Dan hari ini sudah memasuki awal minggu kedua bulan Maret. Hanin dan Mark tengah dalam perjalanan menuju tempat di mana pertama kali senyum tulus Hanin terukir untuk Mark, setahun lalu.
Keadaan masih tampak sama seperti tahun lalu, yang berbeda hanya lebih ramai saja. Mark menggandeng tangan Hanin yang terus memperhatikan sekitar.
“Kamu suka?”
Hanin mengangguk. “Suka banget. Akhirnya, aku bisa ikut festivalnya juga, makasih, Kak Mark.”
Mendengar perkataan Hanin, Mark tersenyum. “Hanin, ada yang mau aku omongin sama kamu.” Mark menghentikan langkahnya.
“Aku tau apa yang mau kakak omongin, aku mau.”
Mark menaikkan salah satu alisnya, “Kamu salah paham. Aku bukan mau menyatakan perasaan ke kamu.”
“Lalu?”
“Aku nggak mau perasaan kamu terlalu jauh ke aku. Aku mau jelasin, tapi sebelumnya aku minta maaf, aku di sini itu kerja buat menghidupi keluargaku di sana. Dan lagi, aku udah punya pacar, maafin aku ya.”
Hanin tersenyum kikuk, “Maaf aku udah kepedean. Aku pergi sendiri aja. Terima kasih untuk waktu setahunnya.”
“Hanin, maaf.”
- end -
🍂🍂🍂
Haha, finally, i'm done!
Plannya kelar dua hari, tapi jadinya tiga hari. Ah, mianhe.
Bcs ini udah kelar, aku mau minta maaf kalau ada typo, karena akupun juga gasadar kalo typo tbtb nyempil :")Terima kasih sudah membaca! ❤
Semoga dari kalian tidak ada yang merasakan sakit hati berlebih. Boleh sakit hati, tapi yang sewajarnya. Tetap semangat!
Aku sayang kalian!❤
🙃
—445w—
Kamis, 30 Mei 2019
—hennywidiawati

KAMU SEDANG MEMBACA
Mad, maaf, Maite ▫️「mark lee & lee haechan」 ✔
FanfictionAkhir dari jatuh cinta, hanya ada dua. Menikmati proses penyembuhan patah hati, atau belajar memulai sebuah rasa yang sama untuk orang yang baru. Jadi, tergantung, kamu mau pilih yang mana? © 2019, depandaplanetx Jakarta, 28 Mei 2019 🌻depandaplanetx