Pukul sembilan Afsan baru bangun. Dia mengerjap-ngerjap kan matanya untuk melihat jam yang tertengger di dinding kamar milik Sha.
Saat matanya sudah terbuka sempurna, Afsan terlonjak bangun, "Astagfirullah jam sembilan".
Pria itu kemudian langsung turun dari single bed milik adiknya, dan menuju kamar nya yang berada tepat disamping kamar Sha.
Toktoktok
"Assalamualaikum umi.. Sha.." panggil Afsan dengan terus mengetuk pintu.
Tidak ada jawaban satu pun. Afsan terus mengetuk pintunya dan mengucapkan hal yang sama. Tapi tetap tidak ada yang menyautinya.
Akhirnya pria itu membuka gagang pintu kamarnya dan melihat isi kamarnya sudah kosong.
Kemana Sha, dan Umi nya?
Afsan bergeser beberapa langkah ke kanan untuk melihat ruang kerja Ibrahim, namun tetap tidak ada orang satu pun.
Dan akhirnya ia memilih menuruni anak tangga menuju lantai bawah.
Menengok kamar umi dan abi nya yang terbuka sempurna, namun tidak ada siapapun juga.
Afsan kembali menengok ruang utama juga tetap tidak ada kehidupan disana. Lalu ia berjalan menuju ruang santai, dan hanya ada Ilham—anak supir nya yang tengah bermain tayo.
Afsan terus mengelilingi seluruh ruangan, mulai dari taman belakang, teras depan, teras belakang, kolam, balkon, ruang baca, lapangan basket rumah nya hingga ruang olahraga ia telusuri tapi tidak ada siapa-siapa.
Afsan pun kembali berjalan menuju dapur, bertanya pada pembantu rumah yang tengah beres-beres disana.
Terlihat seorang wanita paruh baya yang tengah bersenandung dengan badan yang sedikit digoyang-goyang.
"Assalamualaikum bi" kata Afsan dibelakang wanita yang tadi ia sebut 'bibi' itu.
Rupanya kehadiran Afsan membuat Ipeh terkejut dan melontarkan kalimat latah nya,
"Wa'alaikumsalam eh Wa'alaikumsalam. Ih mas San kagetin aja" kata Ipeh sambil mengelus-elus dadanya.
Sedangkan Afsan sendiri hanya terkikik saat itu, kemudian mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan, "Bi, umi Afshani sama abi kemana ya? Ko ga ada dirumah?"
"Oh iya bibi lupa kasih tau mas San, umi sama abi lagi bawa mbak Sha ke rumah sakit, kan mbak Sha demam nya ga turun-turun sejak tadi pagi."
"Astagfirullah, ko San ga dibangunin sih bi?"
"Yah kan abi sam umi mana tega liat mas San lagi pules kayak gitu,"
"Oke yaudah San mau susul mereka ke rumah sakit dulu ya bi, makasih. Tolong jaga rumah ya bi. Assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam,"
Afsan berlalu menuju halaman rumah nya. Dia tidak mungkin berkendara kesana, melihat supir nya sedang bersantai akhirnya dia meminta untuk diantarkan saja.
Karena Afsan tidak semoat cuci muka bahkan sikat gigi, akhirnya dia berinisiatif membawa sikat dan pasta gigi nya ke rumah sakit. Katanya sih biar nanti di rumah sakit saja sikat giginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Afsana
SpiritualKisah yang sangat menginspirasi untuk anak-anak zaman kaum milenial. Tak banyak anak yang masih begitu amat cinta dengan sholawat. Tapi Afsana ada dibagian mereka yang sudah terkubur zaman modern. Sosok lelaki yang begitu mencintai sholawat. Dan beg...