Jangan pernah lari dari masalah. Allah ga akan kasih cobaan melebihi kemampuan hambanya.
💡💡💡
Karena Afshani masih dirawat, sekarang Afsan jadi berangkat sendiri. Ini yang ia tidak suka, berangkat sendiri tanpa ada Sha yang mengoceh disetiap perjalanan.
Tadi Sha sempat meledeknya sebelum ia pergi ke sekolah,
"Cie abang berangkat sendiri, udah jomblo, ngenes lagi" kata Sha setengah terkekeh.
Ahh Sha memang menyebalkan. Tapi kalau tidak ada dia, rasanya dunia kedap suara. Eh maksudnya, rasanya dunia cuma dia doang yang hidup. Alay.
Kebiasaan Afsan yang selalu sholawatan pun masih terjaga. Di sepanjang perjalanan, ia terus melantunkan sholawat yang populer dinyanyikan oleh Nisa Sabyan,
Rahman, ya Rahman sa'idni Ya Rahman
Israh Shodri Qur'an
Imlak Qolbi Qur'an
Wasqi Hayati Qur'anRahman, ya Rahman sa'idni Ya Rahman
Israh Shodri Qur'an
Imlak Qolbi Qur'an
Wasqi Hayati Qur'anRahman, ya Rahman sa'idni Ya Rahman
Israh Shodri Qur'an
Imlak Qolbi Qur'an
Wasqi Hayati Qur'anLillah Lillah
Yahfu amalilillah
Walihifdhi Kitabillah
Min Awwali Bismillah
Lil Khotmil Wa LirridwanRahman, ya Rahman sa'idni Ya Rahman
Israh Shodri Qur'an
Imlak Qolbi Qur'an
Wasqi Hayati Qur'anBegitu merdu suara Afsan, namun suara nya masih kalah dengan bising nya suara kendaraan yang berlalu lalang.
Sampai ia tiba di sekolah dengan keadaan masih sepi. Rupanya Afsan berangkat terlalu pagi, tapi yasudahlah itung-itung sambil menikmati segar nya suasana pagi hari di sekolah.
Tidak mau ribet-ribet naik tangga, Afsan memilih menaiki lift yang terletak di sebelah ruang BK. Dikira Afsan, lift nya kosong. Ternyata ada seorang gadis dengan jilbab putih nya yang kini tengah berdampingan dengannya di dalam lift.
Biasanya Afsan selalu rajin menaiki anak tangga hingga ke lantai empat, dimana kelas dia berada. Itu pun jika mood nya dia sedang sangat baik. Tapi kali ini mood nya sedang tidak mendukung.
Afsan sedikit melirik ke arah gadis yang disampingnya, dan terlihat gadis itu sedikit tersenyum tipis padanya. Dan ya, Afsan pun hanya menimpalinya juga dengan senyum tipis khas nya.
Hanya berselang dua menit, lift mereka terbuka. Keduanya pun keluar bersamaan, tapi Afsan memilih untuk mempersilahkan gadis itu keluar lebih dulu. Gadis itu bernama Nayra.
Afsan mengenalinya karena Nayra merupakan teman sekelasnya waktu kelas X. Gadis yang bisa menarik hatinya selama ini, tapi Afsan memilih untuk memendam perasaannya sendiri.
Nayra itu unik, begitulah kata hatinya. Dan kini gadis itu sudah berlalu beberapa langkah di depannya, dan Afsan masih mematung memperhatikan sebuah name tag yang jatuh di lantai. Sebuau name tag bernama Reina Nayra Andira.
"Nay!" Pekik Afsan dengan langkah cepatnya.
Gadis itu berhenti dan menoleh ke arah Afsan dengan alis nya yang tertaut satu sama lain, "iya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Afsana
SpiritualKisah yang sangat menginspirasi untuk anak-anak zaman kaum milenial. Tak banyak anak yang masih begitu amat cinta dengan sholawat. Tapi Afsana ada dibagian mereka yang sudah terkubur zaman modern. Sosok lelaki yang begitu mencintai sholawat. Dan beg...