"Alfred, mana yang bagus?." tanya Emma sambil menunjukkan kedua pisau itu.
Akupun menjawab, pisau keperakan itu bagus. Emma kemudian membawanya ke meja kasir, membayarnya dan memberikannya kepadaku.
"Nona? Kenapa anda memberikan pisau ini kepadaku?." tanyaku.
"Mou~sudah kubilang jangan panggil aku nona, alfred baka." ucapnya sambil mendengus marah, ia lalu berbicara kembali. "Pisau itu untukmu, bukankah kamu belum memiliki senjata?." tanya Emma.
Aku hanya bisamenrimanya dan berterimakasih. Wajahnya kembali cerah saat aku berterimakasih. Sang penjaga toko, kemudian memberikan pedang pilihanku. Pedang hitam yang indah.
"Alfred, pedang siapa itu?." ucapnya kebingungan. Bukankah alfred tisak memiliki uang? Gumam Emma.
"Ini pedangku, aku baru saja menjual mayat steel pangolin dan mayat lizardman." ucapku.
Emmapun memandagku curiga, ia sepertinya tidak percaya dengan apa yang aku ucapkan. Ialalu bertanya berapa steel pangolin yang aku jual, akupun menjawab sepuluh.
"S-sepuluh?!." ucap Emma dengan keras, ia terkejut. Dari mana steel pangolin sebanyak itu di dapatkan Alfred? Gumamnya.
Sang pelayan menjelaskan, apa yang aku katakan itu adalah kebenarannya. Emma lalu mengajakku kembali kembali ke asrama dengan sekantong penuh bahan makanan.
Satu lemari, penuh dengan berbagai sayuran dan buah yang di beli oleh Emma, ia lalu berbicara. Jika lemari satunya kami harus berbagi. Akupun mengangguk.
Beberapa set seragam akademi, diantarkan petugas akademi. Ia mengatakan jika baju ini di kirim langsung oleh duke Dale.
Akupun segera mengambilnya dan meletakkan baju kedalam lemari. Setelah itu, aku menyiapkan makan malam untuk kami berdua.
......
Jam 12 malam, ketika Emma tertidur dengan lelapnya aku membenarkan selimut miliknya, akupun segera pergi dari kamar.
'Nak, pakailah baju ini.' ucap Tenebris.
Dari dalam penyimpanan, muncul sebuah cincin dengan permata kehitaman, cincin menlingkar di jari kiriku dan menempel dengan sempurna.
"Cincin apa ini?." tanyaku.
'Itu cincin transformasi. Kamu pencet permata hitam itu, bajumu akan secara ajaib berubah menjadi jubah hitam.' ucap Tenebris.
Akupun mengangguk, lalu memencet batu hitam, baju pelayanku berubah menjadi baju kehitaman dengan sebuah topeng hitam berbentuk kepala gagak.
Hitam dan mengerikan, begitulah penampilanku sekarang, aura kegelapan menyelimutiku dengan buasnya. Mataku berwarna merah terang, seperti warna darah segar.
'Bagus, sekarang pergilah menuju hutan.' ucap Tenebris kepadaku. Namun, bagaimana caraku keluar dari akademi ini? Temboknya setinggi 5 meter, dan di atasnya beberapa petugas akadwmi berpatroli.
'Rubahlah tubuhmu ke bentuk tikus, banyangkan dirimu berubah menjadi tikus dan ucapkan transform.' ucap Tenebris kepadaku.
Akupun mengikuti ucapannya, akupun segera membayangkannya, sebelum aku selesai mengucapkannya, Tenebris kembali berkata, jika waktuku hanya tiga menit.
Akupun segera bergegas memanjat tembok akademi dengan tubuhku yang berbenruk tikus ini. Setelah agak jauh, tubuhku berubah kewujud manusia, beruntung tempat ini agak jauh dari akademi.
Aku kembali berlari menuju ke hutan, kecepatanku saat ini maaih normal, butuh waktu 2 jam agar aku sampai.
Akupun sampai di hutan, Tenebris kemudian menyuruhku untuk mencari steel pangolin. Akupun menemukannya, tubuh berbentuk memanjang, empat cakar tajam, serta gigi gigi bergerigi. Mata merahnya menakutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BORN OF DEATH GOD
Fantasy[Ongoing] Alfred Winchester, seorang anak dari keluarga bangsawan Winchester. Keluarga bangsawan yang besar dan terhormat di kerajaan Falgar. Dirinya di bunuh oleh orangtuanya sendiri karena tidak memiliki berkah dari dewa. Di bunuh oleh sang ayah s...