13.pria bertopeng

1.3K 125 14
                                    

Sebelumnya author mau mengucapkan selamat hari raya idul fitri 1440 H. Minal.aidxin wal faidzin mohon maaf lahir dan batin.

😊~Selamat Membaca~😊

Emma saat ini sudah kembali dari kota, wajahnya begitu bersemangat dan cerah.

Ia memasuki mansion dan menemui kedua orang tuanya di ruang tamu.

Saat ia melihat kedua orang tuanya, ia terkejut. Tatapan mereka begitu berbeda, seakan ada beban berat di atas mereka.

"Ayah, ibu, Ada apa ini? Kenapa wajah kalian seperti itu?" tanyanya dengan wajah yang agak khawatir.

Ia melihat ke sekeliling, namun tak ada sosok yang ia cari.

"Ayah, dimana Alfred?" tanyanya kepada sang ayah.

"...."

Ayah dan ibunya hanya bisa diam, tatapannya begitu sayu. Mereka tidak bisa menatap wajah anaknya sekarang.

Mereka takut jika anaknya tahu tentang kepergian Alfred, akan membuatnya sedih.

"Ayah?! Dimana alfred?!" tanyanya sekali lagi, kali ini suaranya agak di keraskan.

Wajahnya begitu sembab, air mata mulai menggenang di matanya yang indah, Emma kemudian berlari ke seluruh mansion, mencoba mencarinya.

Setiap ruangan dan setiap jengkal ia telusuri, namun ia tidak menemukannya. Ia kembali keruang tamu dan bertanya kepada ayahnya.

"Alfred dimana ayah....?" tanyanya dengan nada lemas.

Air matanya mulai menetes perlahan, sosoknya tidak ada di mansion ini, membuatnya menjadi begitu sedih.

"Alfred...." ucap Dale lalu menghela nafasnya dalam-dalam, lalu melanjutkan, "...ia sudah pergi."

Kini, air mata Emma semakin deras mengalir, membasahi wajah cantiknya yang indah.

Sang ibu berdiri dan mendekati putrinya, memeluknya dan mencoba untuk menenangkannya.

Sudah 10 tahun, sudah 10 tahun sang putri tidak memiliki teman, itu di karenakan kualitas elemen sihir cahayanya yang tinggi membuat ia di jauhi anak seusianya.

Dirinya sudah di tunjuk untuk menjadi seorang holg knight, seorang ksatria suci yang membasmi kejahatan.

Namun, di dalam hatinya ia hanyalah seorang gadis manis, jiwa dan pikirannya belum siap untuk membunuh dan melihat darah.

Hingga ia akhirnya bertemu alfred, dirinya bisa memiliki teman meski hanya satu. Kini, ia bisa merasakan seberapa menyenangkan memiliki seoang teman.

Namun, temannya sekarang menghilang tiba tiba, membuatnya begitu sedih. Sang ayah merasa kasihan kepada putri kecilnya itu, ia lalu mendekat kepada Emma dan mengelus lembut pungungnya dan memeluknya.

"Alfred sudah pergi nak..." ucap ang ayah.

"Kenapa? Kenapa Alfred pergi yah? Kenapa?" tanya Emma dengan isakan tangisnya.

"Ayah tidak tahu kemana ia pergi, namun ia bilang jika ia akan pergi jauh dan tidak kembali.

Ini surat darinya untukmu..." ucap sang ayah sembarimemberikan surat kepada sang anak.

Emma lalu membuka surat itu, membuka perlahan dan membacanya.

Untuk Emma.

BORN OF DEATH GODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang