DUA

7.1K 798 26
                                    

Faktanya, Elang tak bisa membantu apa-apa dan berakhir dengan Tari yang mogok bicara dengan Elang bahkan memblokir nomor pria itu karena terus menerus menghubunginya.

Tari menghela napas menatap restoran keluarganya. Ibunya tiba-tiba memindahkan lokasi makan malam mereka di Edelweiss Resto. Tatapan Tari beralih menatap ponselnya yang terus berdering, telpon dari Ibunya.

Rasanya Tari ingin menangis saat ini juga, tetapi sayang ia memakai mascara bukan yang waterproof.

"Tenang Batari. Alasan banyak kok," ucap Tari memasang senyumannya di kaca spion tengah mobilnya. Setelah menghela napas dan menghembuskannya, Tari meraih clutch nya dan melangkah keluar dengan tegas.

Tetapi malam itu sepertinya Dewi Fortuna sedang berpihak padanya. Saat Tari hendak membuka pintu utama restoran, seseorang menyebut namanya membuat Tari menoleh.
Ia memandang laki-laki dengan kacamata yang menghiasi wajahnya.

"Arsen?!" pekik Tari kaget. Lelaki itu tersenyum canggung. Tari menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan untuk memastikan situasi aman.

"Sen, gue mau minta tolong boleh ya?"

Tari dapat melihat wajah gugup Arsen, pria itu masuk ke dalam jajaran pria yang dulu mengangumi seorang Batari dan Tari tentu saja juga mengagumi Arsen yang cerdas dan wajahnya juga menggemaskan, apalagi tingkah lakunya yang kebanyakan malu-malu di depan Tari.

"Tolong apa Batari?"

Tari tersenyum senang lalu menceritakan rencananya pada Arsen.

"Cuma pura-pura kan?" tanya Arsen memastikan. Tari mengangguk antusias lalu ia menggandeng tangan Arsen dan melangkah dengan yakin.

"Ibu.. Ayah.. Ini Arsen pacar Tari," ucap Tari dihadapan kedua orangtuanya. Arion menatap tajam pria berkacamata didepannya sedangkan Calya menyipitkan matanya penuh selidik.

"Benar nak Arsen?" tanya Calya. Arsen tersenyum canggung.

"Benar.. Tante," jawab Arsen sopan.

"Sejak kapan kalian saling mengenal lalu pacaran?" giliran Arion yang bertanya. Sesi introgasi di mulai bahkan kedua orangtua Tari tak perlu repot mempersilahkan Arsen untuk duduk.

"Kami.. Mengenal sejak SMA dan baru berpacaran.." ucapan Arsen terhenti saat melihat Raja yang baru keluar dari toilet dan melangkah mendekat. Arsen tertegun dan menggelengkan kepalanya.

"Maaf om, tante. Kami baru bertemu kembali beberapa menit yang lalu. Permisi," ucap Arsen dan pergi begitu saja meninggalkan Tari yang menatapnya kaget.

"Arsen!" panggil Tari hendak menyusul pria berkacamata itu tetapi sang Ayah menahan langkahnya.

"Batari, duduk."

Tari menghela napas lalu menarik kursi kosong dan mendudukinya bersamaan dengan Raja yang melangkah mendekat.

"Yah--"

Arion mengangkat tangannya, menyuruh putrinya untuk tetap diam. Tari memasang wajah cemberutnya lalu melipat tangannya di depan dada. Dalam hati ia merutuki Arsen.

"Sebenarnya kamu punya pacar atau tidak?" tanya Arion.

"Pu--"

"Jawab yang jujur. Kamu tau Ayah tidak suka orang berbohong," potong Arion tegas.

"Gak punya Yah," jawab Tari malas.

INFINITY [Dihapus Sebagian]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang