Selamat Hari Raya Idul Fitri 1440 H, Taqaballahu Mina Wa Minkum Syiamana Wa Syiamakum 😇
Mohon maaf lahir dan batin teman-teman :)) maaf ya jika ada perkataan yang kurang berkenan, maaf yang nunggu update-an😁 maaf jika cerita ini masih memiliki banyak kekurangan karena saya juga masih belajar, semoga ada hikmah yang bisa di petik dari cerita ini dan sebelumnya.
Selamat kumpul keluarga dan makan ketupat lebaran :)) Selamat membaca❣
Rabu, 05 Juni 2019
***
Setelah menjalani puasa selama satu bulan, hari kemenangan menjadi hari yang paling dinantikan Tari, juga hari yang paling ia hindari karena seluruh keluarga akan berkumpul lalu muncullah pertanyaan 'kapan' blablabla.
Pagi hari setelah melaksanakan sholat ied, tradisi keluarga besar Tari adalah sungkeman. Dari Eyang putri dan Eyang kakung, lalu om-tante dan orangtua Tari disusul sepupu-sepupu Tari.
"Jadi Tari udah punya calon belum?" tanya Eyang kakung, Ayah dari Ibu Tari saat Tari duduk dihadapannya.
"Sudah Pa, tapi dia tolak." bukan Tari yang menjawab, melainkan sang Ayah yang masih memiliki dendam karena batalnya perjodohan itu sebulan yang lalu, bahkan izin Tari untuk menjadi relawanpun masih belum ada tanggapan dari Ayahnya.
"Kamu gak bagus pilih calonnya. Lah dulu Calya kok gak nolak Papa jodohin sama kamu? Biar Eyang kakung saja yang jodohin kamu dijamin kamu pasti suka," ucap Eyang kakung.
"Gak perlu Eyang, Tari bisa kok cari sendiri, hanya belum siap saja," jawab Tari kalem. Surya Atmaja hanya melengos malas lalu Tari mencium punggung tangan sang Eyang dan beralih pada sang Eyang putri yang untungnya tidak rewel seperti Eyang kakungnya.
Kediaman Eyang Tari menggelar open house, maka setelah acara sungkeman dan pembagian THR selesai, seluruh kerabat eyang dan orangtuanya mulai berdatangan. Tari mulai sibuk mondar mandir menyiapkan makanan.
"Baaatt!!"
Hanya satu orang yang memanggilnya Bat dengan suara lantang. Siapa lagi kalau bukan Elang?
"Lo ngapain kesini? Om sama Tante mana?" tanya Tari menatap Elang sebal.
"Wets santai, gak mau salaman sama calon suami dulu nih?" ucap Elang sambil mengulurkan tangannya.
"Bangkai! Lo masih selamat ya sekarang," ucap Tari sambil melirik sekitarnya dan mengangkat sebagian kaftannya yang kepanjangan. Jika ia mengeluarkan jurus mautnya, maka bisa dipastikan sang Ibu akan rewel seharian. Elang terbahak lalu merangkul bahu Tari untung saja gadis itu tidak berontak seperti biasanya.
"Tapi om Arion beneran nawarin lo Bat. Pilih bang Raja atau Gue? Baru deh lo diizinin jadi relawan," ucap Elang terkekeh. Tari melengos.
"Dan lo pikir gue percaya?" tanya Tari dan sebelah kakinya yang memakai widgess menginjak kaki Elang yang terbalut sepatu kets. Elang meringis.
"Sakit anjir, lepas gak?" bisik Elang menahan teriakannya. Tari semakin menginjakkan kakinya pada sepatu kets yang dipakai Elang.
"Bangsaatt!" gumam Elang lalu saat ia hendak memiting leher Tari, pundak kedua insan yang sedang beradu urat itu ditepuk, membuat keduanya menoleh dan kaki Tari yang tadi menginjak ujung sepatu kets Elang terlepas membuat Elang menghela napas lega
"Siapapun lo, gue ucapin makas--"
Ucapan Elang terhenti saat melihat kehadiran pria dihadapannya. Elang memasang cengirannya, berbeda dengan Tari yang hendak kabur tetapi Elang yang menyadari gerak-gerik Tari langsung menahan lengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INFINITY [Dihapus Sebagian]
Romance[Dihapus sebagian] Versi lengkap baca di dreame manteman #Sequel Destiny Bagaimana jika kamu dipertemukan kembali dengan masa lalu yang dulu sangat kamu benci? Lalu kamu menyadari bahwa perasaanmu tak memiliki batas akhir, kamu masih tetap pada pe...