1

2.6K 325 85
                                    

"Jimin, Jimin"








Yoongi memanggil suaminya dari atas bukit dan sedikit melonjak-lonjak girang saat matanya menemukan sosok yang dicari.

Dari tengah sungai Jimin berenang ke tepian panik, istrinya sedang hamil dan terlonjak girang diatas bukit. Jimin jelas jantungan.








"Kenapa kemari?" Jimin bertanya saat sudah menggendong tubuh istrinya dan mendudukannya diatas bebatuan sungai.

Yoongi hanya menggeleng dan mengelus perut buncitnya yang sudah cukup besar dengan tersenyum lebar. Jimin juga ikut tersenyum dan mengelus perut besar itu bersama.








"Lain kali jangan berdiri disana dan melompat seperti itu, kau mau buat aku dipenggal ayah mu?"

Yoongi terkekeh, dan ia menggeleng lalu memeluk tubuh basah suaminya manja.







"Kenapa,eoh?"

"Jimin, susu ku habis nanti kita beli ya?"

"Aaah, itu.."







Jimin tak langsung mengiyakan keinginnya istrinya, membuat Yoongi mencebik sedih. Rambut basahnya ia tarik, berfikir keras uang darimana lagi ia harus membeli kebutuhan istri dan calon anaknya.

Ia belum mendapat pekerjaan tetap, hanya bisa bekerja jika mendapat peluang saja. Membantu tetangga berkebun, membantu mengangkat barang dagangan pemilik kedai didekat rumah, atau apapun itu asal digaji. Walau upahnya tak seberapa setidaknya cukup untuk memenuhi kebutuhan ia dan istrinya. Meski tak cukup untuk membeli susu Yoongi, Jimin tetap bekerja lebih keras untuk bisa membelikan sekotak susu demi istri dan bayi nya.

Ia sudah tidak mau meminta bantuan orang tuanya lagi, walau orang tuanya selalu membuka pintu untuk menerima uluran tangannya, Jimin jelas menolak. Ia sudah menjadi keoala rumah tangga walau kini ia harus berhenti sekolah demi bertanggung jawab atas apa yang ia lakukan.

Dan tidak sampai satu bulan lagi, ia akan menyandang status ayah di usia muda. Bahkan belum genap 17 tahun, Jimin harus mau untuk dipanggil Papa oleh anaknya nanti.












Itu sudah resikonya.




"Jimin, gerimis"




Jimin tersadar dari lamunan nya saat Yoongi menarik bajunya berkata 'gerimis'. Ia berdiri lalu menggendong istrinya kembali kerumah sebelum hujan datang dan membuat mereka basah kuyup.

Masalah susu, nanti ia pikirkan lagi. Untuk sekarang, ia harus segera kembali kerumah mereka sebelum gerimis kali ini menjadi besar.




















































•••••



























Saat hari dimana ia dipukul menggunakan sapu oleh Appa nya, Jimin malu sekali. Appa nya memukulnya ditengah jalan hingga ia menjadi objek tontonan dan tertawaan.

Ketika pulang tubuhnya ditarik paksa saat memar akibat pukulan Appa nya sudah membekas. Bahkan sesampainya dirumah penderitaannya bertambah.

Eomma nya menamparnya dengan terisak, adiknya yang paling kecil, Jihyun, juga ikut-ikutan memukul pahanya menggunakan mainan lalu berlari memeluk tubuh eomma mereka dan menangis bersama, sedangkan June, adik pertamanya menatapnya kecewa sambil menangis dan berlalu kekamar dengan membanting pintu.

One and Only - (MINYOON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang