2

2.3K 288 56
                                    

Ini saat baby Park lahir





























•••••




















Jimin pamit pada istrinya untuk mencari kerja tadi pagi, bahkan saat matahari belum bersinar. Semangatnya berjuang mencari pundi uang tanpa kenal waktu dan malu.




Aku ingin berondong seperti ini 😖



Saat ini sudah pukul 10 pagi, dan Jimin bersyukur hari ini ia mendapat banyak sekali kerja sambilan dengan upah yang cukup lumayan. Sepanjang perjalanan ia tersenyum sambil memegang erat uang yang ia bawa didepan dada. Tersenyum sangat lebar sampai matanya menyipit bagai bulan sabit.

























"WOI, JIMIN!!"

Jimin menghentikan langkahnya, ia menolehkan kepalanya kekiri dan kanan mencari seseorang yang memanggilnya. Dan diujung jalan didepan pertigaan ia melihat ternyata ada teman-teman sekolahnya dulu yang berlari kecil menghampirinya masih lengkap dengan seragam sekolah mereka. Seketika Jimin rindu bangku sekolah.








"Kau darimana, Jim?"

Teman-teman Jimin tidak mau menyinggung alasan apa yang membuat Jimin berhenti sekolah. Mereka tidak mau berpura-pura bodoh, itu hanya akan membuat teman seperjuangan mereka tambah bersedih hati dan malu atas perbuatannya. Oleh karena itu, mereka menganggap hal besar tersebut biasa saja, walau cukup membuat mereka tidak percaya awalnya karena itu mustahil. Tetapi saat keesokan harinya mereka melihat kursi Park Jimin yang kosong begitu terus hingga hari ini, mereka barulah yakin bahwa Jimin, teman mereka sedari kecil telah melakukan kesalahan fatal yang tak seharusnya ia lakukan diusia ilegalnya.

Mereka tidak menjauhi Jimin, tentu saja. Mereka masih tetap berteman baik. Walau sudah sangat jarang bertemu dikarenakan kesibukan masing-masing. Jimin dan teman-temannya masih bercengkrama satu sama lain disaat ada kesempataan, seperti sekarang.

"Cari ini" Jimin menunjukkan lembaran uang yang ia genggam hingga kusut tak berbentuk kepada teman-temannya dengan senyum mengembang.

Teman-temannya tidak bisa untuk tidak ikut tersenyum akibat senyum menular Park Jimin yang menawan.







"Boleh tidak kami kerumahmu?" Taehyung -sahabat Jimin sedari kecil, biang otak dari video bokep bajakan- bertanya sambil merangkul pundak Jimin dan mulai berjalan bersama dengan yang lain mengikuti dari belakang.

Jimin mengernyitkan alisnya, untuk apa teman-temannya datang kerumahnya? Bahkan dirumahnya hanya ada dua buah kursi rotan yang tentu saja tak akan cukup untuk kelima temannya, lagi, tanpa ada televisi maupun lemari pendingin untuk nanti bisa menyejukkan kerongkangan teman-temannya.

Jimin mukai berfikir negatif. Atau mereka ini hanya ingin melihat istri cantiknya saja?






Celaka, Jimin mana mau propertinya dibagi-bagi.






"Tae, tapi untuk apa?"

"Hanya berkunjung, memang tidak boleh? Ah, kau jahat sekali"

"Bukan begitu, Tae..."

Jimin menggantungkan ucapannya, saat tiba-tiba saja tangannya ditarik paksa oleh anak bibi Im.




Im Jaebum.



Tidak mau ketinggalan dengan aksi lari-larian barusan, Taehyung dkk juga ikut berlari dibelakang Jimin untuk mengikutinya jejaknya agar tak ketinggalan jauh. Sepertinya ada yang tidak beres, begitu pikir Taehyung.







One and Only - (MINYOON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang