"Dokter Ayra kok masuk sih? Bukannya seharusnya dokter ini cuti ya buat beberapa minggu kedepan? Kan dokter mau nikah" dokter Ayu yang tak lain ada rekan seprofesi Irene.
Jika dirumah sakit Irene dipanggil Ayra atau dokter Ayra sesuai namanya Irene Ayraline.
"Saya gak jadi ambil cuti" jawab Irene enteng.
Membuat kawan satu profesinya itu mengerutkan dahinya heran.
"Kenapa dokter ? Kok jadi ambil cuti?" yang dokter Ayu lagi.
"Ya karena saya gak jadi nikah" jawabnya enteng lalu berjalan meninggalkan ayu, masuk keruangannya.
"Ih dokter Ayra tungguin!".
Sesampainya diruangan Irene langsung menduduki kursi kebesarannya.
"Dokter! kok bisa gak jadi nikah? Di undur atau gimana? Ih ceritain dong".
Irene mendengkus mendengar ke kepoan kawannya itu.
"Gak pa-pa, gak jadi aja. Udah ah jangan nanya mulu! Sana dokter ayu kembali kerja aja!" usirnya.
"Jangan-jangan gosip itu bener lagi ya?" ucap Ayu polos.
Irene menyerngit heran "Gosip? Gosip apa?" tanyanya.
"Di rumah sakit ini lagi rame gosip katanya calon suami dokter Ayra nikah sama adik dokter Ayra sendiri".
Deg.
Irene membulatkan matanya. Serius? Secepat itu beritanya menyebar? Batin Irene bertanya-tanya.
Siapa yang menyebarkan beritanya? Apa juga motivasi orang itu menyebarkan gosip tentang keluarganya.
Kurang kerjaan sekali.
Walaupun memang itu benar adanya, tapi biarlah itu menjadi urusan keluarganya sendiri orang lain tidak perlu ikut campur.
"Dokter Ayra" Ayu memanggil.
"Yah si dokter malah ngelamun, dok!" panggilnya seraya mengguncangkan bahu Irene.
"DOKTER AYRA!" kali ini Ayu agak meninggikan suaranya, jengkel sendiri karena Irene mengabaikannya.
"Eh! jangan teriak-teriak! kamu bikin saya kaget aja!" tersentak, Irene memegangi dadanya saking terkejutnya.
Untung saja Irene tidak punya riwayat penyakit jantung.
"Kamu mau bikin saya jantungan?" tanya Irene kesal.
Ayu mencebik, mempoutkan bibirnya kesal, harusnya Ayu yang marah kenapa malah jadi sebaliknya.
"Lagian dokter tiba-tiba ngelamun, hati-hati loh dok nanti kesambet".
"Kamu yang ada saya sambit!" ujar Irene setengah kesal kepada Ayu.
"Dokter Ayra pagi-pagi udah sensi aja sih, lagi PMS apa gimana?" tanya Ayu dengan wajah tak berdosa nya.
"Kamu pagi-pagi udah recokin saya, gak ada kerjaan atau gimana?" Irene membalikan pertanyaan.
"Mending sekarang kamu kembali kerja, saya mau lihat jadwal saya apa aja hari ini" usirnya seraya mengibaskan tangannya.
Ayu kembali mencebik, dengan wajah kesal Ayu keluar dari ruangan Irene seraya menghentakan kakinya.
Irene menggelengkan kepalanya melihat tingkah partnernya itu, tak mau ambil pusing dengan Ayu, Irene segera mulai mengecek jadwalnya, barangkali jika ia tidak terlalu sibuk Irene akan mengambil operasi hari ini.
Ya, Irene butuh sesuatu hal untuk menyibukkan dirinya agar sejenak dapat melupakan masalah yang ada di rumahnya.
🍬🍬🍬
Nabila berangkat ke kampusnya diantar oleh Sehun, walaupun sebenarnya ia tidak mau namun karena itu adalah perintah dari kakek Irawan jadi Nabila tidak dapat menolaknya.
Sepanjang perjalanan hanya diisi dengan kebisuan, baik Sehun maupun Nabila tidak berniat untuk membuka suaranya.
Mereka mendadak canggung setelah menikah, padahal sebelumnya Nabila dan Sehun cukup dekat, dekat dalam artian sebagai adik dan kakak ipar.
Namun sekarang semuanya berubah atau lebih tepatnya Sehun yang berubah pada Nabila, walaupun mereka berstatus sebagai suami istri namun Sehun sama sekali tidak pernah menganggap jika Nabila adalah istrinya.
Sehun anggap Nabila tidak ada. Sehun benci Nabila, Sehun benci keadaan yang membuatnya berada diposisi ini.
"Cepat kamu keluar dari mobil saya, setelah ini saya harus ke kantor" ucap Sehun dingin.
Menepis tangan Nabila yang hendak salam padanya.
Mereka sudah sampai didepan kampus Nabila, Sehun tidak mau repot-repot mengantar istrinya itu sampai kedalam area kampus.
Nabila menunduk tatkala Sehun menepis lengannya, apa yang salah? Bukankah dulu juga seperti itu biasanya? Dan Sehun tidak pernah menolak.
"Aku cuma mau pamit sama kak Sehun--".
"Hmm, sekarang udah kan? Sekarang kamu keluar!" usirnya, dengan nada yang dingin.
Nabila mengangguk, pandangannya buram, air matanya siap keluar saat itu juga.
Tanpa mengatakan apapun lagi Nabila langsung keluar dari sana.
Sehun kembali menyalakan mesin mobilnya, tanpa berpamitan terlebih dahulu laki-laki itu langsung menginjak pedal gas nya bertepatan dengan itu tangisan Nabila pecah.
TBC.
Tadinya gak mau di publish dulu, tapi karena aku lihat followersku udah genap 400 jadinya aku publish deh😂😂.
Makasih ya temen-temen.
See you next chapter.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE
FanfictionTentang Irene Ayraline yang memendam sebuah harapan agar bisa kembali bersama dengan Alvaro Sehun Dinata walaupun Ayra tahu itu adalah sesuatu hal yang sangat mustahil.