Sekitar pukul delapan malam Sehun baru saja pulang dari kantor, Salshabilla yang notabenya adalah istrinya itu menyambut laki-laki itu didepan pintu.
Mengambil tas kerja Sehun, lalu berjalan beriringan masuk kedalam, Sehun diam tidak menolak karena disana ada kakek Irawan yang tak lain ada tuan rumah disini.
Jika di depan keluarga ini Sehun sebisa mungkin memperlakukan Salsha dengan baik, berbeda ketika mereka sedang berdua, sikap Sehun akan berubah seratus delapan puluh derajat.
Sehun menaiki satu persatu anak tangga, diikuti oleh Salsha, hal itu tak luput dari penglihatan kakek Irawan.
Memasuki kamar mereka, Sehun langsung mengambil handuk dan satu setel pakaian rumahan.
"Kak Sehun, aku buatin teh mau?" tanya Salsha hati-hati setelah mereka sudah berada didalam kamar.
Sehun menatap Salsha sebentar lalu membuang pandangannya ke arah lain tanpa mengatakan apapun.
"Atau air putih kak?" tanya Salsha lagi.
Salsha hanya mencoba bersikap menjadi istri yang baik untuk Sehun, walaupun statusnya tersebut tidak pernah dianggap oleh suaminya.
"Terserah" hanya itu yang Sehun katakan sebelum dirinya berjalan menuju kamar mandi.
Pintu kamar mandi dibanting dengan cukup keras hal itu membuat Salsha terlonjak kaget.
Memegangi dadanya menetralisir detak jantungnya, setelah dirasa cukup membaik Salsha keluar dari kamarnya, ia hendak membuatkan teh untuk suaminya.
🍬🍬🍬
"Lagi bikin apa Sal?".
Salsha yang tengah mengaduk teh supaya gulanya larut, menoleh sesaat ke samping lalu ia tersenyum.
"Aku lagi buat teh manis, kak" jawabnya.
Orang itu mengerutkan keningnya heran "Tumben, setahu kakak kamu gak suka teh manis" kata orang itu, Naya namanya yang tak lain adalah kakaknya.
"Bukan buat aku kak, tapi buat kak Sehun" jawabnya kikuk.
Raut wajah Naya langsung berubah, namun setelah itu Naya kembali tersenyum supaya Salsha tidak curiga.
"Oh, gitu. Yaudah lanjutin aja" katanya, mendadak Naya jadi canggung setelahnya.
"Sekalian bawain makannya Sal" ucap seseorang.
Naya dan Salsha kompak menoleh bersamaan ke asal suara.
"Kakek?" Naya bertanya, sejak kapan kakeknya itu ada disana.
Kakek Irawan tersenyum kepada kedua cucunya itu.
"Suami kamu pasti capek Sal, bawain makan ke kamar, siapa tahu dia belum makan" ucap kakek Irawan kepada cucu bungsunya.
"Aahh--itu iya, aku belum tanya kak Sehun dia udah makan atau belum, dia lagi mandi nanti aku tanyain dulu" katanya salah tingkah.
Tidak ingin berada didalam situasi ini Naya inisiatif untuk pergi dari sana, niat awalnya ia ke dapur untuk mengambil air putih, suaminya juga baru saja pulang dari kantor.
"Kakek, Sal aku pamit dulu ya" katanya, sambil membawa segelas air putih di tangannya.
Setelah mendapat jawaban Naya pun undur dari sana.
"Kakek kalo gitu Salsha pergi juga ya, takut kak Sehun udah selesai mandinya" Salsha pun ijin pamit pada kakek Irawan seraya membawa teh manis buatannya.
Dan setelah kakek Irawan mengangguk pun Salsha langsung pergi dari sana.
🍬🍬🍬
Salsha kembali ke kamarnya bertepatan dengan Sehun yang baru saja selesai mandi, Sehun sudah memakai pakaiannya jadi tidak akan ada drama-drama ala wattpad si perempuan malu karena melihat suaminya baru saja mandi, bertelanjang dada hanya handuk yang melingkar di pinggangnya sampai lutut.
Tidak, Sehun tidak seperti itu. Atau lebih lebih tepatnya tidak mau dan tidak akan pernah, Sehun tidak mau memperlihatkan tubunya kepada Salsha.
Salsha sempat terdiam melihat Sehun namun laki-laki itu tidak menghiraukan, Sehun berjalan ke meja rias untuk menyisir rambutnya.
"Kak Sehun udah makan?" tanya Salsha setelah dirinya menaruh teh manis di nakas.
Tanpa menoleh Sehun menggeleng sebagai jawaban.
"Aku bawain--".
"Saya bisa ambil sendiri" ucapnya memangkas kalimat Salsha.
Setelah itu Sehun berdiri dari tempat duduknya, berjalan melangkahkan kaki keluar dari kamar.
"Kak Sehun--".
"Kamu jangan ikutin saya!" peringat Sehun ketika melihat Salsha hendak mengikutinya.
Salsha mengangguk patuh, setelah itu Sehun benar-benar pergi keluar.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE
FanfictionTentang Irene Ayraline yang memendam sebuah harapan agar bisa kembali bersama dengan Alvaro Sehun Dinata walaupun Ayra tahu itu adalah sesuatu hal yang sangat mustahil.