Heart broken (Cowardice)

49 11 83
                                    

Cowardice pov

Aku memeluk kak Rion dengan sangat kuat, petir benaran membuat aku takut. "Aku takut..." ujarku. Kak Rion pun menguatkan pelukannya, dan aku merasa tenang. "Tenanglah Cowardice... kakak ada disini...."

"Huhuhu... iya...."

Aku pun membenamkan wajahku ke dada kak Rion, dan aku merasa bahwa aku tidak takut lagi. Ketika hujannya berhenti, kak Rion melepaskan pelukannya. Aku memandang kesekitar dan tidak menemukan Necro, dia dimana? "Kakak... Necro dimana?"

"Huh...? Tadi dia pergi, katanya ada rapat."

"Aku tahu itu, tapi dia gak berlindung saat hujan?"

"Gak tuh, dia langsung pergi aja."

"Benarkah...? Gitu ya.... Kakak... aku pergi cari Necro dulu ya..." kataku sambil beranjak pergi.

"Kau menyukainyakan?" goda kak Rion. Wajahku seketika memerah, "Eh...? A-apa m-maksud k-kakak?"

"Jangan bohong deh... wajahmu aja memerah kayak gitu."

"Eh...?"

Aku pun langsung menutup wajahku dengan tanganku, dan kak Rion hanya tertawa pelan. Dia mendekatiku dan mengusap kepalaku, "Jangan buat calon adik iparku menunggu."

"Kakak...."

"Kejarlah dia...."

"Oke."

Aku pun berlari meninggalkan kak Rion, disaat berlari aku tidak sengaja menabrak seseorang. "Hati-hati ketika kau jalan ya..." ujar roh itu dengan lembut.

"Maaf... aku sedang terburu-buru."

"Benarkah? Kau sedang mencari siapa?"

"Necromancy..." kataku sambil memfokuskan pandanganku. Ternyata yang kutabrak adalah Demonism, aku beruntung gak dibunuh dia. "Kau mencari Necro untuk apa?" tanyanya menginterogasiku.

"Ehm... aku khawatir dengan keadaannya."

"Kau suka padanya ya...?"

"Eh...? G-gak k-kok, m-mengapa k-kakak b-berpikir d-demikian?"

"Karena satu, kau tampak khawatir ketika kita membahas Necromancy. Kedua, wajahmu memerah ketika aku bertanya alasanmu menemuinya. Dan ketiga, bicaramu terbata-bata ketika aku menggodamu."

Aku menatap Demonism dengan tatapan malu, dan dia hanya menertawakan sikapku. "Kayaknya aku akan segera mendapatkan kakak ipar." Aku pun menunduk malu ketika dia berkata demikian, "Dia dikamarnya.... Anak itu terkena flu, udah tahu hujan malah berjalan didalam hujan."

"Dia apa...?"

"Sakit flu."

Aku dengan cepat bergegas kekamar Necro, "Tunggu Cowardice!!! Jangan pergi kekamarnya!!!!" Aku tidak mempedulikan peringatan Demonism dan tetap berlari. Ketika sampai didepan kamarnya, disaat aku ingin mengetuk aku mendengarnya. "Aku suka padamu, jadilah pacarku," ujar Necromancy. Hatiku seketika retak ketika mendengar perkataan Necro, tapi pada siapa dia bicara?

"Tentu saja, mengapa tidak?" balas sebuah suara. Itu adalah suara Black magic, jadi gitu ya.... Dia sudah lama suka Black magic, dan aku hanya menghalangi hubungan mereka. Aku sangat bodoh berpikir bahwa Necro akan menyukaiku, apa yang sebenarnya aku pikirkan sih? Necro hanya menganggap aku temannya tidak lebih, dan aku berpikir bahwa hubungan kami bisa lebih dari itu, aku ini bodoh.

~TBC~

Ro : Hatiku... masalahnya tambah kompleks deh, dan melenceng dari judul fanficku. Sudahlah... biarkan aja deh.... Nah... mengapa aku membuat fanfic sedih sih? Maafkan aku ya shipper Necrocowar ini berarah ke fanfic sedih, dan maafkan aku shipper Cowarion fanfic ini hampir gak ada unsur Cowarionnya.

Gilbert : Hampir... tapi masih ada.... Udah ubah haluan aja, jadikan fanfic ini fanfic Cowarion.

Ro : Diam kau!!!! Kalau kau ingin aku menulis fanfic itu... berlututlah dan minta maaf untuk semua kesalahan yang telah kau lakukan.

Gilbert : Gak mau!!!

Ro : Kalau gitu gak kutulis.

Gilbert : *melotot* Oke.... NECROCOWAR ITU SHIP YANG MENGERIKAN!!!!!

Ro : *ambil senjata* Siaplah untuk mati

Veli : *ambil granat* Jaga-jaga kalau kak Gilbert ingin kabur

Gilbert : *lari dari Ro*

Ro : *ngejar Gilbert* Sekian dan terima kasih, kami undur diri dahulu.... Bye-bye dan.... KEMBALI KEMARI DASAR SHIPPER FANATIK YANG GAK BISA NGEHARGAIN SHIP ORANG LAIN!!!!

Gilbert : Gak mau... aku gak mau mati.

The true meaning of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang