🦋
Aroma khas teh hangat yang disajikan dengan beberapa potong roti memenuhi seluruh ruangan kamar pagi itu.
Jimin sedang berdiri di balkon sembari menatap pemandangan pagi dalam diam. Sebelumnya, Jimin berfikir bahwa dia tidak perlu lagi mencari tahu apapun mengenai Lusi, wanita itu yang memutuskan untuk mengakhiri semuanya. Tapi, panggilan telepon yang di terimanya tepat jam 6 pagi tadi membuat pertanyaan yang tidak ingin dia temukan jawabannya kembali memenuhi isi kepalanya.
Rasanya, Jimin ingin segera berlari saat itu juga meninggalkan negara ini hanya untuk menemukan jawaban itu.
"Aku ingin kau mengatur semuanya Vin. Aku percaya kau bisa menyelesaikan semua tanggung jawab yang ku berikan padamu secepatnya. Kau hanya perlu mengatur beberapa perjalanan bisnis."
Jimin menoleh saat yoona yang baru saja selesai berganti pakaian sedang berjalan mendekati meja makan. Wanita itu bahkan menatap balik ke arah jimin untuk beberapa detik sambil tersenyum tipis. sebelum akhirnya, menyeduh secangkir teh hangat yang sudah berada di atas meja sejak beberapa menit yang lalu.
"Vin, kali ini, Aku tidak ingin kau ikut campur. kau sudah setuju untuk melakukannya. Memangnya kau fikir apa yang akan terjadi ? Huh?" Lagi - lagi Jimin menghembuskan nafasnya lelah. Dia agak sedikit kesal karena Vin terlalu banyak bertanya padanya.
"Jim,"
Sebuah panggilan membuat jimin kaget
hingga membuat ponsel yang ada dalam genggaman tangannya hampir saja terjatuh. lelaki itu tidak tahu sejak kapan Yoona berjalan menuju balkon. Beberapa saat yang lalu, dia yakin wanita itu masih sibuk menikmati tehnya. Yoona juga agak sedikit terhenyak. tidak menyangka, Jimin akan bereaksi seperti itu hanya karena Yoona hampir saja mendengar apa yang dia bicarakan di telepon."Ada apa?" Tanya Jimin berusaha terlihat setenang mungkin.
Yoona tidak yakin dengan apa yang dia fikirkan tapi Jimin tampak seperti sedang menyembunyikan sesuatu. seperti seorang pencuri yang hampir saja ketahuan.
"Ibumu baru saja menelpon. dia meminta kita berkunjung kerumah orangtuaku sore ini."
Drrt— Sebuah telepon kembali masuk dan vin adalah nama yang pertama kali tertangkap oleh pengelihatannya saat wanita itu menatap layar ponsel Jimin yang sedang berada dalam genggamannya.
Jimin hanya menatap yoona sekilas, sebelum akhirnya berjalan pergi meninggalkan wanita yang masih menatap tubuh itu menjauh sembari mengangkat teleponnya dari balik kaca. Lelaki itu bersikap sedikit aneh pagi ini. Dia yakin semalam mereka baik-baik saja.
Yoona tidak ingin menanyakan apapun karena dia yakin Jimin dan dirinya sudah memperjelas semuanya. Lalu apalagi yang menjadi masalahnya sekarang? kenapa semuanya justru kembali terasa asing? ini tidak seperti mereka sedang berusaha menjalani pernikahan yang seharusnya. Hubungan mereka tidak nampak seperti akan berjalan ke arah yang lebih baik.
Jimin kembali berjalan menuju balkon setelah mematikan teleponnya. Sementara Yoona, masih berdiri menunggu jawaban dari apa yang beberapa menit lalu dia katakan pada Jimin.
"Maafkan aku. Ada beberapa masalah dikantorku. Jadi, sepertinya aku tidak bisa berkunjung ke rumahmu dengan fikiranku saat ini. Kau tahu, aku tidak ingin tampak seperti terpaksa kesana hanya karena permintaan ibuku. situasinya akan sangat tidak nyaman kalau aku harus menemui mertuaku di saat seperti ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Remedial | SEGERA TERBIT
FanfictionMempelai wanita Hyun Jimin di ganti di hari pernikahan untuk menyelamatkan wajah keluarganya. Ahn Yoona yang baru saja menyelesaikan kuliah tingkat strata satunya, tiba - tiba saja dipaksa setuju untuk menikahi anak dari sahabat orangtuanya sebagai...