Yoona tidak pernah merasa waktu bergerak begitu lambat seperti hari ini. dia bahkan sudah tak ingin memikirkan sudah berapa lama dia duduk di tepi tempat tidur seperti seorang pesakitan yang terus menatap jendela dengan tatapan kosong. mengabaikan kewajibannya untuk bekerja juga dering ponsel yang tak berhenti berbunyi hampir setiap detik.
Benda itu tak lagi mengeluarkan suara sejak tiga puluh menit yang lalu, Yoona menduga ponselnya pasti telah kehabisan daya.
Tapi, siapa perduli dengan kekacauan apa yang sedang terjadi di luar sana jika, di tempatnya sekarang saja sedang ada kekacauan yang nyaris menghilangkan kewarasannya.
Kini, Yoona bahkan tidak tahu kemana perginya lelaki yang sudah menciptakan kekacauan dalam kepalanya itu. sudah hampir 18 Jam berlalu sejak lelaki itu memilih jujur dan meninggalkan rumah.
Apa dia fikir yoona akan merasa lebih baik dengan kepergiannya?
Batinnya berperang keras, merasa bingung dengan apa yang saat ini dia inginkan atau apa yang harus dia lakukan dengan pengakuan Jimin.
Sama seperti dulu, lelaki itu tidak teraih. Wanita itu tak ingin membohongi diri sendiri bahwa, jika dia mau, dia bisa saja tetap berada disisi Jimin seperti seharusnya seorang istri berhak atas suaminya. Namun, kenyataan bahwa Jimin menghamili wanita itu membuktikan bahwa persepsi yang ternyata hanya sebuah omong kosong itu hanyalah sebuah bualan belaka.
Haruskah yoona terus di ingatkan mengenai posisinya dalam pernikahan mereka?
Sekali lagi, Hal apa yang bisa dia harapkan dari pernikahannya?
Logika Yoona berteriak dengan keras di dalam kepalanya. Sudah waktunya sadar, dunia tidak pernah menjanjikan sesuatu yang nyata. Jimin bahkan sudah membuktikan bahwa, pernikahan mereka bukanlah apa-apa begitupun dengan yoona yang juga bukan siapa-siapa selain sebuah pengisi kekosongan.
Persis dengan alasan yang mendasari bagaimana pernikahan mereka terjadi.
Yah— dan mengenai akan jadi seperti apa pernikahan mereka kedepannya, bukankah semuanya sudah jelas?
Terisak tanpa suara adalah hal yang yoona lakukan selanjutnya. Dia sudah berusaha begitu kuat untuk menahan semua gelombang dalam dadanya tapi, dia tidak bisa bertahan lebih lama dari ini.
Yoona tahu dimana batas kemampuannya dan disinilah dia, bersama kegelapan dan badai dalam dadanya tanpa siapapun.
Yoona kadang bertanya, dosa apakah yang sudah dia lakukan di kehidupan sebelumnya hingga dunia begitu tega mempermainkan takdirnya.
Dia kehilangan banyak hal dalam hidupnya dan berusaha memunguti kepingan harapan itu sejak awal tapi, semuanya sia-sia.
Tak ada hal yang bisa dia perbaiki pun tak ada hal yang bisa dia gantikan.
Di tengah isak tangisnya, seseorang membuka pintu dan tentu, hanya jimin yang bisa membuka pintu yang sejak pagi telah dia kunci. Yoona bisa menduganya! Lelaki itu sudah pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remedial | SEGERA TERBIT
FanfictionMempelai wanita Hyun Jimin di ganti di hari pernikahan untuk menyelamatkan wajah keluarganya. Ahn Yoona yang baru saja menyelesaikan kuliah tingkat strata satunya, tiba - tiba saja dipaksa setuju untuk menikahi anak dari sahabat orangtuanya sebagai...