"Kamu ini ya sama saja dengan Navia bahkan lebih buruk!!"
Seorang gadis berambut panjang menunduk ketika mendengar bentakan Pak Tarjo"Dengar ya kalau kamu sering-sering terlambat, datangnya lebih siang pula kamu bisa saja di keluarkan dari sekolah ini ngerti!? Bahkan jika nilaimu bagus!"
"M-maaf aku akan berusaha da-datang lebih pagi lagi" Ujar gadis itu menunduk. "Yh baiklah karena aku kenal baik dengan ayahmu aku tak akan membawamu ke kepala sekolah tapi kalau besok di ulangi lagi bapak tak akan menahan diri lagi" Wajah gadis tersebut menjadi tenang dan lega.
"Terima kasih" Ujar gadis itu senang
"Tapi sepulang sekolah nanti kamu bantu Navia Raftihani dari kelas X-7 membersihkan gudang. (aku cukup kasihan kalau Navia sendiri yang membersihkannya, takut terjadi apa-apa)"
"Eh? Siapa?" Tanya gadis itu kebingungan. Sebenarnya dia hanyalah seorang gadis penyendiri. Tempat duduknya berada di pojokan kelas dan waktu istirahatnya dia habiskan dengan membaca buku di perpustakaan. Gadis tersebut tidak terlalu mencolok tak heran hanya sedikit orang yang pernah melihat dan mengenalnya. Karena itu, dia tidak banyak mengenal orang-orang di kelasnya apa lagi yang berbeda kelas.
"Kamu nggak kenal dia ya?" pak Tarjo menggaruk kepalanya yang tidak gatal " yaudah, nanti pulang sekolah kamu samperin aja kelasnya tanya sama yang ada disana 'Ada Yang Namanya Navia Raftihani Nggak?' gampang kan, sekarang kamu balik ke kelas kamu" Ucap pak Tarjo tak mau repot dia tau dari ayah gadis itu kalau dia anak yang tertutup dan penyendiri.
"T-tapi...."
"Sudahlah usahakan sering bersosialisasi dengan orang-orang, siapa tahu hukuman dariku bisa membuatmu mempunyai teman baik. Yaudah sana pergi ke kelasmu"
"Baiklah" Gadis itu menghela nafas dan pergi ke kelasnya.
*Tap Tap Tap*
"Navia Raftihani ya? Semoga aja orangnya enak diajak temenan"
Gadis tersebut tersenyum tipis dan mempercepat langkahnya.***
*Bruk*
"Haaahhh....... Capek" Keluh Navia mengusap dahinya
"Telat lagi Nav?" Tanya teman sebangkunya, Azela.
"Ya, seperti yang kamu lihat. Tadi belajar apa aja" Ujar Navia "Ng? Ooh.... Tadi belajar pelajaran matematika lah, aku lagi malas menjelaskan. nih" Ucap Azela sambil menyodorkan buku catatannya.
Navia membuka buku Azela "Makasih, aku salin ya hehe" Ucap Navia tertawa kecil. "Ya silahkan"
Azela memperhatikan Navia yang sedang menyalin tulisan dibukunya "Kali ini apa?" Navia menoleh ke arah Azela dengan memasang ekspresi kebingungan "hmm?" Azela menghela nafas nya "Kali ini hukuman yang di kasih kepala sekolah ke kamu apa?"
"Ooh.... Bukan apa-apa sih" Ujar Navia menyembunyikan hukuman yang ia anggap berat. Navia tidak mau Azela terlibat dengannya, karena bila ia memberitahukan hukuman dari kepsek kepada sahabatnya itu Azela akan memaksa membantu.
"Bukan apa-apa? Gak mungkin, setelah aku hitung kamu sudah telat lebih dari 20 kali di semester ini. Yah kalau di SMA lain pasti kamu udah di keluarin. Aku prediksi hukumannya beratkan? bilang aja, aku mau bantu kok" Ujar Azela sambil memegang kaca matanya dan bergaya ala detektif.
"Apa sii aku bilang bukan apa-apa tenang aja" Ujar Navia santai. "Yaudah deh terserah kamu" Ucap Azela yang mulai tak tertarik dengan apa hukuman Navia.
°pulang sekolah....°
Seorang gadis berjalan cepat menyusuri koridor sekolah. Dia berjalan menuju kelas X-7. Setelah sampai disana, dia bertanya kepada salah satu orang sedang yang piket "permisi.....di sini ada yang namanya Navia Raftihani?"
Orang yang ditanya ternyata adalah Navia sendiri, dia menyeringai "emmm......... Sebenarnya kamu ada keperluan apa dengan Navia?" Ujar Navia agar ia tahu apa tujuan orang yang tidak dikenalnya itu "eh?!! T-tunggu!! Bukannya dia orang yang aku liat telat tadi pagi ya? EHHHHH!!!! Jangan jangan??!!"
"Aahh..... Ini hal penting aku tak bisa memberitahumu tolong apa disini ada Navia" Pinta gadis itu. Melihat ekspresi gadis tersebut Navia berfikir untuk mengusili gadis itu. "Hm kalau kamu mau tahu Navia ada dimana beritahu dulu siapa namamu dari kelas berapa dan apa tujuanmu" Ucap Navia menyeringai.
"Akh sudahlah lebih baik aku tanya kepada orang lain saja" Jawab gadis tersebut kesal lalu pergi menghampiri orang lain. Navia hanya tertawa cekikikan.
"Emm permisi apa di sini ada orang yang namanya Navia" Gadis itu menghampiri orang yang ternyata Azela. Azela menatap bingung gadis yang tak dikenalinya itu "apa? Bukankah dia barusan bicara dengan Navia?" Azela menoleh ke arah Navia. Navia yang menyadari tatapan Azela mengedipkan sebelah matanya.
Azela menghela nafasnya "Ohh... Navia itu ada di sana" Azela menunjuk ke arah Navia. Gadis tersebut mengikuti tunjukkan Azela dan mendapati bahwa dia menunjuk orang yang membuatnya kesal tadi.
"A-APA??!!!" Gadis tersebut tersentak kaget. Navia tertawa pelan. "Iya aku Navia ada apa?" gadis tersebut kebingungan lalu menoleh ke arah Azela. Azela menepuk pundak gadis tersebut. "Maaf, temanku yang satu itu memang usil" Ujar Azela sambil tersenyum.
Gadis tersebut menghela nafasnya "Namaku Yuri Agatha aku di suruh sama pak Tarjo untuk membersihkan gudang bersamamu."
"Hah?? Bersihin gudang?!!" Sela Azela heran "Hoi katanya kamu nggak dikasih hukuman" Navia tertawa "Aku bilang bukan apa-apa. Kau mendengarnya kan? dan aku tak pernah bilang pak kepsek tidak memberiku hukuman apapun haha" Navia masih saja tertawa.
"Baiklah sebagai balasan karena telah menetawaiku aku akan memaksaku mengizinkan aku membantumu hohoho" Navia protes dengan keinginan Azela keduanya berdebat.
Yuri hanya memperhatikan mereka berdua berdebat lalu tersenyum tipis.
Bersambung.........
KAMU SEDANG MEMBACA
Portal In Lemari : A Hidden Empire
FantasyTerhisap ke dalam lemari ?? apa yang sebenarnya terjadi......!!?