Ch. 06- Alasan Terlambat

50 9 0
                                    

Kerajaan Hiddenia Tengah-Stone Castle

"Yang mulia...." 3 orang perempuan menunjukkan hormatnya kepada wanita tua.

"Bagaimana pekerjaanmu Lyna?" Wanita tua yang tak lain adalah pemimpin Kerajaan batu, Asleen Carlyna itu berkata kepada salah satu perempuan yang paling tinggi diantara mereka.

"Kami berhasil membawa 31 manusia dari bumi. 6 orang dari Amerika, 5 orang dari China, 3 orang dari Jepang, 2 orang dari Korea, 4 orang dari India, 5 orang dari Rusia, dan 6 orang dari Indonesia. Diantaranya ada 20 laki-laki dan 11 perempuan dan Aura mereka semua melambangkan Devil Moon Symbol."

Asleen mengerutkan dahinya "31 orang? Bukankah itu terlalu banyak? Apa yang kalian pikirkan? Dan juga Devil Moon Symbol? Apa-apaan ini!"

"Maaf yang mulia, ini tidak biasanya terjadi. Seharusnya setiap 100 tahun hanya ada paling banyak 3 manusia yang memiliki simbol tersebut dan seharusnya kekuatan simbol itu pada manusia kurang dari setengah yang biasanya ada pada bangsa Iblis.

Sepertinya bangsa iblis sekarang telah menunjukkan pergerakkan mereka dan dimulai dari bangsa manusia. Oleh karena itu kami berdua membawa manusia lebih banyak dari biasanya." Lyna menghela nafas berat.

"Lalu yang mulia dari pantauan kami masih ada lebih dari 100 manusia yang memiliki aura ini. Karena daya tampung portal yang kecil, kami hanya bisa membawa 31 orang diantaranya."

Kepala Asleen terasa sakit. Karena butuh waktu 100 tahun untuk mengaktifkan portal yang menghubungkan hiddenia dan bumi.

Memang, setiap 100 tahun semua pemimpin kerajaan Hiddenia akan membuka portal yang menghubungkan Negri Hiddenia dan bumi. Kaum Hiddenus, sebutan dari penghuni Hiddenia akan menyatukan kekuatan mereka untuk memanggil manusia. Hal itu bertujuan untuk membersihkan Devil Moon Symbol yang sengaja di tanam bangsa iblis pada jiwa manusia.

Biasanya setiap 100 tahun hanya ditemukan 2-3 manusia yang tertanam Devil Moon Symbol oleh karena itu, ketika mendengar manusia yang tertanam lebih dari 10 orang saja sudah menjadi masalah besar.

Asleen bangkit dari singgasananya dia ingin menyendiri untuk mencerna semua masalah yang terjadi. Tetapi, Lyna segera menghentikannya.

"Maaf yang mulia ada satu lagi"

Mendengarnya, Asleen kembali mengerutkan dahinya yang sudah mulai keriput "Apa?"

Lyna menghela nafas "Ada satu orang gadis dari indonesia yang memiliki 85% kekuatan Devil Moon Symbol, dia dibawa oleh Athya dan Anathya."

"85 persen?!!" Asleen berteriak kaget "Lalu kenapa mereka berdua tak mengkabariku?"

Hening sejenak sebelum Lyna berkata bahwa si kembar Athya dan Anathya tidak mengetahui hal itu. Mereka hanyalah anak berusia 5 tahun.

"Cari orang itu sebelum Hiddenia hancur. Kumpulkan seluruh pemimpin kerajaan lain. Aku berencana mengadakan rapat" Asleen beranjak pergi dari singgasananya dengan wajah buruk.

***

"Kakak! Kakak! Kau berasal dari mana?" Naru bertanya pada seorang gadis dengan bersemangat.

"Lalu apa yang kakak lakukan disini? Kenapa kakak bisa pingsan disana? Apa yang terjadi?"

Kepala gadis itu terasa sakit. Dia berusaha mengingat apa yang terjadi sebelumnya.

"Ahh!! Azela dan Yuri!!" Gadis yang tak lain adalah Navia itu menteriakkan nama teman-temannya "kau.. Apa kau melihat teman-temanku?"

"Teman kakak? Aku hanya menemukan kakak sendiri"

Navia diam. Dia mengingat dengan jelas kejadian yang terjadi di gudang sekolah. 'Dua orang kembar itu.. Siapa mereka? Dan anak ini.. Aku sebenarnya ada dimana? Azela dan Yuri juga..' Navia berusaha mencerna apa yang terjadi.

Naru hanya diam menunggu Navia membuka suara "Kamu menemukanku dimana? Bisa antar aku kesana?"

"Sebaiknya kakak istirahat dulu, kondisi kakak belum membaik.."

"Tidak apa-apa bawa aku kesana"

"Tapi.."

"Tak apa-apa aku sudah merasa baikkan. Terima kasih telah merawatku"

Naru hanya bisa mengangguk setuju. Dia menuntun Navia ke semak belukar tempat Naru menemukannya. Setelah sampai, Navia memandang sekitarnya yang hanya dia lihat adalah pohon dan pohon.

"Kau yakin tak ada orang yang kamu temukan selain aku disini?"

"Tidak kak, aku hanya menemukan kakak. Kakak mau mencari mereka? Biarkan aku membantu, aku paham jalan sekitar sini"

Navia menganggukkan kepalanya "Ngomong-ngomong siapa namamu?"

"Naru"

"Lalu.. Umurmu?"

Naru menghitung dengan jarinya
"Sepertinya 8 tahun.." Naru menjawab ragu-ragu.

"Ibu dan ayahmu? Aku tak melihat ibu dan ayahmu di--" Navia menghentikan perkataannya dia bisa melihat perubahan raut wajah Naru.

"K-kau hidup sendiri?"

Naru tersenyum tipis sebelum menganggukkan kepalanya.

Navia menutup mulutnya. "Maaf"

Semua menjadi hening. Hanya terdengar suara hewan bersahut-sahutan. "Emm Namaku Navia" Ucap Navia mencairkan suasana.

Naru menoleh ke arah Navia " 15 tahun"

"Kakak, kau tau? Kakak orang ke empat yang pernah ku lihat.. Eh tidak, kelima."

Navia diam mendengarkan.

"Sejak kecil aku selalu ingin mempunyai seorang kakak yang melindungi dan membimbingku.." Naru menatap Navia penuh harap.

Navia tetap diam mendengar perkataan Naru. Navia tau maksud kata-katanya.

"Aku tahu kita belum lama bertemu, tapi.." Kini pandangan Naru menjadi ragu-ragu.

"Baiklah!! Aku juga sudah lama ingin mempunyai adik! Kurasa menjadi seorang kakak tidak buruk juga!" Navia merasa nasibnya sama seperti Naru. Navia memang sudah hidup sendiri sejak kelas 6 SD. Navia tau rasanya hidup tanpa keluarga, Ibu Navia meninggal saat melahirkannya sedangkan ayahnya merantau ke negara lain tetapi belum pulang selama bertahun-tahun. Entah apa yang dilakukannya. Sementara paman? Navia merasa tidak nyaman tinggal dengannya, walaupun rumah pamannya besar dia tetap merasa tak enak.

Navia sejak kelas 6 sd akhirnya tinggal Sendiri di kontrakan pamannya. Dia sudah terbiasa hidup mandiri sehingga tidak masalah dengan hal itu dan tentang biaya, semua di tanggung oleh pamannya. Tetapi, sejak masuk SMA, Navia menolak uang dari pamannya dan memutuskan kerja paruh waktu.

Ya, pekerjaan inilah yang membuat Navia sering terlambat.

 Portal In Lemari : A Hidden EmpireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang