Dear Nine

19.6K 1.7K 544
                                    

AWAS, ADEGAN BERBAHAYA. KALO GASUKA LANGSUNG CLOSE NO BACOD2 KARENA JODOH HOSEOK LAGI SENSITIP.

V ngendarain mobil ngebut kayak pembalap selama perjalanan pulang ke apartemennya. Gue cuma diem sambil pegangan sabuk pengaman erat-erat. Takut banget gue, apalagi V kelihatan lagi dalam mode galak gitu.

Sesampainya di apartemen, tepatnya selepas beberapa detik kita masuk apartemen, hawa galak V semakin menjadi-jadi. Gue awalnya ingin melarikan diri karena takut, tapi V udah lebih dulu nangkup wajah gue, lalu nyium bibir gue dengan ganasnya. Ciuman itu membuat gue terkesiap.

Bibir gue bergerak buat mengimbangi ciumannya awowo, tangan gue bergerak nyentuh pundak V, berusaha ngedorong dia. Namun V nggak membiarkan hal itu terjadi. Dia mengulum bibir gue, seolah mau ngehabisin bibir gue. Lidah V menerobos masuk, memainkan langit-langit mulut gue, lalu menghisap lidah gue kayak lagi kelaperan.

Ketika gue terus-menerus ngedorong pundaknya, V dengan kasar narik zipper celana gue, menarik turun celana gue dan ngebuang benda itu ke arah belakang. Salah satu kaki gue dia angkat agar meluk pinggangnya. Mpusnya yang masih berlapis celana ditekan sampai nabrak mpus gue, ngebuat gue mengerang dan ngepalin kedua tangan di pundak V.

Awowo nyiumin leher gue sebelum kemudian ngehisap kuat sampai gue melenguh. Ciuman V lalu berpindah ketulang belikat gue, dan berakhir di dada gue. Lidah V menjilati pucuk merah muda gue dengan rakus.

V ngehimpit tubuh gue di tembok sampai gue nggak bisa menggerakkan tubuh. Sewaktu tangan V ngeremas dada gue, gue langsung ngedesah keras.

Tangan gue terkulai lemah di sisi tubuh, dan bibir gue kebuka lebar. Meloloskan suara kepedesan yang ngejadikan gue tertegun.

Apa--emak pas gue telpon dulu lagi ginian juga?

Eh, nggak mungkin. Kan bapak gue nggaj tau hilangnya kemana.

Fokus gue balik lagi saat gue merasakan tangan V mulai meremas-remas mpus gue. Mpus gue diurut-urut gitu kayak tukang pijet.

"M-mh u-unh V." Gue menjilati rahang V. Tangan gue nyengkeram tengkuk V, ngeremes rambut belakangnya buat menyalurkan nikmat.

"Yeah, desahkan terus namaku, Juju sayang." Ujar V sambil ngeluarin mpusnya yang panjang, besar, dan berurat dari dalam celananya.

Gue sontak menelan Iudah susah payah.

Tepat ketika gue natap matanya, V Iangsung menjejalkan dua jarinya ke dalam mulut gue. "Kulum."

"K-kulum?" Gue nggak ngerti. Kulum apaan? Ngertinya kurikulum gue.

V ngedengus. "Jilatin, emutin. Ngerti?"

Gue mengangguk patuh. Mulut gue pun bekerja buat mengulum jari-jari V yang nggak kalah besar dan panjang dari mpusnya itu. Gue menyedot jari-jari itu, menjilatinya penuh semangat, ngebayangin jika jari itu adalah permen milkita.

Sementara V nontonin kegiatan gue dalam diam, awowo sesekali bakal ngejilatin daun telinga gue dan mengulumnya sampai gue kegelian. Jilatannya lalu turun ke leher, dia ngebubuhin beberapa kissmark di sana.

Gue ngedesah, mpus gue nggak tau kenapa jadi goyang shopee. Saat dirasa jari-jarinya udah cukup basah, V langsung mengeluarkannya dari mulut gue.

Homo, Yuk? (KTH + JJK)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang