Aku menatap selembar surat perjanjian yang tergeletak di atas meja.
Sungguh, yang tertera didalam situ betul-betul tak manusiawi. Aku telah tergadaikan! Oleh suamiku sendiri. Di meja judi!
Ha-ha! Itu seperti kisah dalam pewayangan kan? Pandawa lima kalah judi melawan kurawa, dan istri mereka terpaksa diserahkan pada lawan judinya.
Kini, hal sama menimpa diriku.
Mataku mulai berkabut karena airmata yang menggenang disana.
Brett! Kuraih surat perjanjian laknat itu dan kurobek didepan pria asing yang sudah membeliku di meja judi.
Pria itu menatapku datar. Tanpa emosi. Hanya suara maskulinnya yang terdengar dingin saat berkata padaku.
“Aku punya salinannya. Dan yang asli masih tersimpan utuh. Surat perjanjian itu berangkap dua puluh.”
Tak mungkin aku bisa merobek keduapuluh surat laknat itu!
Aku kembali duduk dengan tubuh melunglai. Hancur sudah harapanku supaya bisa terlepas dari jerat serigala didepanku ini.
Ah, sebenarnya aku belum mengenal pria ini sama sekali, tapi melihat senyum liciknya dan matanya yang bersorot culas, aku yakin dia bukan pria baik.
Bah, lagian masa ada pria baik yang membeli istri orang lain di meja judi?!
“Mengapa kau ingin membeliku, Tuan? Sepertinya kau bukan pria sembarangan. Kau pasti pria kaya yang sukses, untuk apa kau menginginkan diriku yang biasa saja ini? Kau bisa mendapatkan para gadis cantik yang masih muda, dan belum pernah dimiliki pria lain.”
Aku merubah taktikku. Kucoba membujuk pria ini dengan cara halus. Namun yang kudapat hanya cibiran sinis.
“Kau terlalu tinggi memandang dirimu, Perempuan! Siapa yang bilang aku ingin memperistrimu? Aku ini pria terhormat! Istriku harus berasal dari keluarga terpandang dan tak pernah terjamah pria lain. Benar perkataanmu tentang hal itu. Yang salah adalah aku membelimu untuk kujadikan simpananku! Itu status yang sesuai untuk istri tergadaikan sepertimu.”
Aku terhenyak mendengar ucapannya.
Jadi.. jadi.. aku hendak dijadikan pelacurnya?! Darahku bergolak, aku tak sudi direndahkan seperti ini!
Apa yang harus kulakukan?
Otakku berputar untuk mencari jalan keluar.
“Baiklah, beri aku waktu. Kamu akan membawaku pergi dari gubuk ini kan? Aku harus berkemas-kemas.”
Dia memberiku tatapan penuh selidik, dan aku berusaha menampilkan wajahku dengan ekspresi sepolos mungkin.
Pandangan kami berdua terkunci satu sama lain. Baru kusadari pria yang membeliku ini sangat tampan. Dibalik kesan keji yang terpancar, ia memiliki wajah maskulin yang terpahat indah bak dewa Yunani. Rahangnya kokoh, hidungnya tajam, dan bibirnya.. seksi, pasti banyak gadis yang mengantri untuk dicium olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
28. Wife For Sale (TAMAT)
Short StoryIni cerita tentang istri yang tergadaikan di meja judi oleh suami brengseknya. Dian tak pernah menyangka dalam hidupnya ia bakal mengalami kejadian seperti tokoh dalam kisah Mahabarata. Akhirnya ia menjadi istri simpanan pria asing yang membelinya d...