02 : Istri yang Tergadai (2)

9K 245 22
                                    

“Jangan…” rintihku memelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Jangan…” rintihku memelas.

Mana mau iblis ini memperhatikan rintihan pilu wanita yang disiksanya?  Dia sudah gelap mata! 

Tangannya terus melakukan perbuatan asusila padaku, tidak hanya meremas dadaku, kini jari-jari tangannya memluntir puncak payudaraku. 

Rasanya sakit, aku meringis dan menggigit bibir bawahku untuk menahannya. 

Bukannya kasihan, dia justru tersenyum seperti seorang psikopat.
Wajahnya mendekat ke wajahku, aku memalingkan wajahku untuk menghindari ciumannya. 

Dia berdesis dekat telingaku.

“Dian, itu namamu kan?  Ketahuilah, suamimu, Harun, dia ada dalam penjara!”

Aku balik menatapnya lurus, kulihat senyuman iblis yang tersungging di bibirnya.  Dia menikmati kekhawatiranku karena aku tahu nasib suamiku berada dalam genggaman tangannya.

“Ternyata kamu bukan perempuan bodoh.  Lebih pintar daripada suamimu yang tolol itu!  Kamu telah sadar siapa yang berkuasa disini kan?” sarkasnya keji.

Tentu saja dia!  Aku mengakui dengan hati pedih.

“Aku tak bisa menjamin keselamatan suamimu bila kau membangkang padaku.”

“Kalau, kalau aku menurutimu.. apa kau akan membebaskan suamiku?” tanyaku lesu.

“Tidak bisa begitu saja.  Aku akan melihat seberapa baik pelayananmu.  Tapi paling tidak aku bisa menjamin keselamatan pria tolol itu didalam penjara!”

Aku tahu betapa kejamnya kehidupan didalam penjara.  Mas Harun bisa saja dibully didalam sana oleh sesama narapidana, atau.. oleh orang-orang suruhan iblis ini. 

Ancaman ini membuatku menyerah.  Sepertinya aku tak bisa lepas dari jerat maut pria iblis ini. 

Dia tersenyum penuh kemenangan, pasti ia telah menyadari bahwa aku menyerah dalam kekuasaannya. 

Dia merebahkan diri di sampingku, dan memberiku perintah pertamanya.

“Berikan aku tontonan yang menarik.  Berlakulah seperti jalang, lepaskan bajumu seperti pelacur yang memohon untuk disetubuhi!”

Aku membelalakkan mataku shock.  Dia memang bajingan! 

Aku ini hanya seorang istri yang tak pernah bertingkah aneh-aneh, kini ia memberiku perintah yang menghancurkan harga diriku sebagai wanita baik-baik. 

Tapi sekali lagi, aku sudah kalah.  Dengan menahan tangis aku melepaskan sisa-sisa gaun yang terkoyak dari tubuhku.

“Yang sensual, Bitch!”

PLAK!! 

Dia menampar pantatku keras.  Hatiku pedih, beginilah nasib istri yang tergadai. 

Aku tak berdaya. 

28. Wife For Sale (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang