Hari-hari penuh nafsu telah kulalui hingga aku merasa seperti mesin seks yang dipakai tiada henti.
Badanku terasa remuk, bibir vaginaku bengkak dan perih. Aku nyaris ambruk karena melayani nafsu seks hiper tuanku yang gila itu.
Dan kemana si Lily beberapa hari ini? Gadis polos itu seakan menghilang ditelan bumi sehingga membuat tunangannya semakin leluasa menumpahkan hasrat liarnya padaku.
Aku makin benci pada pria iblis itu, dia tega sekali memperlakukan aku secara tak manusiawi seperti ini. Meski aku ini simpanannya, tapi bukan berarti dia bisa memakaiku seperti hewan peliharaannya.
Aku marah, tapi tak berdaya..Dan ternyata itu bukan hal yang terburuk, aku melupakan tentang hukuman lain yang pernah ia ungkapkan padaku.
Suatu malam ia membangunkan diriku dan melakukan sesuatu yang membuatku ingin membunuhnya!
"Bangun! Sekarang hukumanmu yang lain telah tiba!" sentaknya hingga membuat aku mendadak terbangun.
Aku mengucak mataku dan mengeluh padanya, "Tuan, aku capek. Bisakah aku beristirahat malam ini?"
"Tidak!" ucapnya tegas.
Dia melemparkan satu gaun seksi berwarna hitam padaku.
"Pakai ini, tak usah memakai dalaman!"
Aku memakai gaun mini berbentuk kemben itu dengan patuh, apa salahnya memakainya? Beberapa hari ini aku bahkan telanjang bulat 24 jam!
Namun mataku membelalak ngeri ketika ia menggelandangku keluar kamarku dan aku menemukan kami tak berdua saja di mansion ini. Ada dua pria lainnya yang kini menatapku bagai serigala kelaparan!
Aku segera berlindung di balik tubuhnya yang kekar, namun Akar tanpa berperasaan mendorongku hingga aku jatuh terduduk di sofa seberang sofa yang dipakai kedua pria mesum lainnya itu.
Mereka menatapku sambil menjilat lidahnya penuh nafsu.
"Bagaimana? Kalian setuju dengan barang yang kujadikan taruhan ini?" sinis Akar pada temannya.
Deg!
Apakah diriku yang dimaksud iblis ini? Apa aku telah dijadikan taruhan baginya? Biadap!!
Mataku menatap geram padanya, tapi tuanku yang kejam itu sama sekali tak memandang padaku. Perhatiannya tertuju pada kedua teman bajingannya itu.
"Sepertinya kalian menyukai barang taruhanku. Apa taruhan kalian?" tantangnya dingin.
"Apartemen mewahku di Singapura." Salah seorang dari mereka menjawab setelah merenung.
"Aku punya pacar cantik, seksi.. bagaimana kalau kita barter, Tuan Lazakar?" yang lain menawarkan tanpa berperikemanusiaan.
Akar mendengus kasar dengan raut wajah tak suka.
"Aku tak berminat. Yang lain, atau menyingkirlah!"
"Saham 10% di perusahaanku."
Penawaran terakhir pria itu ternyata membuat Akar puas, dengan pongah ia menimpali, "oke. Dan aku menawarkan kalian bisa tidur dengan simpananku selama seminggu."
Laknat!! Biadap!! Kini ia melempar tubuhku ke rekan-rekan bisnisnya. Tanganku mengepal kuat menahan emosiku. Apa hidupku tak cukup terpuruk hingga ia menambah kesengsaraanku dengan menjadikan diriku barang taruhan seperti ini?!
"Hanya seminggu?" protes pria yang menawarkan sahamnya.
"Dia itu barang mahalku yang tak pernah kubagi dengan siapapun selama ini. Kalau kalian tak setuju, silahkan menyingkir dan pertaruhan kita batal."
Kedua pria itu saling menatap satu sama lain seakan sedang berembuk tanpa kata.
Ayo, batalkan saja. Katakan saja kalian keberatan!
"Tuan, ini sepertinya sedikit tak adil bagi kami, apa kita tak bisa bernegosiasi lagi?" pinta pria lainnya.
Akar menatapnya sinis, lalu dengan pongah berkata, "hanya semalam bersama simpananku. Kalian bisa bermain threesome kalau mau!"
APA?! Aku tak tahu mana yang lebih mengerikan diantara kedua tawaran yang diajukan Akar.
Seminggu menemani salah satu dari mereka atau bermain seks semalaman threesome dengan keduanya?! Kedua hal itu membuatku ingin menenggak racun saat ini juga!
"Tuan, jangan.. " aku memohon pada iblis tak berperasaan ini, tapi ia justru membentakku.
"Diam!"
"Saya tak sudi, Tuan. Lebih baik saya mati daripada.. " airmataku merebak membayangkan nasib malangku yang akan dijadikan santapan dua pria bejat ini.
"Diam, dan masuklah ke kamarmu! Jangan coba-coba bunuh diri, ingat nasib suamimu ada di tanganku!" ancamnya keji.
Dengan langkah gontai, aku menuju kamarku.
Sempat kudengar tuanku yang kejam berkata pada temannya, "mari kita mulai bermain sekarang, bagikan kartunya.. "
Aku menunggu di kamar dengan hati berdebar-debar. Meski aku benci sekali padanya, tapi aku tetap mendoakan agar iblis itu memenangkan permainan kartunya.
Bukannya apa, aku tak sudi diriku menjadi santapan pria-pria biadap itu. Aku lebih suka mati daripada hidup nista seperti itu.
Tapi sekali lagi, aku lemah karena nasib Mas Harun ada dalam genggaman tangan iblis itu.
Sekali lagi aku menjadi barang pertaruhan di meja judi, kali ini bahkan lebih parah karena aku diperebutkan diantara tiga pria laknat.
Aku menunggu hasil permainan judi itu dengan hati berdebar-debar. Kupilin-pilin tanganku sendiri saking frustasinya diriku.
Tak terasa telah tiga jam mereka bermain judi, hingga kini aku selalu berdoa supaya diriku selamat dari jurang nista yang telah menungguku itu.
Namun sepertinya harapan dan doaku tak dapat terwujud.
Pukul empat subuh, kedua pria mesum yang diajaknya berjudi memasuki kamarku dengan senyum mesum yang membuatku jijik.
"Hai Seksi, saatnya kau melayani kami berdua," yang memiliki perut buncit berkata sambil meremas pantatku.
Aku lemas seketika, ternyata tuanku yang bejat telah kalah dalam pertaruhan judi laknat ini! Kini pemenangnya menagih hadiahnya, yaitu tubuhku yang akan disantap mereka berdua sekaligus!
"Tidak.. jangan.. " gumamku dengan hati remuk redam.
Kucoba menepis tangan-tangan kotor mereka yang meraba sekujur tubuhku, tapi aku tak berdaya.
Apalah artinya kekuatan seorang wanita lemah sepertiku dibanding dua pria yang sudah dipenuhi hawa nafsu?
======= >*~*< ======
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
28. Wife For Sale (TAMAT)
Short StoryIni cerita tentang istri yang tergadaikan di meja judi oleh suami brengseknya. Dian tak pernah menyangka dalam hidupnya ia bakal mengalami kejadian seperti tokoh dalam kisah Mahabarata. Akhirnya ia menjadi istri simpanan pria asing yang membelinya d...