musim semi tahun ketiga

25 3 1
                                    

"baiklah,silahkan catat apa yang ada di papan tulis" pak guru kembali ke tempat duduknya.

Semua murid menulis sesuai perintah  pak guru,termasuk diriku juga.Tulisan kanji bercampur beberapa hiragana tercatat kata demi kata diatas lembaran pertama buku catatanku ini.tanganku tidak pernah berhenti untuk menggerak gerakkan pulpen.
Semua murid tampaknya sangat asyik menulis,suasana di kelas ini hening,hanya suara detik jam saja yang terdengar.

Selesai juga,aku lumayan cepat dalam hal tulis-menulis dengan hasil tulisan yang menurutku cukup baik.
Sementara itu murid-murid lainnya masih sibuk menulis,terkecuali satu orang,murid baru yang duduk di sampingku ini,yang bernama Ayu Kusuma tersebut.
Apakah ia sudah selesai menulis?
Tapi,ketika kuperhatikan lebih detail lagi,buku catatannya masih kosong.kenapa ia tidak menulis?apa ia belum bisa menulis kanji?

Ketika pak guru berkeliling kesetiap siswa,sepertinya ia mengetahui apa yang terjadi,lantas menegur murid baru tersebut.

"Kenapa kamu tidak menulis?meski kamu merasa sudah pintar atau mungkin sudah tahu,jangan pernah merasa bosan untuk menulis!"

Murid baru tersebut menundukkan kepala,
"Saya tidak membawa pulpen,sensei..."

Seisi kelas yang semula sedang sibuk menulis seketika langsung memusatkan perhatiannya ke arah murid baru tersebut.

"Apa?"

"Yang benar saja?"

"Makanya persiapkan sejak malam!!"

Kawayama hideki,teman dekatku yang juga merupakan murid terpintar di sekolah tiba-tiba bangkit dari tempat duduknya,
"Kamu niat sekolah tidak?"

Pak guru mulai bertindak untuk mencairkan suasana,
"Semuanya,diam!jangan merasa sok benar!Hideki,duduk!...."

Mau tak mau Hideki kembali duduk sembari menyilangkan kedua tangan.

"Lupa itu wajar karena kita sebagai manusia bukanlah makhluk yang sempurna,jadi,.."

"Ini pakai pulpenku saja,aku bawa dua"ucapku setengah menaikkan suara saraya menyodorkan pulpen ke murid baru tersebut tanpa menoleh sedikitpun.

"Baiklah,mari kita kembali ke pelajaran!" Pak guru kembali ke depan kelas dengan sedikit kesal karena ucapannya dipotong olehku.

Perhatian?tidak juga,aku sengaja melakukannya supaya pak guru menghentikan caramahnya dan kembali membahas pelajaran.

                          ***
seperti tahun tahun sebelumnya,aku menghabiskan waktu istirahatku di atap sekolah,bersama Hideki tentunya.

"Tumben perhatian,tidak biasanya kamu seperti ini,apa kamu menyukainya?" Tanya hideki

"Tidak juga,aku hanya ingin membuat sensei menutup mulut dan menghentikan ceramahnya yang buang-buang waktu itu"

"Oh..."
Hideki membuka bekalnya

Cklek!
Pintu atap terbuka,seseorang muncul dari balik pintu tersebut.

Murid baru itu,

Ia berjalan menuju sudut atap dan duduk di bangku yang terdapat disana.Kemudian ia menyantap bekalnya sembari menikmati pemandangan yang ada dihadapannya.

"Anak baru itu...kenapa ia berada di kelas A?apakah dia pintar?" Hideki nyeletuk dengan mulut penuh dengan  sandwich yang baru saja ia gigit.

"Mana kutahu" responku cuek

"Ngomong-ngomong ia sepertinya anak yang pendiam,mirip denganmu,apa jangan-jangan..."

Hideki menajamkan matanya,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

the last smileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang