Pengantin Istimewa 4

5.5K 180 42
                                    

Beribu tanya berkecamuk dalam benak, tentang siapa sebenarnya sosok tamu yang datang berkunjung malam ini. Peristiwa demi peristiwa aneh yang terjadi, terasa sangat mencekam.

Benarkah mereka saudara kandung dan ipar Ratna? Atau mahkluk alam lain yang sengaja ingin menggangguku? Jika memang mereka hantu, atas dasar apa mereka meneror di tengah kebahagiaanku membantu Ratna menyiapkan hari istimewanya?

Ya Tuhan ... apa yang sekarang harus aku lakukan? Menuruti ajakan mereka untuk berangkat sekarang? Atau tetap bersikukuh nanti saja setelah waktu Subuh tiba?

Bermacam pertanyaan memenuhi kepalaku. Sungguh sangat tidak masuk akal, mau ngapain di sana jika aku berangkat sekarang. Biasanya bila ada order rias, aku akan meninggalkan rumah ba'da Subuh, kecuali bila memang pengantin akan melaksanakan akad jam tujuh, barulah kuputuskan untuk jalan lebih pagi, itupun tidak kurang dari jam empat.

"Bagaimana, Dek. Bisa kita berangkat sekarang?" teguran Mas Prayoga membuyarkan lamunan.

"Harus sekarang to, Mas? Memangnya Ratna akad jam berapa?"

"Sekitar jam sembilanan, Dek. Makanya kita berangkat sekarang saja, karena setelah menjemputmu, saya masih ada urusan lain." Jawab Mas Prayoga mengemukakan alasan.

"Ya udah, sekarang begini saja, Mas. Monggo Njenengan berangkat duluan. Tinggalkan saja alamatnya, nanti saya menyusul. Bagaimana Mas?" aku mencoba bernegosiasi. Kemarin Ratna sempat bercerita, jika masih tinggal satu kota denganku. Bahkan sering melihatku melintas di depan rumahnya. Kupikir tak masalah bila harus berangkat sendiri.

"Ya jangan begitu to, Dek. Masak kami sudah datang jauh-jauh meluangkan waktu untuk menjemputmu malah disuruh berangkat duluan? Apa kata Ratna nanti. Dikiranya kami sebagai kakak tidak bisa menjalankan amanahnya." Mbak Sekar yang sejak tadi duduk manis di tempatnya, ikut angkat bicara. Ada nada sinis dari ucapannya.

Di satu sisi benar juga apa yang mereka katakan. Mungkin Ratna sengaja meminta pertolongan langsung kepada sang kakak untuk menjemput, karena ingin memastikan aku selamat dan sampai di rumahnya tepat waktu. Andai saja dia menyuruh orang lain, bisa saja orang suruhannya berangkat semaunya.

Sampai di sini aku menghargai keputusan Ratna. Tapi bila melihat waktunya sekarang yang masih gelap gulita, haruskah kuturuti? Kucoba memutar otar, berusaha untuk mengulur waktu.

"Baiklah, kalau begitu, Mas, Mbak. Mumpung malam masih panjang, saya tak sholat Tahajud dulu, Nggih. Kalau Njenengan mau istirahat bisa di kamar genduk." Sahutku sambil menunjukkan arah kamar si kecil yang berseberangan posisinya dengan kamarku.

Tanpa menunggu jawaban mereka, segera kuberlalu. Lewat sudut mata, aku menangkap rasa gusar dan kesal di raut wajah sepasang suami istri aneh tersebut. Tapi biarlah, lebih baik waspada, daripada nanti terjadi sesuatu hal yang buruk menimpaku.

Sejenak kumerutuki sikap bodoh dan ceroboh. Seharusnya aku mengajak teman untuk menemani seperti biasanya. Hanya gara-gara berfikir ini proyek kerja bakti dan khawatir tidak bisa memberi honor yang pantas, aku nekat mengambil job ini seorang diri tanpa bantuan seorang asisten perias.

Guyuran air wudhu terasa begitu menyegarkan, mampu meredam sedikit rasa takut dan gelisah. Kugelar sajadah dan melaksanakan dua rakaat sholat Tahajud. Selesai salam, kulanjutkan dengan berdzikir dan berdo'a memohon pertolongan dan perlindungan dari-Nya. Suasana malam yang sangat hening, membuat sedikit saja suara yang timbul menjadi begitu jelas tertangkap telinga.

Dari arah ruang tamu, bukan suara manusia sedang mengobrol yang terdengar, tapi suara seperti cicit kawanan burung yang sangat ramai. Aneh, dari mana burung-burung itu datang? sementara aku tidak memelihara seekor burung pun di rumah.

Segera kuberanjak dari atas sajadah, masih dengan menggunakan mukena aku nekat memberanikan diri menuju ruang tamu. Semoga ini adalah petunjuk dari Allah, untuk memperlihatkan kepadaku, tentang siapa sebenarnya mahkluk yang saat ini menjadi tamuku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Order Rias dari Alam GaibTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang