'HAPPY READING'
"Vio, maafkanlah aku. Aku sungguh tidak bisa menepati semua janjiku" Kousei menatap kedua bola mata Vio dengan intens
"Kau ini berbicara apa sih, Kousei. Kau sudah banyak menepati janjimu" Vio kebingungan dengan perkataan Kousei
"Maafkan aku karena sudah tak bisa melanjutkan hubungan ini denganmu" sungguh berat bagi Kousei untuk mengatakan satu kalimat mengerikan ini
Jangan bertanya bagaimana reaksi Vio, tentu saja Vio mematung ditempat. Vio merasa ada banyak pisau yang menancap di seluruh tubuhnya
"A,, apa yang k,, kau katakan Kousei" Vio seolah tak memiliki kekuatan lagi
"Maafkan aku Vio" Kousei tertunduk
"Kenapa?" Vio bingung harus seperti apa sekarang
"Aku benar benar minta maaf Vio. Tapi kita sudah tidak bisa melanjutkan semuanya" Kousei terus saja tertunduk
"Tapi mengapa Kousei" tak bisa ditahan kembali, kini cairan bening telah lolos melewati pipi mulus Vio
"Aku sudah dijodohkan oleh orang tuaku" sungguh terpaksa Kousei mengatakan semua ini
"A,, apa aku kurang b,, bagimu?" Vio tak dapat menyembunyikan kepedihannya
"Maafkan aku Vio. Kita akhiri semuanya sampai disini"
Kita akhiri semuanya sampai disini
Kita akhiri semuanya sampai disini
Sampai disini
Disini. -suaranya kaya berdengung gitu loh
"KOUSEEEEEI!!!!" Vio sungguh shock dengan mimpinya yang baru saja dia ingat
"Kousei, tolong.... jangan pergi, hiks" ntahlah, padahal itu semua hanya sebuah mimpi
Saat ini, waktu tengah menunjukan pukul 22.07. Tak ingin menunggu lama, Vio mencari benda pipih dan langsung mencari sebuah nama
Namun, belum sempat dia tekan nama tersebut. Ada sebuah panggilan masuk di handphone nya Vio
Kousei is calling...
Tak mau menunggu lama, Vio segera menekan tombol berwarna hijau. Dan terdengarlah suara Kousei dari sebrang sana
"Halo, Vio" sungguh, saat ini hanya suara Kousei yang dapat menenangkannya
"Oh, halo Kousei" Vio masih saja terpikirkan oleh mimpinya yang sangat menggangu
"Sedang apa kau? Padahal kita baru saja bertemu saat bermain hujan, tetapi saat ini aku sudah sangat merindukan mu" Itulah yang sering Kousei tanyakan saat dirinya tak punya kegiatan
Karena tak mendapat jawaban dari Vio, Kousei lantas bertanya pada Vio
"Apa yang sedang kau pikirkan?" akhirnya Kousei dapat membuyarkan lamunan Vio
"Hah, oh. Mm, aku,,,, aku tak memikirkan apapun. Hanya satu yang aku pikirkan, yaitu kamu. Tadi kau bilang apa? Aku sedang apa ya? Hhe, aku sedang memikirkanmu, sama seperti yang ku katakan barusan. Dan akupun sama sepertimu, sangat sangat merindukan mu" kalian sudah pasti tahu, maksud dari kata memikirkanmu itu apa
"Oh ayolah Vio, apakah kau benar benar tak akan bercerita pada kekasih mu sendiri?" Kousei sungguh khawatir oleh sesuatu yang Vio pikirkan
"Kau tenang saja, aku sedang tak ada masalah apapun. Kau tenang lah" Vio berusaha menenangkan Kousei. Karena bahaya jika sampai Kousei tahu hal yang sebenarnya
"Kau ini sungguh jahat Vio. Kau tak menganggap ku sebagai kekasih mu?" Kousei bersitegang untuk mengetahui masalah yang sedang Vio alami
"Oh Kousei, kau ini membuatku terasa sangat spesial. Tapi sungguh, aku sedang tidak ada masalah apapun" berbohong demi kebaikan tak apa kan?
"Oh baiklah, jika kau benar benar tak ada masalah. Namun kau harus ingat satu hal, jika kau sedang ada masalah, kau harus berbagi itu pula padaku. Kau tahu kan, apa yang sangat aku benci? Kebohongan" kata kata Kousei sungguh membuat Vio bertambah bingung
Apakah Vio harus jujur kepada Kousei, ataukah dia harus memendamnya terlebih dahulu? Namun, Vio tak mau ambil resiko terlalu besar. Maka, dia memilih untuk menunda bercerita kepada Kousei
"Oh baiklah, jika aku memiliki masalah aku akan bercerita padamu. Kau tenang saja" kalian tau kan, apa yang Vio rasakan sebenarnya
"Syukurlah. Mmm, apakah besok kau ada kelas?" Kousei mengalihkan topik pembicaraan, akhirnya
"Tak ada, besok aku sepenuhnya free. Dan sepertinya, besok aku akan lari pagi. Karena, sudah lama sekali aku tak melakukan kegiatan lari pagi" Vio mendeskripsikan kegiatannya
"Tapi Vio, sepertinya aku tak menanyakan kapan terakhir kau lari pagi?" Kousei sedang dalam mode menggoda Vio
"Oh" hanya itu?
"Hhe, bercanda Vi. Oh iya, kalau begitu besok akan ku antar kau lari pagi" Kousei tak mau ambil resiko
"Untuk apa? Bukan kah besok kau ada janji bersama kawan kawan mu?" Vio mengetahui itu dari Kousei sendiri. Kousei lah yang memberitahunya
"Biarlah, mereka pun pasti mengerti" sudah sangat sering Kousei bersikap seperti ini kepada teman teman nya
"Kasihan sekali kawan kawan mu" Vio seolah peduli kepada kawan kawan Kousei
"Biarlah, toh mereka pun pasti tetap akan datang kerumahku meskipun aku tak ada"benar juga sih
"Yasudah, terserah kau saja. Keputusan ada pada kau" Vio pun hanya bisa pasrah
"Kalau begitu, besok pagi aku akan menjemputmu ya" ucap Kousei sebelum mematikan sambungan handphone
"Baiklah, jangan sampai telat ya" Vio memperingati kousei
"Hhe, iya iya"
Panggilan pun terputus
Rasanya, tenggorokan Vio kering setelah bercengkrama dengan Kousei. Akhirnya, Vio memutuskan pergi ke dapur untuk mengambil segelas air mineral
Namun, belum sempat Vio menapakkan kaki didapur. Langkahnya terhenti setelah apa yang dia lihat
Seorang wanita paruh baya, yang tengah bercengkrama dengan pria yang sepadan dengan nya
"Oh, hai Vio. Kemarilah" wanita itu meminta Vio untuk duduk disebelahnya. Namun, tentu saja Vio tolak. Dan Vio hanya melontarkan senyum singkat kepada pria yang berada disamping wanita itu, lantas Vio melanjutkan rencana awalnya menuju dapur
"Wanita itu, sungguh menjengkelkan sekali. Jikalau bukan karena ada pria itu, sudah pasti aku lontarkan dia dengan kata kata seperti biasa" Vio hanya bisa menggerutu sembari menuangkan air kedalam gelas yang dia genggam
"Mengapa hidup ku harus seperti ini? Rasanya, hidup ku tak akan pernah tenang selagi wanita itu masih tetap tinggal dirumah ini" Vio bermolog setelah segelas air menetralkan kembali tenggorokan nya
Selepas itu, Vio melangkahkan kembali kakinya menuju kamarnya dan melanjutkan kembali tidurnya yang sempat tertunda
•LOYAL•
TBCYEAY, KAMBEK
SEPERTI BIASA VOMMENT NYA
THANKS FOR READING ALL
Senin, 24 Juni 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
⚫LOYAL⚫
Teen FictionAku kira, pertemuan kita tak akan berakhir seperti ini. Sungguh pahit untuk ku akui, aku sungguh merindukanmu