Perpustakaan

25 4 0
                                    

Naura mengambil ponsel dari dalam sakunya ketika ia merasa poselnya sedang bergetar.

📱Rafin: Aku tunggu kamu didepan perpustakaan.

"Aneh deh! Ngapain juga jam segini keperpustakaan" batin Naura kesal.
Gadis itu menutup ponselnya. Lalu ia melihat arloji ditangan kirinya. "Jam 01.00 bukannya bentar lagi perpustakaan udah ditutup ya" gerutunya.

Dengan cepat Naura menuju perpustakaan, sedikit berlari kecil karena memang perpustakaan agak jauh dari kelasnya. Naura melihat seluruh lorong sekolah yang mulai sepi, gadis itu menggaruk kepalanya heran, dia menatap Rafin yang duduk santai dikursi depan perpustakaan, sembari memainkan ponsel dengan kedua telinga yang tersumpal headset.

"Woy!" Seru Naura.
Rafin menoleh santai kearah Naura yang masih sedikit ngos ngosan setelah berlari. Pria itu mengulum senyum yang kini membuat Naura nampak terpukau.

"Capek ya?" Tanya Rafin sembari menarik tangan Naura dan memposisikan Naura untuk duduk di sampingnya.

Naura memelototkan matanya ketika ia menyadari Rafin yang sedari tadi tersenyum dan berperilaku manis padanya. "Eng-enggak kok" dustanya.
"Emm mmau ngapain nyuruh aku kesini?"

"Cari buku" ujar Rafin dengan mencopot kedua headset dikedua telinganya. Pria itu membuka ranselnya dan mengeluarkan beberapa Novel remaja yang disukainya. "Juga mau ngembaliin Novel ini" tambahnya dengan menyodorkan Novel itu pada Naura.

Gadis itu mengambil beberapa Novel dari Rafin. Ia membaca satu per satu judul Novel itu, gadis itu benar benar tidak menyangka bahwa pria yang sedang duduk bersamanya ini sangat suka membaca Novel. "Sejak kapan kamu suka baca Novel?"

"Sejak SMP"

"Kenapa kamu suka baca Novel?" Tanyanya lagi. Sebenarnya Naura sangat heran dengan Rafin, kenapa bisa pria dingin sepertinya sangat suka membaca Novel;) Aneh kan yaa?

"Aku suka karena seakan akan aku bisa terhanyut seperti cerita diNovel itu" jawabnya dengan tatapan lurus kedepan, kepala tersandar pada dinding dan tangan dilipat diatas dada.

"Aku sama seperti salah satu cerita diNovel itu, sama sama merindukan seorang gadis" tambahnya. Kali ini tatapannya terpaut pada Naura. Pria itu mengacak acak rambut Naura yang kini nampak diam bersemangat mendengarkannya.

"Iiih Rafin" Naura merapikan kembali rambutnya. Sedikit kesal karena Rafin sedikit jail padanya, tapi saat ini Naura merasakan kalau Rafin sebenarnya bukan pria yang buruk, dingin, usil, seperti yang ada dipikirannya. Melainkan Rafin adalah sosok pria aneh dan mengagumkan yang pernah ditemuinya.

Tanpa sadar Naura mengembangkan senyuman manisnya pada Rafin. Untuk pertama kalinya saat ini Rafin melihat Naura tersenyum padanya.

"Ngapain senyum gitu?"
Naura masih terpaku seolah olah telinganya sama sekali tak mendengar apapun. Pria disampingnya ini memang tampan.

Rafin memutar posisinya menghadap Naura, ia memegang kedua bahu Naura dan mendekatkan wajahnya pada gadis itu. Rafin membalas senyuman Naura, kedua wajahnya kini sangat berdekatan hingga kedua hidung mereka sedikit lagi akan bersentuhan. Tangan Rafin bergerak keatas membelai lembut kepala Naura dan merapikan poninya.

"Sampai kapan kamu mau terus ngelihatin aku?" Mendengar itu Naura berkedip, ia mengakui bahwa dirinya baru saja terhipnotis karenanya. Dengan cepat ia menjauhkan dirinya dari Rafin lalu membuang pandangannya kearah lain, jantungnya kini sedikit berdebar, tidak seperti biasanya.
Rafin sedikit tertawa ketika ia menyadari bahwa Naura memunculkan rona merah dipipinya, sepertinya gadis itu mulai jatuh hati padanya.

"Mmm maaaf" jawabnya sedikit gugup.

"Aku enggak bermaksud bu—"

"Enggak papa Ra..udah ayuk keperpustakaan bentar lagi mau tutup nih" sahut Rafin.

"Oh ya" Naura mengikuti Rafin masuk kedalam perpustakaan dan mengembalikan beberapa Novel yang baru saja dipinjam Rafin keatas rak. Sedangkan Rafin kini sibuk mencari beberapa Novel baru yang ingin dipinjamnya. Sebelumya ia membuka pertengahan halaman yang sengaja dilipat oleh Rafin di salah satu Novel yang kini sedang dipegangnya. Disana berisikan kata kata romantis yang ingin disampaikan si cowok kepada pasangannya.

"Aku ingin kembali disampingmu, bersamamu
Aku ingin melihatmu tersenyum bersamaku
Oleh karena itu.....
Aku ingin menjadi seperti Bumi yang selalu mengitari matahari dan menemukanmu kembali pada putaran pertamaku."

Naura tersenyum singkat setelah membaca kata kata di Novel itu, lalu ia menutup Novel itu dan segera mengembalikannya . Saat ini yang sedang berada dipikiran Naura adalah siapa gadis yang sedang dirindukan oleh Rafin? sepertinya Rafin sangat menyayangi gadis Novelnya itu.

"Ah bodo amat, mau dia rindu atau enggak kek apa urusannya sama gue" batinnya.

Saat ini Naura memperhatikan Rafin yang nampak serius mencari Novel baru, sementara dirinya hanya berdiam diri disana. Lagi lagi Naura terhanyut oleh Rafin, matanya terus tersorot padanya. Melihat Rafin, rasanya ia tidak mau mengalihkan pandangannya. Akui sajalah kalau Rafin memang sangat tampan! Wkwk.

Satu novel, dua novel, tiga novel. Rafin berhasil menemukan tiga Novel yang akan ia pinjam, pria itu memasukkan Novel kedalam ransenya. Lalu ia beranjak mencari Naura dan membawanya pulang.
Rafin membalikkan badan. Ia mendapati Naura yang kini sedang terpaku menatapnya. Melihat ekspresi wajah Naura yang seperti ini, Rafin merasa gemas ingin mengabadikan ekspresinya yang menurutnya sangat lucu.

Rafin mendekat kearah Naura, ia menghampiri Naura dan mencubit pipi gadis itu. "Kamu Suka lihatin aku?" Tanya Rafin lalu merangkul gadis itu dan membawanya keluar.

Naura tidak mampu merontah, sekunjur tubuhnya menegang seketika, ia merasakan detak jantungnya yang saat ini berdegup kencang. Didekat Rafin ia merasa lebih nyaman, jauh lebih nyaman dari pada didekat Adit mantan kekasihnya. Naura tidak berbicara sepatah kata pun, sementara Rafin masih merangkulnya seperti sepasang kekasih yang ingin memamerkan kemesraannya diseluruh penjuru sekolah.

"Mau aku antar pulang?" Tanyanya tepat setelah sampai didepan gerbang sekolah.

"Enggak usah"

"Kenapa?"

"Emm gapapa, aku bisa pulang sendiri kok"

"Kalau aku maksa?"

"Gak boleh maksa!"

"Kalau aku tetap maksa?"
Kali ini Rafin sedikit menyorotkan bola matanya pada gadis itu, sepertinya Rafin bermaksud menyuruh gadis itu untuk meng-iyakan ucapannya.

Dengan terpaksa Naura menerima tawaran Rafin mengantarnya pulang. "Yauda deh, anterin aku pulang" sebenarnya Naura ingin menolak dan memilih untuk pulang sendiri, tapi entah mengapa dia tidak tahan melihat tatapan Rafin yang menurutnya sangat tajam. Ia benar benar tidak bisa menahan setiap perlakuan manis yang diberikan pria itu padanya, walaupun pria itu baru saja dikenalnya, tapi Naura merasakan dirinya sangat nyaman bergaul dengannya.

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang