Justin mengikat kuda itu didepan rumah Bellanda dan membukakan pintu rumah itu untuk Jane dan dirinya, Justin menggandeng pinggang Jane dengan berjalan beriringan dengannya. Jane harus menelan ludahnya sendiri saat ini dan juga menahan berbagai perasaan aneh yang mendera perasaannya, terlebih lagi saat Justin mendekatkan tubuh mereka berdua berjalan beriringan bersama menuju kearah kamar Justin, benarkan kamar itu lagi? tiga hari yang lalu ia memasukinya untuk yang pertama dan mendapatkan kenangan pertamanya dengan Justin, sebuah ciuman yang lembut dan gila untuk Jane dan sekarang ia harus memasukinya untuk yang kedua kalinya untuk merapihkan penampilan Justin.
Lelaki itu membuka pintunya dan mempersilahkan Jane untuk duduk diranjang besar milik lelaki itu, Jane bangkit dari duduknya saat Justin pergi untuk mengambilkan beberapa pisau cukurnya dan air hangat, Jane mendekat kearah meja rias milik Justin dimana kejadian malam itu kini terputar lagi dalam otak Jane dan membuat bibirnya mengembangkan senyuman tanpa ia sadari, pandangan mata Jane menangkap benda yang menjadi miliknya—jepit rambut miliknya yang Justin lepaskan dari rambut Jane.
Lagi dan lagi gadis itu tersenyum memandangnya, Justin menaruh jepit itu diatas meja riasnya ditempat kalung yang Justin berikan untuk Jane, kalung mendiang Ibunya sendiri, Jane menaruh jepit rambut itu kembali setelah mendengar derap langkah Justin yang mendekat, gadis itu menatap kearah Justin yang datang membawa pisau cukurnya dan air hangatnya.
"Kau yakin bisa melakukannya, Jane?" Tanya Justin menatap kearah Jane, gadis itu mengangguk dengan pasti.
"Aku sering melakukannya untuk Ayahku—" ujar Jane, Justin mengangguk mengerti, Jane memang gadis yang sangat mencintai Sutherland—ayahnya, perasaan memberontak kini Justin dapatkan setelah Jane mengatakan hal itu padanya, "Justin?" panggil Jane.
Justin segera tersadar lalu berjalan kearah ranjangnya dan menaruh air hangatnya dan memberikan pisau cukurnya pada Jane. Justin dan Jane terduduk dipinggir ranjang Justin yang masih rapi, benar memang Justin sepertinya jarang tidur disini, kamarnya selalu rapi mungkin Bellanda yang selalu membersihkannya. Justin membuka mantel dan kemejanya sehingga lelaki itu kini bertelanjang dada, dan Jane harus menelan ludahnya kali ini beberapa kali mendapati bahwa kini tidak ada orang lain lagi didalam rumah milik Bellanda ini keucali Justin dan dirinya, dan semoga Justin tidak melakukan hal diluar kewarasaannya pada Jane. Jane mulai mencukur beberapa bulu kumis Justin yang sudah cukup menebal, Justin memandang Jane dengan intens karena tidak ada pemandangan lainnya lagi yang menarik baginya kecuali wajah Jane.
"Jangan menatapku seperti itu Just..." seru Jane merasa risih diperhatikan oleh Justin, Justin terkekeh mendengar ucapan Jane.
"Tidak—hanya saja aku tengah berfikir mengapa seorang lady sepertimu belum menikah?" Jane menghentikan aktivitas tangannya beberapa detik sebelum akhirnya menghela nafasnya dan melanjutkan lagi mencukur kumis Justin.
"Lalu mengapa lelaki yang sudah cukup umur sepertimu sendiri belum menikah?" Tanya balik Jane, gadis itu menaikkan alisnya? Justin terdiam sesaat, pentingkah sebuah pernikahan bagi seorang Justin Bieber?
"Aku baru 29 tahun..." sanggah Justin.
"Dan aku baru 21 tahun..." seru Jane menjawab perkataan Justin.
"Hanya berbeda 8 tahun," ujar Justin, lelaki itu lalu terdiam sedangkan Jane masih fokus dengan kegiataannya, "Aku merindukanmu..." Sial bagi Justin karena kalimat itu terucap diluar kendali dirinya sendiri.
Jane lagi dan lagi menghentikan kegiatannya, mata indah milik gadis itu menatap lekat kearah Justin, dan begitu pula dengan lelaki itu. "Apa yang kau katakan Just?" Tanya Jane dengan gugup. Lelaki itu tersenyum tipis pada Jane dan menatap gadis itu dengan lekat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Little Night - Justin Bieber [COMPLETE - RePub]
Historical FictionBagaimana jika sesosok pembunuh bayaran yang sangat tampan nan keji itu jatuh cinta pada putri dari seseorang yang telah di bunuhnya? Bagaimana jika sang putri itu juga ternyata mencintai sosok lelaki yang haus akan darah karena kesenangannya? Berl...