- s a t u -

21.5K 1.5K 70
                                    

Votenya jangan lupa


Happy Reading

Jepretan kamera tak luput dari malam yang indah ini. Dimana para artis dari negeri ini turut serta dalam acara ini. Jalan yang telah dilapisi red carpet tersebut tak ketinggalan. Para kameraman juga telah bersiap pada posisinya masing masing. Tak lupa untuk mengambil posisi yang strategis.

Malam ini adalah malam yang besar bagi para bintang dinegeri ini. Acara penanugrahan bergengsi dinegeri ini. Acara tersebut sudah mau dimulai. Ditandai dengan satu per satu mobil yang masuk dan berhenti diawal red carpet. Pintu mobil tersebut terbuka perlahan lahan membuat semua orang disana menjadi penasaran.

Kedua kaki panjangnya yang mulai terlihat, membuat semua orang berbondong bondong mengambil potret. Ia secara perlahan turun dari mobil mewah tersebut dan berdiri untuk berpose. Tak lama setelah itu, ia segera berjalan lurus untuk masuk kedalam gedung. Tapi saat ia berjalan, netranya beradu tatap dengan seseorang yang terlihat imut dimatanya. Ia salah satu dari para pemotret tersebut. Sempat beberapa detik ia bertatap, tapi tak lama setelah itu ia mempercepat langkahnya dan menghilang dari sana.

Pria itu, Hwang Hyunjin salah satu pengisi acara disini. Ia disambut dengan baik saat berjalan masuk menuju keruang tunggunya yang pastinya ditemani oleh sang manajer. Manajernya yang dari awal karriernya sudah bersamanya atau mungkin sebelum itu.

"Bagaimana tadi, Hwang? " tanya seseorang yang berambut putih, sang manajer

"Sesuatu yang beda " jawabnya dengan wajah datarnya

"Waw, biasanya kau akan menjawab biasa saja. Ada apa dengan kau hari ini?" sang manajer penasaran dengan artisnya yang tidak biasa biasanya. Ini langka.

"Nanti kuberi tahu kau"

"Okay"

Mereka terus melanjutkan perjalanan mereka menuju ruang tunggu. Para staff yang bertemu saat mereka lewat, menyapa Hyunjin dengan hangat. Inilah yang telah Hyunjin hasilkan setelah berjuang keras diindustri hiburan ini. Sedangkan Hyunjin hanya membalas seadanya. Akhirnya mereka sampai diruangan yang telah disediakan oleh panitia. Terlihat didepan ruangan terdapat tulisan namanya. Melihatnya ia merasa bangga pada dirinya sendiri.

Sekarang mereka telah duduk dikursi mereka masing masing. Chan yang duduk pada kursi sedangkan Hyunjin di sofa. Chan yang masih menyimpan rasa penasarannya, tak bisa menahan diri lagi dan langsung saja bertanya

"apa yang membuatmu seperti tadi? " tanya Chan lagi

"tadi saat aku berjalan, mataku bertatapan dengan salah satu kameraman. Ia seorang laki laki, tapi ia sangat lucu dimataku. Ia tampak seperti....rubah? " jelas Hyunjin yang membuat Chan terhenyak

"jangan bilang kau ingin mencari tahu tentangnya" duga sang manajer tak habis pikir

"memang itulah yang akan kau lakukan" titahnya

"aku? Kenapa aku? " Chan tak terima dengan titah sang artis

"aku sibuk, jadi kau saja" ucapnya santai

Okay, pada akhirnya Chan mengalah. Ucapan sang artis sudah final kalau sudah seperti itu. Ya, mau tak mau akan ia lakukan.

MAID • HYUNJEONG

Jeongin baru saja pulang dari acara besar itu. Ia sangat lelah. Ia ingin segera bertemu dengan tuan kasur dan terlelap dalam mimpi indahnya. Itupun kalau indah. Tapi tak apa. Jeongin berjalan untuk menuju kearah halte terdekat untuk pulang ke apartemennya. Ini sudah sangat malam dan Jeongin agak sedikit kedinginan.

Setelah sampai, Jeongin pun langsung saja berbaring ketempat tidurnya. Ia baru saja ingin memejamkan matanya. Tiba tiba, ia diganggu oleh suara dari ringtone handphonenya.

"ada apa lagi sih memangnya? " monolognya sebelum mengangkat telepon tersebut

"halo" ucapnya setelah Jeongin mengangkatnya

"maaf menganggu waktu anda. Apakah anda bernama Yang Jeongin? " ucap seseorang diseberang

"iya dengan saya sendiri "

"baiklah saya langsung pada intinya saja. Jika anda mau bekerja dengan majikan saya, hutang anda akan saya lunaskan. "

Jeongin tentu saja kaget bukan main. Tapi, ia pikir pikir lagi. Mana mungkin didunia yang kejam seperti ini ada orang sebaik ini?. Jeongin hanya diam saja.

"Jika anda tidak percaya besok datanglah ke cafe HJ saya akan tunggu sesudah anda menyelesaikan shift kerja anda. " ucap orang itu dan langsung saja memutuskan telepon sepihak

Jeongin sebenanrnya masih bertanya tanya. Haruskah ia percaya atau tidak? Sebenarnya Jeongin ingin melunaskan hutang ibunya yang sekarang tengah berbaring dirumah sakit.

"ah sudahlah. Besok saja. "

Keesokkan harinya setelah Jeongin pulang kerja, ia hanya berdiri saja didepan tempat ia bekerja. Ia masih memutuskan apakah harus pergi atau tidak. Hal itu membuatnya tak fokus bekerja seharian ini.

"bohong atau tidak pergi sajalah" ucapnya dan melanjutkan perjalanannya. Tidak jauh sih memang. Dapat ditempuh dengan berjalan kaki dalam kurung waktu lima sampai tujuh menit.

Sekarang Jeongin telah sampai didepan cafe. Cafe HJ. Tempat yang dikatakan oleh orang tersebut. Walaupun ia mersa ragu, ia tetap membuka kedua daun pintu cafe dan masuk kedalamnya. Netranya menelisik setiap sudut ruangan. Saat ia sedang sibuk melihat ruangan ini, ada seseorang yang melambaikan tangannya kearahnya.

Suasana menjadi awkward seketika ketika Jeongin duduk didepannya. Ia duduk disudut ruangan.

"saya mulai saja. Seperti yang sudah dikatakan oleh saya kemarin, saya akan menawarkan anda sebuah pekerjaan. Gaji yang akan saya tawarkan cukup besar dan plus akan saya lunaskan hutang anda. Sekarang juga jika anda menerima pekerjaan ini " jelasnya yang membuat Jeongin bingung.

Kira kira pekerjaan seperti apa yang akan ditawarkannya. Pikiran Jeongin sudah melayang jauh.

"tenang saja, ini tak seperti yang kau pikirkan. Kau hanya perlu tinggal dirumah majikkanku. Bagaimana? " ucsp pria berambut blonde itu

Jeongin masih terus menerus memikirkannya. Haruskah ia terima atau tidak?

"tak apa kau dapat memikirkannya. Aku memberimu waktu-" ucapan pria itu terpotong oleh ucapan Jeongin yang tiba tiba

"ya, aku mau. Kapan aku akan mulai bekerja?" tanyanya antusias

"cepat juga kau memikirikannya. Baiklah. Besok kau akan bekerja. Sekarang aku akan antarkan kau kerumahmu"

"tak apa. Aku pulang sendiri saja. Lagipula kau tak tahu dimana rumahku " tolaknya halus

"bagaimana kalau aku tahu? "

Seketika juga itu membuat Jeongin membeku.

TBC






MAID • HYUNJEONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang