Part 8 Fase Pencarian

2.5K 76 14
                                    


Matahari sepenggal naik, sinarnya perlahan-lahan masuk menembus celah daun jendela. Kristanto mulai beranjak dari atas tempat tidurnya, tidak didapatinya Lasmi berada di sebelahnya. Ia dengan masih setengah mengantuk kemudian bangkit dan berjalan ke arah dapur. Lasmi tersenyum manis melihat sang suami telah bangun dari tidurnya.

"Abang mau dibuatkan kopi atau kopi susu?" tanya Lasmi dengan raut muka sumringah.

"Hmm ... kopi susu saja, Dinda!" Kristanto segera melanjutkan jalannya dan kemudian masuk ke dalam kamar mandi. Ia mengambil sikat gigi dan menggosok giginya sembari menatap cermin. Ia sedang sibuk memperhatikan mukanya yang tampak kian menua, umur Kristanto baru 41 tahun dan memiliki satu orang anak perempuan bernama Sari, anaknya sekarang sedang liburan bersama Kakek dan Neneknya.

Setelah dirasa cukup dengan acara menggosok gigi, kemudian ia mulai untuk membasuh wajahnya terlebih dahulu. Kristanto mengambil segayung air dan mulai mengguyur tubuhnya dengan air berkali-kali. Acara mandi Kristanto ini sebenarnya sedang diawasi oleh seekor ular sanca yang kini tengah mengawasi gerak-gerik Kristanto.

Kristanto tak pernah sadar dengan apa yang sedang terjadi. Ia masih meneruskan mandinya dan kemudian segera mengambil handuk yang kini tergantung, alangkah terkejutnya Kristanto ketika mengangkat handuk itu dan tiba-tiba kepala ular sanca muncul mengejutkan dirinya yang masih telanjang bulat.

"Arghh!!!" Kristanto berteriak dengan kencang.

Lasmi yang mendengar ada teriakan dari dalam kamar mandi segera menyusul Kristanto. Ia khawatir terjadi hal buruk terhadap suaminya.

Kristanto terkejut dengan kedatangan ular sanca tersebut. Namun yang lebih membuat Kristanto terkejut adalah ular sanca itu berbicara kepada Kristanto, "Segera berikan apa yang diminta oleh Ratu! Atau kalian semua tau apa yang akan terjadi!" setelah mengucapkan hal tersebut ular sanca itu tiba-tiba menghilang, menguap bagai kepulan asap yang disapu oleh angin.

"Apa yang terjadi, bang? Ada apa abang teriak-teriak?" tanya Lasmi khawatir.

"Tidak apa-apa, Dinda! Aku hanya terkejut, ternyata tadi ada ular sanca utusan sang Ratu yang memperingatkan soal Wadal kepadaku!" jelas Kristanto sembari tertunduk.

"Tampaknya kita memang harus secepatnya mencarikan Wadal untuk sang Ratu."

"Iya ... itu juga yang sedang ada dipikiranku, Dinda!"

Kristanto segera meninggalkan Lasmi. Ia menyelesaikan sarapannya dan kemudian berjalan ke arah desa yang ia pimpin. Ia memutar otak mencari siapa yang akan dijadikan tumbal untuk sang Ratu. Kemudian bagaikan durian runtuh, ia melihat seorang wanita cantik turun dari mobil berwarna hitam yang kemudian mendekati dirinya.

"Bapak Kristanto?" tanya wanita ini ramah.

"Iya ... saya Kristanto, ada yang bisa dibantu?" tanya Kris sembari menjulurkan tangannya kepada wanita ini.

"Saya Priska dari perkebunan, ada beberapa hal yang mau saya tanyakan kepada, bapak?"

"Ohh ... boleh saja, Nona Priska! Apapun pasti saya bantu!" balas Kristanto dengan raut muka ramah. Padahal sebenarnya otaknya tengah berpikir, kalau ia mendapatkan target buruan yang paling cocok dengan kemauan sang Ratu.

Sementara itu, Hardy tengah sibuk merokok di samping mobil. Ia meninggalkan Priska yang masih mencoba untuk bernegosiasi dengan Kepala Desa. Ia menyerahkan semuanya kepada Priska, dan baru akan membantunya setelah ini.

Priska kemudian mendekati Hardy dan berkata, "Ayo har! Aku sudah ketemu dengan Pak Kristanto selaku kepala desa disini. Kamu ikut aku ke rumahnya, resume untuk laporan ke kantor kamu yang buat tapi ya?" pesan Priska.

WADAL (Aku Butuh Tumbal Anak Manusia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang