STUCK ON YOU 《6》

108 25 4
                                    

Faktanya semua hal tentang dirimu masih tetap menjadi pemicu debaran aneh tapi menyenangkan buatku.

***

🎶 : Gone, gone, gone - Phillip Phillips


Ucapan Sael barusan bagaikan sebuah mantra sihir yang mampu membuat jantung Hyura berdetak keras. Serasa nyaris berhenti. Sama seperti Sael, napas Hyura tercekat.

Oksigen terasa seperti hilang dalam sekejap.

Hyura terdiam. Tak berani membalikkan badannya.

Suara langkah kaki terasa semakin dekat.

Di perhatikannya wajah kaget Sael yang tengah mencoba untuk santai.

Tatapan Hyura teralih. Menatap perempuan yang sejak tadi membuat ia penasaran dari balik bahu Sael.

Mata perempuan itu juga menatap Hyura. Tatapannya bercampur. Ada tatapan penasaran, dan dingin dalam binar itu. Tangannya terlipat di meja. Seolah ia sedang menyiapkan posisi terbaik untuk menonton suatu pertunjukkan.

Fokus Hyura kembali beralih ke arah Sael. Gadis itu sibuk menendang kaki Hyura dari balik meja.

Entah mengapa, Hyura lebih merasa gugup dan tidak siap. Ingin lari namun tak mau terkesan aneh.

"Halo Daniel! Long time no see!"

"Halo Sael."

Hyura menegang mendengar suara maskulin dibelakangnya.

Suara itu.

Suara yang sangat ia rindukan. Suara yang selalu menemani harinya.

Suara dan si pemilik yang sangat Hyura rindukan. Namun, tak berani berbalik meski sekedar menyapa.

Kenapa rasanya begitu sulit meski hanya ingin berbalik dan menyapa?

Ah, semua terasa sulit sebab Hyura masih memiliki perasaan yang sama pada sosok itu.

"Sama siapa Sa?"

Jantung Hyura terasa akan jatuh. Pertanyaan sederhana yang mampu mengacaukan perasaan dan logikanya.

"Ah, anu sama ini, eh?" di sisi lain Sael mulai mengutuk dalam hati.

Kenapa Hyura tidak berbalik dan menyapa biasa saja?

Rasanya posisi Sael juga serba salah.

Berada di antara dua orang yang mungkin saling merindukan tapi canggung.

"Hm?"

"Sama ini-"

Entah keberanian dari mana, Hyura membalikkan badannya. Memasang wajah santai dan senyum kecil. Bertingkah seolah perasaan yang baru saja ia dan Sael bahas hanyalah imajinasi.

Di tempatnya Daniel terkejut. Nyaris melotot namun ia segera mengatur ekspresi dan menahan segala pemikiran gila di otaknya.

Gadis di depannya tampak lebih menawan.

"Hai Niel! Lama gak jumpa ya?" sapa Hyura.

Daniel tersenyum. Mengulurkan tangan menjabat tangan Hyura. "Iya. Lama gak jumpa ya kita Ra,"

Tidak perlu orang jenius untuk memahami makna dibalik kata-kata dan nada santai milik keduanya.

Jabatan tangan itu terlepas.

Baik Hyura maupun Daniel masih memepertahankan senyum kecil mereka.

"Balik kapan Niel?" percayalah. Saat ini Hyura sedang mati-matian mempertahankan topengnya.

Kalau ingin jujur, rasanya ia ingin menangis dan memeluk sosok di depannya ini.

Dia, seseorang yang pergi dan membawa serta hati Hyura.

"Oh, minggu lalu. Lo.. apa kabar?"

Buruk.

"Baik kok. Kabar lo gimana?"

Daniel menganggukkan kepalanya pelan, "Gue juga baik."

Lalu keduanya diam. Dengan tatapan saling mengunci. Keduanya berlomba-lomba mencari tahu isi hati masing-masing.

Menolak pinta hati yang ingin saling mendekap dan mengucap rindu hingga puas.

Semesta pasti paham dengan sangat jelas perasaan apa yang ada di dalam hati mereka.

Namun, seperti tak memberi izin untuk mengetahui isi hati masing-masing semesta menghentikkan sesi pelepas rindu dalam diam diantara mereka dengan menghadirkan sosok lain.

"Niel, ayo pulang."

Suara itu membuat Hyura dan Daniel menatap ke arahnya.

Di sana. Di samping Daniel, perempuan dengan rambut hitam legam merangkul hangat lengan Daniel.

Di tangan kanannya ada cup minuman dengan nama Daniel.

Perempuan itu melepaskan senyum manis ke arah Hyura.

Hyura diam. Berbagi macam spekulasi kembali berdatangan memenuhi otaknya.

Logikanya meminta ia memikirkan kemungkinan terburuk agar hatinya tak begitu sakit begitu menerima kenyataan.

Tetapi, hatinya menjadi pemenang. Meminta Hyura mencoba sedikit berfikir positif.

"Ayo pulang. Minuman kamu bahkan udah dingin." ulang perempuan itu. Suaranya halus dan menenangkan.

"Ah, oke."

"Oh ya, kenalin ini-"

"Elegi. Pacar Daniel."

Secepat itu. Harapan yang Hyura coba bangun dan jaga lebur dalam sekejap. Tidak ada elakan dari Daniel meski cowok itu menoleh kaget membuat Hyura memaksa hatinya agar berhenti berharap.

Sebab semuanya akan terasa semakin sakit jika ia masih memaksakan diri.

Ada yang patah bahkan hancur dalam sekejap.

Hyura merasa bodoh dan malu.

Sejak awal harusnya ia tidak membangun harapan apa pun kan?

TBC

gue ngetik apaan sih jir?????

ngahaha siapa tuh elegi? ayo tebak-tebakan wkwkwkwkwk

vote & komen gaiseuu

Jumat, 20 Maret 2020.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stuck On You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang