STUCK ON YOU 《3》

116 25 1
                                    

Ya, emang kata siapa sih nunggu itu enak? Nunggu orderan gofood aja kadang suka males. Apalagi nunggu seseorang yang gak pasti?

***

Antara Yohan dan Hyura tidak lagi yang mengeluarkan suara hingga dua orang pelayan datang mengantarkan pesanan, kemudian suara keduanya yang berterima kasih terdengar. Meski begitu lirih.

Hingga sepuluh menit kemudian keduanya masih dibalut kebisuan yang canggung.

Yohan yang merasa bersalah dan bingung disaat bersamaan.

Lalu, Hyura yang kembali merasakan perasaan sakit dan kosong dihatinya.

"Maaf. Gue gak maksud beneran." ujar Yohan pelan.

Hyura mengangguk pelan. Masih enggan mengeluarkan suara. Ah, ralat. Suaranya terasa begitu sulit untuk keluar.

"Gue beneran gak maksud buat lo diam kayak gini. Maaf banget kelancangan gue. Gue gak tau pertanyaan itu bisa.. eum.. berujung kayak gini," jelas Yohan pada Hyura.

Merasa tak enak karena Yohan terus saja meminta maaf, membuat Hyura tersenyum dan menatap Yohan yang terlihat sangat merasa bersalah.

"Gak papa Han. Gue gak masalah kok. Cuman itu.. rada kaget aja ditanya gitu,"

Yohan mengangguk mengerti, sebelum kemudian mengubah topik pembicaraan. Membiarkan rasa penasarannya akan jawaban Hyura.

Karena sejak awal Yohan tau, bahwa Hyura memang tidak pernah memiliki niat untuk punya hubungan lebih dari teman dengannya. Dan sepertinya, Yohan memang tidak perlu jawaban Hyura. Sebab gelagat gadis itu sudah menjelaskan banyak hal yang tidak terlihat oleh orang lain.

***

Malam harinya, Hyura duduk santai dibalkon kamarnya dengan sheetmask diwajah. Lantunan lagu When You're Gone milik Avril Lavigne seolah kembali menampar Hyura dengan kilasan masa-masa berakhirnya hubungan antara ia dan Daniel.

Ah, menyebut namanya saja selalu membuat Hyura merasakan banyak perasaan sekaligus.

Merona dan deg-degan sebab mengingat bagaimana manisnya Daniel kepada ia yang dulu terkesan jutek.

Tapi, sudut kecil dihatinya juga tak bisa berbohong. Sedikit rasa sakit akan akhir yang tidak di inginkan selalu membuat Hyura merasa lemah.

Menyalahkan diri sendiri karena masih belum bisa melupakan Daniel itu sudah sering Hyura lakukan. Harapan untuk menganggap bahwa Daniel itu hanyalah sebatas masa lalu yang tidak perlu dikenang secara terus-menerus hanyalah harapan semata.

Karena faktanya Hyura memang tidak ingin melepaskan atau pun melupakan cowok itu.

Dia pergi, dengan membawa seluruh hati dan perasaan Hyura.

Membiarkan gadis itu berjalan sendirian sembari terus menerus membangun harapan semu akan cerita mereka.

Merasa bodoh karena terus berharap bahwa Daniel akan kembali kepadanya. Sedangkan cowok itu tidak pernah menjanjikan atau mengatakan apa pun yang berkaitan dengan hubungan mereka.

Sejak awal semua adalah keputusan Hyura. Gadis itu memilih untuk mengakhiri semuanya. Sebab dirinya tak ingin menjadi alasan Daniel kehilangan fokus akan tujuannya. Hyura memilih melepas bukan karena ingin. Tetapi, karena gadis itu begitu mencintai Daniel dan tidak ingin membuat cowok itu semakin kerepotan.

Hyura menghela napas guna menetralkan beragam perasaan yang berkecamuk dihatinya.

Seberapa sakit dan menyesalnya ia dengan keputusan yang dirinya ambil, Hyura tetap tak bisa merubah keadaan.

Antara dirinya dan Daniel sudah selesai.

Tidak ada acara kabar-mengabari meski keduanya masih menyimpan rindu yang sama.

Dan mungkin juga perasaan yang sama.

Hyura berniat beranjak masuk sebelum getaran di ponselnya membuat ia mengurungkan niat dan kembali duduk seperti semula.

Keningnya mengerut samar. Merasa bingung.

Tumben sekali Sael mengirimkan chat secara personal tanpa spam banyak-banyak.

Line

Sael : ra

Sael : jjur gue bingung mau ngsh tau lo atau gk

Sael : gue fkr ini pntg buat lo

Sael : tpi gue jg gk mau lo terus aja berharap tnpa kepastian gini

Hyura : ha?? yg jelas dong

Sael : siap2 kaget ya lo. smg gue gk salah ngasih tau lo

Sael : hati lo jg siapin. krn byk kemungkinan yg bakalan hadir

Hyura semakin mengerutkan dahi bingung. Sael ini kenapa sih tiba-tiba ngechat dan memperingatkan seolah akan ada badai yang datang ke Hyura.

Dan rasa bingung Hyura pun berhenti. Tergantikan dengan perasaan sedih, bahagia, gelisah, dan takut yang datang secara bersamaan.

Peringatan Sael seolah memang menegaskan bahwa Hyura harus bisa mengontrol hatinya.

Pesan terakhir Sael hanya dibaca oleh Hyura. Dirinya terlalu terkejut untuk menerima sebuah kedatangan yang tiba-tiba.



Sael : kemarin lusa gue liat daniel. di kafe depan SMA dulu.

Sael : maaf baru ngasih tau. gue sllu brhrp yg trbaik buat lo ra.

***

welkam bek our lovely🐰
gimme ur vote & comment 🤗

Senin, 24 Februari 2020

Stuck On You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang