New Lady Boss

10 0 0
                                    

Bukan Dony namanya jika pagi hari tidak menghabiskan tuntas sarapan paginya. Sebaki yang berisikan piring setangkup roti segelas jus buah dan telor ceplok akan habis tak bersisa. Dony tampak sendiri dikala itu di tempat cafetaria sebuah losmen nyaman. 

Tidak berlangsung lama setelahnya, seorang perempuan bernama Desy datang tepat pada waktu setengah delapan pagi di cafetaria yang menjadi satu-satunya tempat khusus untuk sarapan. Rutinitas selalu Desy.

Desy dan Dony adalah seorang teman dekat saat masih kuliah yang sekarang keduanya telah bekerja. Desy bekerja sebagai seorang accounting di sebuah perusahaan kecantikan brand lokal. Dan Dony adalah sociopreneur dibidang penyuluhan konseling.

Desy dan Dony saling bertegur sapa, keduanya tampak mengawali hari cerah mereka dan tidak lupa dengan secangkir espresso dan obrolan keduanya. Mengingat losmen yang ditempati keduanya adalah losmen dengan fasilitas lengkap namun sederhana karena hanya sebuah bangunan bertingkat enam yang menampung sekiranya 5 setiap lantai dengan ruangan yang cukup dihuni oleh dua sampai tiga orang.

Keduanya duduk di sebuah mini bar yang ada di sana, di pucuk meja menghadap kearah kaca diluar dengan suasana di cafe yang tidak terlalu bising. Meskipun ada beberapa penghuni losmen yang juga sedang breakfast di sana.

Desy yang berkutik dengan cangkir espresso di tangan kanannya, memalingkan mukanya dari arah sebuah shelf dari mini bar yang berisi beberapa waitress tetap menjaga dan mengelola mini bar ini tentu ke suara Dony yang memulai percakapan.

"Des, pagi ini aku akan mencoba rute baru untuk pergi ke kantor dan sepertinya itu sejalan dengan kantormu. Apa kita harus saling menumpang?" Dony membuka percakapan di pagi hari itu.

"Oke, berita baru yang bagus. Tapi apakah tidak merepotkan ? aku lebih baik naik bis kota dan cepat-cepat pergi dari tempat ini." Desy menjawab.

"Jangankan bis kota, kau akan lebih menderita daripada harus menumpang mobilku. Atau mungkin parah lagi uangmu akan habis hanya untuk biaya transport. Kantorku dan kantormu tidak terlalu jauh paling tidak itu berjarak sekitar satu km saja," omel Dony.

"Kalau kau yang mengajak aku akan menerima, Don. Dengan senang hati. Jika aku tidak ada tumpangan mobilmu aku akan menunggu bis dan berdesak-desakan dengan banyak orang lainnya," gumam Desy.

Keadaan tenang seraya mereka berdua saling mengiyakan untuk tumpangan mobil itu. Seperti inilah Dony, tampak tenang dan selalu membuat hati Desy bertanya mengapa bisa ada lelaki yang selalu berdiam di sampingnya. Bahkan selama dia dan Desy sudah berteman selama delapan tahun lamanya ini.

Ada satu hal yang meliputi keduanya dan membuat mereka berdua cocok satu sama lainnya. yang adalah mereka sama-sama pendiam dan ternyata suka sekali dengan hal yang berbau introvert.

Pertemuan mereka sendiri adalah ketika Desy sedang tidak sengaja bertemu dengan guru dosen yang sama. Saat itu keduanya mengambil jurusan dengan satu fakultas sama, yaitu ekonomi manajemen. 

Tidak lama sejak Dony dan Desy berkenalan akibat tragedi buku ketinggalan, akhirnya mereka berdua berkontakan untuk pertama kalinya karena guru dosennya yang sudah menyuruh Dony menyimpan nomor Desy untuk meminta tolong agar buku Desy dikembalikan.

Sejak itu mereka berdua sudah dekat dan semakin dekat sejak berada di satu kawasan kota mandiri dalam urusan kerja di tempat yang berbeda.

Desy menilai Dony sebagai seorang lelaki yang penuh dengan banyak macam persamaan, sehingga Desy sudah suka dengan kepribadian Dony. Sayangnya, hanya saja Desy tidak pernah membuka pintu hati yang lebih dalam mengenai siapa sebenarnya Dony sebenarnya.

Bagaimana saja jika ternyata Desy sendiri punya profil mantan atau ex profile experience terburuk selama kita bandingkan dengan wanita manapun. Dia tertutup, malu tanpa bisa menatap mata mantannya terdahulu sampai dengan nggak peka dengan bagaimana 'kebutuhan' dalam berhubungan. 

when me meet himTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang