Jangan lupa tinggalkan jejak.
Berjalan dengan santai, dengan kedua tangannya yang dimasukan kedalam saku celananya. Angkuh dan dingin yang bisa kita lihat saat ini. Bagaimana lagi? Sudah kebiasaanya saat berjalan seperti itu.
Setelah sebangun tidur pria itu langsung membersihkan diri dan keluar kamarnya menggunakan pakaian formal nya.
Berjalan dengan wajah tanpa senyuman kearah meja makan yang sudah ditunggu oleh kedua orang tua nya itu. Ia juga harus terpaksa sarapan dirumah. Semenjak dia menikah dengan Lisa, ia tak pernah sarapan atau pun makan di rumah. Dan selalu menghabiskan waktunya diluar rumah, ah lebih tepatnya dikantor kesayangan nya.
"Lebih cepat nak, ibu sudah lapar. Menunggumu sama saja menunggu gadis berdandan" kata ibu Jungkook.
"kau akan kekantor hari ini?" kata ayah Jungkook sambil memakan sarapan nya itu.
"Ya" jawab jungkook dengan wajah angkuh nya seperti tadi.
"meninggalkan istrimu lagi didalam rumah sendiri?" kali ini bukan ayah Jungkook yang berbicara melainkan Ibu nya.
"dia sudah biasa bu" jawab Jungkook
"tidak ada niatan untuk mengajak Lisa kekantor kesayangan mu itu?"
"hm- tidak usah bu, Lisa dirumah saja" ucap lisa pelan
"tidak bisa gitu, pokoknya kamu ikut dengan Jungkook hari ini" pinta ibu jungkook
Lisa melirik sekilas Jungkook dan Jungkook juga sedang meliriknya. Dan langsung membuang mukanya kearah berlawanan.
"seterah ibu saja" ucap Jungkook mengelah. Well lagi pula, walaupun ditolak ibu jungkook tidak akan mengalah.
Hanya ada suara garpu dan sendok yamg beradu dengan piring. Tak ada yang memulai bicara sejak tadi. Meraka saling sibuk dengan makanan yang ada di depannya saat ini.
°°
Rasanya menyeramkan, sejak tadi aku hanya duduk diam sambil menghadap jendela mobil ini dengan tatapan kosong, entah apa yang kupikirkan saat ini. Rasanya ada yang mengantung dikepala ku, tapi aku tak tau itu. Disampingku ada Jungkook yang sedang menyetir mobil dengan fokus tanpa ada ganguan sama sekali.
Kalian menanyakan kenapa aku bisa ada dimobil ini? Sejak tadi ibu jungkook belum pulang sampai aku dan Jungkook pergi kekantor. Terpaksa-- ya sangat terpaksa, aku juga melirik jungkook tadi dengan tatapan tak suka kalo aku ikut dengan nya kekantor. Mau apa lagi? Kalo sudah urusan dengan orang tua aku tak bisa ngelak. Karena apa? Karena aku tak mau mengecewakan nya, kalian sudah tau bukan?
Sekarang aku mulai fokus kearah jendela, hanya ada orang-orang yang berlalu lalang yang entah aku ketahui tujuannya. Masih dalam pemikiranku tiba-tiba mobil ini berhenti dipinggir jalan.
"kenapa berhenti?" tanyaku kaget, dan menghadap kan mukaku kearah dia.
"Turun" katanya dingin. Sontak aku menatapnya kaget.
"t-turun? Kenapa? B-bukannya ibu menyuruhku untuk ikut bersamamu ke kantor?"
"itu ibu yang menginginkanya, aku tak mengingingkan nya, sekarang cepat turun" katanya dengan nada yang mulai naik
Aku masih ragu untuk membuka pintu mobil ini. Keadaan yang sangat ramai, mungkin kalo aku turun dan berjalan sedikit ke depan akan berjalan dengan berdesak-desakan.
"turun sekarang atau aku seret untuk keluar" katanya sambil menatapku dengan tatapan maut nya.
"A-ah iya, b-baiklah" ya, dari pada membuatnya marah lebih baik aku turun saja. Walaupun berat meninggalkan mobil
Aku berjalan pelan, lesu, dengan wajah kecape-an. Kenapa Jungkook tak punya rasa kasihan terhadap wanita-ah yang lebih tepatnya itu istrinya? Aku ingin kemana? Daerah ini saja aku kurang tau. Bangaimana aku pulang?
'Huaaaa, ibuu aku tak mau mati tetsesattt' ucap ku dalam hati. Di saat seperti ini tiba tiba ada yang menepuk pelan bahu ku. Ah kenapa harus disaat seperti ini? Bagaimana kalo itu penjahat.
Dan aku menengok pelan kearah belakang. Kaget, ya sangan kaget
"Kim--?"
°°
Hayolo syapa?
See you next chapMaap ada typo g dikoreksi dlu.
-rayyaadelia.
KAMU SEDANG MEMBACA
husband°
Fantasy- our love is complicated, but just follow it. ft. jeon jungkook - lalisa manoban © chezzapeach