Terpuruk

76 13 1
                                    

Eko dan Linggo yang memegang linggis pergi keluar berlari, mereka berdua sekarang berada di lantai 2, untuk pergi kelantai 1 akan memerlukan waktu jika harus bergabung diantara kerumunan orang yang ikut berlari keluar.

Namun tampaknya orang yang tidak terkena air hujan, resiko untuk terjangkit virus zombie menjadi semakin kecil. Tapi masih ada beberapa orang yang terjangkit, mungkin imunitas tubuhnyalah yang lemah. Hanya saja karena merekalah kondisi didalam gedung sekolah menjadi kacau balau, dengan cepat virus itu menyebar ketika para siswa yang berubah menjadi zombie mengigit korbannya.

"Bagaimana ini ko?, tangga menuju lantai 1 penuh oleh siswa yang saling berdesak - desakan" tanya Linggo yang saling membelakangi punggungnya, menjaga satu sama lain dari serangan zombie

"sepertinya tidak ada pilihan lain, kita harus menggunakan cara alternatif, ayo ikuti aku!" teriak Eko berlari kearah lorong disebelah kirinya.

Eko dan Linggo terus berlari, sesekali mereka ditabrak oleh siswa lain yang panik menuju tangga, semakin jauh mereka berlari kearah lorong. Semakin banyak orang yang menabraknya, ada sesuatu yang aneh disini.

"i-itu!"

Eko dan Linggo terhenti larinya ketika melihat mimpi buruk disalah satu kelas didepannya, disana keadaannya sangat kacau. Sudah ada beberapa yang tergigit dan berteriak meminta tolong.

"Eko! Linggo?, itu kau kan?. Tolong- kumohon, tolong selamatkan aku....." isak seorang gadis didalam salah satu kelas dengan bahu kiri yang sudah banyak mengeluarkan darah.

Eko dan Linggo hanya bisa membuang muka dan menggigit bibir bawah mereka, bukannya mereka tidak ingin menolong, hanya saja dia yang sudah tergigit hanya akan membawa resiko berbahaya pada mereka.

Akhirnya mereka sampai diujung lorong dan masuk kesalah satu kelas, disana Eko melihat ada beberapa orang, tidak, lebih tepatnya 3 orang yang sudah menjadi zombie.

'sial! Aku tidak bisa membunuh teman sekolahku sendiri!' batin Eko dalam hati

Sementara Eko yang masih ragu masuk kedalam kelas tersebut, Linggo dengan ganas menendang pintu tersebut sampai terbanting dan berlari kearah 3 zombie tersebut.

Dengan menggunakan teknik bela dirinya, Linggo dengan cepat melumpuhkan ketiganya menggunakan teknik tendangan kakinya,

"Eko cepat! Aku tidak bisa menahannya lebih lama lagi!"

Eko langsung pergi kepinggir jendela dan membukanya, dengan cepat dan tanpa aba - aba, Eko meloncat keluar dan terjun keatas atap lain. Disusul Linggo yang ikut melompat, sesaat setelah Linggo melompat, ketiga zombie tadi terlihat mencoba mencakar dan menggigit kearah Linggo pergi.

"sepertinya mereka kehilangan penglihatannya," Eko menyadari jika para zombie tidak memiliki penglihatan dan hanya mengandalkan pendengarannya saja.

Linggo hanya mengangguk, masih dengan wajah cemas. " Sekarang bagaimana?" tanya Linggo

"sekarang kita harus pergi kearah parkiran, untuk mengambil motor. Kita harus segera pulang kerumah" Eko menjelaskan sambil berjalan menyusuri jalan keujung atap.

Dari ujung atap tersebut terlihat jelas jika banyak sekali siswa yang sudah berhamburan keluar, untuk mengambil kendaraannya masing - masing, bahkan ada yang tak segan memukuli para zombie tersebut dengan ganas menggunakan balok kayu, yang sepertinya diambil dari meja dan bangku sekolah.

Eko dan Linggo bisa melihat, kalau mereka adalah komplotan preman sekolah yang sering membully dan memalak orang yang lemah. Hubungan mereka dengan Eko dan Linggo tidaklah begitu baik, karena Eko  sering menghalangi aktivitas mereka disekolah.

Mutan Vs Zombie : Goes To PalembangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang