Eps. 2 : Permintaan yang Tidak Masuk Akal!

107 8 10
                                    

CHAPTER I
Episode 2 : Permintaan yang Tidak Masuk Akal!

***
 

        Mari kita mulai dari awal, tapi secara singkat saja. Namaku Alex Elvano, seorang pemuda berusia 18 tahun yang hidupnya menyedihkan. Aku mengakuinya sendiri. Semuanya bermula sejak memasuki SMP, dunia seakan berubah dan balik menyerang.

Perpecahan keluarga, dijauhi teman, dan terpaksa hidup sendiri, adalah segelintir masalah hidup yang perlahan tapi pasti mulai kunikmati. Bahkan rasa sakit itu kini menjadi hampa, empati seolah t'lah hilang dari dalam dada.

Dari yang awalnya begitu menyiksa, kini bukan menjadi apa-apa. Terbiasa dengan keadaan yang ada.

Hujatan 'nolep' yang ditujukan padaku kini sudah melekang, bukan karena aku sudah berubah, tapi karena mulut orang-orang itu sudah bosan. Aku tidak peduli.

Kupikir, hiupku akan datar saja seperti ini. Namun ... malam itu datang.

Decit suara ban terdengar menyayat hati, detik berikutnya cahaya putih membutakan mata, ditambah suara seorang gadis misterius yang seperti menarik tubuh lemas ini. "Ikutlah denganku!"

Aku yakin seorang bidadari tengah menjamput ke surga. Membiarkan diri ini untuk menikmati keindahan yang sebenarnya. Sungguh kebahagiaan yang tiada tara.

Andai takdir berjalan seperti itu, mungkin aku tak perlu merasakan hari ini.

Aku mengangkat tubuh, merasakan hangat pada kulit berkat cahaya dari sang surya. Jendela sudah terbuka, mungkin gadis penyihir itu baru saja masuk ke dalam kamar.

Ah ... bukannya itu tidak sopan. Masuk ke kamar orang lain tanpa permisi. Meski ini rumahnya bukan berarti dia bisa seenak udel untuk keluar masuk. Privasiku seakan tidak dihargai di sini.

Aku mengacak rambut.

Langkah terdengar mendekat ke arah pintu, kemudian terbuka. Tampak seorang gadis berwajah oriental dengan manik mata kehijauan menatap ke arahku. Reina.

"Oh, Tuan Alex sudah bangun?" Dia memasukan seluruh tubuhnya ke dalam kamar, lantas mengambil kursi dan duduk di samping ranjang. Senyum manis mengembang di bibirnya yang mungil.

"A-apa-apaan, sih!" Aku kembali merebahkan tubuh memunggunginya. Pasti mukaku sudah merah sekarang. Si-sial!

"Eh ... maaf jika saya mengganggu Anda ... saya hanya ingin mengajak Tuan Alex untuk sarapan bersama," ucapnya.

Seketika perutku berbunyi. Mendengar kata sarapan membuat nafsu makanku tiba-tiba muncul. Aku kembali mengangkat tubuh, dan turun dari ranjang.

Dengan sedikit menahan mual yang sudah terasa, aku berdiri tanpa memperhatikannya. "Ayo ... aku sudah lapar."

***

          Sudah dua hari berlalu sejak pertama kali sampai di sini. Menginap di rumah Reina dan entah kenapa ia begitu memanjakanku. Memanggilku 'Tuan' dan begitu hormat. Dia layaknya seorang pembantu di rumahnya sendiri. Sementara aku hanya bermalas-malasan di dalam kamar sembari menunggu bosan.

Hari ini, karena permintaannya, ia mengajakku untuk berkeliling desa. Katanya agar aku bisa lebih mengenal tempat ini. Dia juga bilang agar kehidupanku di Alfterin tak sama dengan di Jakarta. Untuk bagian itu, aku setuju dengan pendapatnya.

Desa Anvylle, terletak di antara hutan besar yang mematikan. Tak banyak penduduk yang hidup di desa ini. Satu hal yang membuatku tercengang adalah, seluruh penduduknya adalah perempuan.

Menikahlah Denganku! [VOL. 1] (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang