Eps. 4 : Tentang Pernikahan

67 8 5
                                    

CHAPTER I
Episode 4 : Tentang Pernikahan

~~~

          "Ka-kamu?!"

"Kenapa Adik Renz? Ingin membunuhku?" Senyum sinis kuberikan padanya. Kemenangan bagiku. Itu mutlak!

"Tidak! Aku tidak akan percaya begitu saja jika kau itu adalah laki-laki!" Dia menghunuskan pedangnya. Kembali kulihat kobar ancaman dari mata gadis itu.

"Sudah jelas, bukan? Aku adalah laki-laki!" Bagaimana pun juga, mengaku terang-terangan seperti ini adalah pilihan yang ada. Melawannya adalah hal bodoh, mengingat ia dengan mudah melukai punggungku. Tubuh kecilnya begitu lincah.

Namun, apakah caraku akan berhasil?

"Tidak! Aku harus memastikannya sendiri bahwa kau adalah seorang laki-laki!"

"Memastikannya? Baga ... Aaa?!" Belum juga aku selesai berbicara gadis itu sudah berada tepat di depanku. Ia menyabetkan pedang yang lebih cocok disebut belati itu ke tubuhku.

Aku tersungkur ke belakang. Pedangnya hampir saja merobak perutku dengan sempurna andai tak segera menghindar. Gerakannya sangat cepat, meski aku berhasil menghindar, tapi nyatanya ia sudah mengenai perutku. Darah perlahan mengalir, lukanya tak terlalu dalam, tapi tetap saja terasa perih.

Apa tidak ada cara untuk melumpuhkannya. Jika aku terus memaksakan diri, bisa-bisa malah tak akan ada kesempatan untuk menyerang balik. Aku harus berpikir.

Gadis itu berjalan mendekat seraya memainkan pedangnya. Sudut bibirnya terangkat, sorot matanya jelas menunjukan betapa besar ia ingin segera membunuhku.

"Aku harus memastikannya sekarang," ucapnya penuh dengan penekanan.

"Ba-bagaimana caramu memastikannya jika aku ini adalah laki-laki?! Bukankah dengan melihat fisikku saja sudah kelihatan kalau aku ini laki-laki tulen!" Aku terus mendesaknya, tidak, tapi lebih terlihat seperti mengiba kepada gadis kecil. Memalukan sebenarnya. Namun, tak ada pilihan lagi.

"Hanya dengan melihatmu? Heh! Meski aku masih bocah, bukan berarti kau bisa dengan mudah menipuku." Dia berkacak pinggang seraya tersenyum bangga. "Dari baumu, kau jelas-jelas adalah seorang perempuan. Ya, perempuan yang sedang menyamar, tapi ceroboh rasanya jika tidak harus menghilangkan bau menyengat seperti ini."

"Ha?" Aku menganga. Jadi hanya karena bau. Oh, iya ... sebelum ini Reina memang telah memantrai tubuhku dengan bau wanita, agar bisa berbaur tanpa mencurigakan. Sial! Sekarang itu malah menjadi malapetaka bagiku.

"Hanya ada satu cara untuk memastikannya ..."

"A-apa?!" Sialannn! Tatapan wajahnya sangat mengerikan.

"Mbakku bilang kalau laki-laki itu mirip dengan monyet, memiliki ekor lebih pendek, hanya saja ekornya ada di depan ..." jelasnya dengan percaya diri.

Aku hanya menelan saliva. Hei ... yang dimaksud bukan 'itu', 'kan?

"Dan sekarang aku harus memastikannya sendiri." Gadis itu semakin mendekat.

Bagus. Dia masuk dalam jebakan. Kuayunkan kaki untuk menjegal, tapi itu sia-sia. Dia langsung meloncat dan melemparkan pedangnya hingga menancap di jubahku.

Menikahlah Denganku! [VOL. 1] (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang