O4 ; Main Bareng.

2.4K 182 10
                                    

bosen jadi teman dekat.

kalau jadi teman hidupmu saja, boleh?

.

.

.

Hey come on, gimme feedback, please?
[ vote n comment ]

"-Apa? Suka lo??" Tantang Axel melihat kelakuan Laskar.

"Dih! ngawur banget lo," Ketus Laskar yang langsung disambut suara tergelak milik Axel.

"Bercanda, sayang," ucap Axel yang masih tergelak dengan ekspresi Laskar.

"SAYANG MATAMU!" sarkas Laskar yang salah tingkah dengan kelakuan Axel sedari tadi.

"Loh, katanya tadi boleh manggil sayang," goda Axel.

"Kan, gue bercanda," elak Laskar dengan wajah kesal.

"Bercanda gimana, sayang?" goda Axel kembali, lalu melihat gadis itu memasang ancang-ancangnya ingin memukulnya, langsung saja Axel berlari untuk menghindarinya.

###

Kejadian demi kejadian yang mereka lalui bersama dari awal mereka bertemu, kedekatan mereka tidak berlangsung sampai disitu saja. Mereka melanjutkan dan menjalin pertemanan baik hingga sekarang. Bahkan, Axel menjadi teman dekat Laskar, begitu pula dengan sebaliknya.

Laskar dan Axel suka bertukar cerita, dan tentunya mereka telah mengerti satu sama lain, mau itu latar belakang keluarga mereka berdua. Namun disini lah, Laskar yang terlalu kaku untuk membuka diri. Bahkan, Axel menganggap Laskar terlalu tertutup padanya. Axel hanya mengerti silsilah dan tujuan hidup Laskar. Padahal, mereka telah menjalin pertemanannya cukup lama, sekitar 4 bulan.

Axel sendiri tak berusaha mengulik kehidupan Laskar. Ia ingin gadis itu sendiri yang datang dan bercerita padanya. Akan tetapi Axel tau, Laskar seorang gadis baik-baik yang bukan tipikal orang bermuka dua. Dari awal pertemuan mereka saja, Laskar menunjukan sifat blak-blakannya tanpa malu, namun itu terlihat menggemaskan bagi Axel.

Axel menyukai sosok Laskar. Gadis itu pantang menyerah. Jangan 'kan menyerah, Axel saja tak pernah mendengar keluhannya ketika berada dalam masalah. Axel termasuk tipikal pria yang peka. Tanpa gadis itu mengatakannya langsung, Axel sudah mengetahui Laskar sedang dalam masalah. Ia berusaha untuk tidak bertanya mengapa, melainkan menghibur Laskar terlebih dahulu.

Selama 4 bulan itu, Axel tak pernah mendapati teman Laskar selain dirinya. Ia justru pernah mendapati Laskar dibuang oleh teman sekampusnya, dan terlihat sekali bahwa Laskar dikucilkan. Namun, Axel menanggapinya sambil lalu.

Sementara Laskar, gadis itu tak mengerti apa yang harus dia lakukan. Menceritakan lukanya? Atau bahkan sedikit mengeluh? Umhh .. Itu terlalu terbuka dan sulit untuk Laskar. Ia pikir waktu 4 bulan tak cukup untuk mengetahui sifat seseorang.

She is sincere, but she has a trust issue.

Gadis itu tak bisa serta merta menceritakan keluhanya. Ia cukup tau diri untuk menjadi manusia, merasa malu dengan apa yang ia keluhkan. Sedangkan diluaran sana, banyak sekali yang memiliki masalah lebih besar ketimbang miliknya, pikirnya.

Toh, kalau pun dia cerita hanya akan membuat teman-temannya menjauhi. Tidak usah membahas masalah itu 'deh, teman sekampusnya saja mengucilkan gadis itu dengan alasan Laskar hanyalah pendatang dari luar yang bermuka dua untuk mengambil hati para dosen. Mereka juga sering mengada-ada, bahwa Laskar itu gadis manja yang menyenye.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TRUST ISSUESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang