Bab 1

17 3 6
                                    

Hari itu Teigra tidak ingin masuk ke sekolah. Dia sama sekali tidak mau bertemu dengan Kaesar maupun Joya. "Ugh, biarlah gue mati disini" gumamnya. "Bangun lah, Tei. Gue mau kuliah" ujar Thomas, kakak Teigra.

"Biarlah gue mati, Tom" ujarnya dramatis. "Hih lebay, kayak diputusin pacar aja" ujar Thomas memutarkan bola matanya malas. "Oh iya, emang diputusin ya" ujarnya tertawa. Teigra diam tidak ada ekspresi. Coba saja Thomas bukan kakaknya.

Sampai di sekolah, Teigra mencari Skarlet. Karena selain Skarlet, dia tidak punya teman lain. Mungkin Adrian, tapi dia selalu bermain bersama Selina. "Tei!" panggil Skarlet lalu menghampirinya.

"Gimana lo? Baik-baik aja kan?" tanya Skarlet.

"Fine fine aja, Skar"

"Anehnya, gue gak teralu ngerasa sedih gitu loh" tambah Teigra. Teigra mendengar sorakan menggoda yang membuatnya menoleh. "Tei udah gak usah liat" ujar Skarlet mengajak Teigra pergi.

Namun, Teigra malah menengok ke belakang. "Joya, lo mau jadi pacar gue?" tanya Kaesar sambil menyerahkan bunga kepada Joya.

Teigra melipatkan tangannya, diam saja. Kaesar melihat Teigra, dan sebaliknya juga. Teigra datang menghampiri mereka berdua. "Hm, pacar lo mana Tei?" tanya Joya sambil memegang pundak Kaesar.

"Oh iya, ada di pelukan gue" ujar Joya tertawa. Teigra masih diam. "Cewek murahan kayak lo mana ada yang mau?" tanya Joya yang berhasil membuat Teigra marah.

"Gue punya pacar, Joy" ucap Teigra. Sialan mulut gue ini. "Lo udah punya pacar Tei?" tanya Kaesar cepat. "Emang kenapa? Lo juga punya kan?" tanya Teigra balik.

"Siapa pacar lo? Gue mau kenalan donk" ujar Joya dengan nada sarkas. "Pacar gue uhm-" ucap Teigra sambil melihat sekitar. Geo? Engga. Ganta? Engga. Dan Teigra akhirnya menemukan orang itu. Bersandar di loker, dengan wajahnya bosan setengah mati, ada Ardan.

"Pacar gue Ardan" ucap Teigra membuat Kaesar kesal dan Joya tertawa. Setelah mengatakan itu, Teigra sadar dia membuat kesalahan besar.  "Hah. Ya kali, gue gak percaya" ucap Joya terkekeh. Tiba-tiba, ada yang merangkul Teigra. "Kenapa gak bisa percaya, Joy?" tanya Ardan.

"Ardan?! Lo mau sama dia?" tanya Joya menatap Teigra dengan jijik. "Gue lebih pilih sama dia daripada sama lo" ucapnya membuat Joya teriak kesal. "Ah! Ayo pergi" ujar Joya menarik Kaesar pergi.

"Makasih ya" ucap Teigra.

"Ya. Jangan pernah boong lagi, Grat"

"Grat? Lo kira nama gue siapa?"

"Emang bukan Gratia? Gue gak peduli juga sih" ucapnya lalu pergi. "Eh tunggu" ujar Teigra mengejar Ardan. "Apa?" tanyanya ketus. "Bantuin gue lah Ardan. Masa gue bilang gue cuman boongan pacaran sama lo" Mohon Teigra.

"Siapa suruh boong?"

"IH NICHOLAS ARDAN!"

"Mau lo apa sih?"

"Mau gue, lo jadi pacar gue buat bikin Kaesar iri. Biar dia balik lagi ke pelukan gue" ucap Teigra lebay. Membuat Ardan memutarkan bola matanya malas. "Lagian, lo kan ngutang ke gue"

"Ngutang apaan?!"

"Gue kasih tau kalo Selina sendirian ujan-ujanan kan?"

"Ck ah" Ardan berdecak sebal. Dia lupa tentang itu. "Tapi ini beda jauh Tei!" ujar Ardan. "tAPi Ini bEdA JaUH teI¡" ujar Teigra balik menganggu Ardan. "Ya udah gue bantu!" ucap Ardan pada akhirnya.

"Oh mi dios" ucap Ardan dalam bahasa spanyol. "Lo bisa ngomong bahasa spanyol?" dijawab oleh anggukan Ardan. "Kok bisa?". "Belajar, gak kayak lo" ucap Ardan. HP Ardan berbunyi, Ardan mengangkat HPnya.

Loco Amor [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang