Chapter 6

327 40 2
                                    

Sejak kejadian di malam dimana taehyung pergi dengan jeongyeon untuk mencari makan malam itu, hubungan mereka menjadi lebih dekat.

Jeongyeon merasa nyaman berada di dekat taehyung. Begitupun taehyung, ia juga merasakan hal yang sama terhadap jeongyeon.

Jeongyeon bukanlah orang yang mudah berbaur bahkan mudah dekat dengan orang lain. Tapi pengecualian untuk taehyung, ia adalah seorang lelaki yang untuk pertama kalinya menghancurkan dinding pembatas yang telah jeongyeon buat. Ia menghancurkan segala dinding yang telah jeongyeon susun dengan tinggi dan kokoh. Baik dinding yang membatasi jeongyeon untuk menjauhi lingkungan dan orang orang, maupun dinding yang ia buat khusus di hatinya agar tidak merasakan suka bahkan cinta.

Bahkan tak jarang, sekarang jeongyeon bisa menampilkan senyumnya walaupun senyuman itu tipis.

Memikirkan hal itu, jeongyeon merasa gundah. Ia tak tahu harus bagaimana, untuk pertama kalinya ia merasakan hal ini. Bisa dibilang ia merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya kepada seorang lelaki.

Iya, jeongyeon mengakuinya bahwa ia merasakan jatuh cinta. Setelah jeongyeon coba tepis pemikiran itu, ia malah selalu dihantui bayang bayang taehyung di fikirannya.

Bagaikan sebuah kaset rusak, memori tentang dirinya dengan taehyung selalu berputar diingatannya. Jeongyeon awalnya selalu dingin pada taehyung tapi entah kenapa jeongyeon malah ingin selalu bersikap hangat untuk taehyung, hanya untuknya.

Dan sekarang ia kembali menyungkingkan senyuman tipis mengingat segala kenangannya dengan taehyung. Bahkan ia melupakan kalau sekarang dirinya sedang bersama dengan seorang yang membuat ia nyaman selama ini.

"Jeongie? Hei? Jeongie?" Jeongyeon mengerjap mendengar sebuah suara

"Oh,eoh? Ada apa?"

"Apa kau baik-baik saja? Kau sekarang lebih sering melamun dan tersenyum sendiri . Apakah ada sesuatu yang lucu?"
taehyung

"Ah, tentu saja tidak. Aku tidak apa-apa" ucap jeongyeon sambil sedikit memukul kepalanya dan tersenyum canggung.

Tidak bisakah ia berhenti untuk tersenyum? Tidak tahukah dia bahwa senyumannya sangat berpengaruh kepadaku?kalau diingat-ingat Sekarang ia lebih sering tersenyum. Apakah dia sedang jatuh cinta? Tapi kepada siapa? Kalau memang itu benar, itu tak bisa dibiarkan. Ah, apa yang harus ku lakukan? lakukan sesuatu taehyung! Taehyung bermonolog sambil memikirkan sebuah rencana.

*skipp
Jeongyeon turun dari motor besar yang dikendarai oleh taehyung. Ia kini telah sampai di depan gerbang rumahnya.

Seperti biasa, taehyung selalu mengantarkannya pulang. Mungkin karena khawatir kepadanya atau memang taehyung baik hati ditambah lagi bukannya rumah taehyung itu dekat dengan jeongyeon?

Kalau saja rumah taehyung tidak dekat dan tidak searah dengan jeongyeon, mungkin jeongyeon sangat senang. tapi mengetahui fakta bahwa rumah lelaki itu dekat dengan rumahnya, itu membuat jeongyeon sedikit sedih. Bisa saja bukan taehyung hanya berbaik hati dengan kasihan padanya ditambah lagi rumahnya yang memang dekat?

"Terimakasih atas tumpangannya dan selamat malam" jeongyeon menunduk lalu berbalik untuk mendekati gerbang rumahnya.

Greep

Taehyung memegang salah satu pergelangan jeongyeon lalu berdiri di belakang wanita itu.

"Jangan berbalik ke belakang aku mohon. Aku takut kau akan menertawaiku. Menertawai wajah seriusku dan ini adalah pertama kalinya bagiku oke? Dan aku akan mulai. Kau tahu? Untuk pertama kalinya aku merasakan suka. Suka terhadap seseorang. Seseorang yang sekarang begitu spesial untukku. Entah apa yang harus aku lakukan. Aku terlalu bodoh dalam hal ini . Dan sekarang Seseorang yang kusuka itu lebih banyak melamun sambil tersenyum. Aku takut ia sedang jatuh cinta, jatuh cinta kepada orang lain. Bukan padaku. Tapi untuk kali ini biarkan aku membuat sebuah pengakuan terhadap dirinya, tak peduli ia sedang menyukai orang lain. Cukup mengutarakannya saja dan seseorang itu cukup mendengar tanpa harus menjawab. Kau ingin tahu siapa dia? Orang itu adalah kau.Yoo Jeongyeon. Jeongie, Aku sungguh menyukaimu dan merasakan kenyamanan saat berada disisimu. Tak peduli bagaimana perasaanmu padaku. Tapi mengungkapkan jauh membuatku menjadi lega seakan-akan tak ada beban walaupun kini aku sedikit gugup. Dan, Semoga mimpi indah dan masuklah disini terlalu dingin" taehyung mengucapkan itu dengan sedikit bergetar dan menutup matanya. Setelah mengucapkan itu, taehung melepas genggamannya dan pergi untuk pulang dengan motor besarnya.

Sedangkan jeongyeon? Ia masih setia untuk berdiri mematung ditempatnya sambil mengulum senyuman.

Apa yang telah terjadi? Taehyung juga menyukainya? Cintanya terbalaskan? Tak bertepuk sebelah tangan?

Jeongyeon lalu berlari kecil sambil memegang kedua pipinya yang telah memanas dan memerah. Tak lupa senyuman yang mengembang terpampang di wajah cantiknya. Pertanda bahwa moodnya benar benar bagus. Dan malam ini ia akan menghabiskan waktu dengan berlatih memanfaatkan rasa senangnya agar bersemangat dalam berlatih.

*skipp

Masih dengan senyuman yang mengembang jeongyeon membuka pintu rumahnya dan mendapati ayahnya yang sedang berdiri sambil memegang ponselnya. Dapat jeongyeon lihat, raut khawatir terpatri diwajahnya.

------------
Maaf semuanya, authornya hilang tanpa jejak-_-

Terimakasih karena telah membaca cerita ini dan menunggu cerita ini publish.

Maaf juga part ini sangat pendek. Iluvyou

betrayalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang